Chapter 3

52 5 0
                                    

Bersama Samantha dan Jessica, Arryn berjalan menuju kantin sekolah.

Baru saja beberapa langkah, Arryn sudah merasa seperti alien.

Semua murid seketika menghentikan kegiatan mereka, dan mulai berbisiksatu dengan yang lain.

"Rambut sama mata norak banget!"

"Anak baru kelas 11A tuh."

"Apa-apaan tuh rambut ungu? Kenapa kepala sekolah ga hukum dia?"

Arryn sudah sering berada di situasi seperti ini, tetapi dia tetap tidak kebal terhadap situasi seperti ini.

Setelah berasa seperti ribuan jam, mereka menemukan sebuah meja kosong, dan menempatinya.

Beberapa menit berlalu, mereka makan dengan kesunyian ditambah tatapan mata menuju Arryn.

"Ryn, gue ga maksud buruk.. Tapi gue penasaran aja. Tuh rambut kok bisa ungu?", tanya Samantha memecahkan keheningan.

"Bokap gue orang amerika, jadi matanya biru. Tapi keluarga nyokap gue semua rambutnya warna ungu.", jelas Arryn.

"Wah! Gue jadi kepengen ketemu nyokap lu Ryn! Penasaran orangya gimana.", sahut Jessica.

Arryn tersedak bakso yang sedang dilahapnya.

"Hey, Easy. Makan pelan-pelan aja Ryn, tuh bakso gabisa lari kok.", kata Samantha sambil menyodorkan segelas air putih. 

Arryn pun mengambil gelas yang diberikan Samantha, dan menelan air putih yang didalamnya.

Pikiran Arryn berpacu. Kalau dia berkata bahwa ibunya telah meninggal, apakah teman-temannya akan menjauhinya?

"Jadi nyokap lu-"

"Nyokap gue udah meninggal.", Arryn memotong Jessica.

Diam.

Aduh! Salah nih! Seharusnya gue bilang nyokap gue keluar negri!, batin Arryn.

1 detik.

2 detik.

3 detik.

Samantha dan Jessica berjalan menuju kursinya Arryn dan memeluknya.

Seketika, tubuh Arryn mendadak kaku.

"Maaf Ryn, gue ga maksud..", bisik Jessica.

Air mata tumpah dari mata Arryn. Sudah lama sekali dia tidak pernah dipeluk dan disayang oleh siapapun.

"Ryn, jangan nangis...", bisik Samantha sambil membelai rambutnya dengan halus.

"G-gue cuman udah lama ga dipeluk orang.", kata Arryn sambil tersenyum.

Samantha mengangguk mengerti, dan kembali ke tempat duduknya.

"Ryn! Lu udah tau belom si Ethan dipilih jadi calon ketua OSIS loh!", kata Jessica mencoba menghibur.

"Kok bisa?", tanya Arryn dengan nada curiga.

"Ya pasti lah! Lu liat aja dia. Ganteng? Iya. Pinter? Gausa ditanya.  Jago olahraga? Iya. Sopan? Iya. Pokoknya dia semua adalah!", sahut Samantha.

"Terus, yang lebih serunya lagi, calon ketos boleh pilih siapa jadi wakil ketua OSIS. Seru kan! Bisa aja dia pilih gue!", timpal Samantha lagi.

Pikiran Arryn melayang. Apakah Ethan ganteng? Dia malu mengakuinya tetapi emang dia sangat ganteng, batin Arryn.

KRIIIINNGGGGG!

Lamunan Arryn buyar ketika suara itu menggema keseluruh pejuru kantin.

Samantha pun berdiri, menarik pergelangan tangan Jessica dan Arryn, menarik mereka menuju kelas Kimia.

***

Mereka memasuki kelas, dan melihat bahwa masih banyak bangku yang kosong.

Arryn menempati tempat duduknya dan melihat kearah lapangan basket.

Disana, ada sekitar 15 murid bermain basket dengan serius, tanpa menghiraukan bel. Disana juga ada Ethan. Dia terlihat sangat maskulin, dan rambut biru tuanya itu tertiup angin sepoi-sepoi. 

***

Ethan sedang bermain basket dengan beberapa temannya. Dia mencoba untuk shoot  "tripo",  dan berhasil. Tidak bermaksud sombong, tetapi Ethan memang jago bermain basket. Dia menjadi ketua dari tim basket inti sekolah ini.

Ethan merasakan ada seseorang yang sedang memperhatikannya, dan mendongak kearah tatapan itu.

Disana, dia melihat Arryn sedang memperhatikannya. Beberapa detik kemudian, Arryn terlihat terkejut; mungkin karena tertangkap basah sedang memperhatikan Ethan.

Arryn berkata kepada Ethan; kenapa belom naik? Udah bel.

Ethan terkejut. Bagaimana dia bisa mengerti apa yang dikatan seseorang yang baru dia kenal? Tetapi dia mengenyahkan pikiran itu dan menjawab perkataan Arryn; Iya sabar bu, ini gue naik.

Ethan melihat Arryn sempat ketawa sebentar, dan mengangkat jempol kearah Ethan. Segera, Ethan berlari menuju kelasnya, untuk menemui Arryn.

Kenapa gue mikirin dia mulu ya?, batin Ethan.

Inside The DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang