Ethan segera menghampiri Arryn yang sedang membaca sebuah novel.
"Bu, ini udah sampe, udah kangen sama gue?", gurau Ethan.
Arryn mendongak, dan saat itu mata mereka bertemu. Sesaat, Ethan tersesat pada lautan biru warna mata Arryn.
"EHM!", deham seseorang dari belakang.
Ethan menoleh dan melihat Joe, sedang memperhatikan mereka bertatap mata satu sama lain tanpa berkedip sedikit pun.
"Um.. Arryn, kenalin. Ini Joe, dia sekretaris kelas ini. Dia juga sahabat gue dari SD", kata Ethan.
"Salken Arryn! Semoga cepet jadian sama Ethan ya!", kata Joe sambil menjabat tangan Arryn.
"Hah? Enak aja lu! Sejak kapan gue jadian sama Ethan!", balas Arryn.
Joe hanya merespon dengan sebuah tawa kecil.
Tiba-tiba, speaker yang berada di pojok kiri kelas berbunyi, menandakan adanya sebuah pengunguman baru.
Anak-anak, pelajaran ini dibubarkan. Kalian segera menuju aula untuk pemilihan calon wakil OSIS untuk para calon ketua OSIS. Terima Kasih.
Ethan membeku. Dia baru mengingat bahwa dia belum memilih pasangannya. Tetapi dia tidak perlu khawatir, karena dia sudah menemukan pasangannya kurang dari 15 detik.
***
Arryn melangkah menuju aula, yang sudah dipenuhi dengan murid-murid berdatangan dan murid-murid yang sibuk menentukan tempat duduk.
Arryn menengok kanan dan kiri hendak mencari tempat untuk didudukinya, ketika dia melihat Jessica melambai kearahnya.
Arryn segera menghampirinya dan mengambil tempat duduk disebelah kirinya.
"Kok udah disini? Pengungumannya kan tadi.", tanya Arryn heran.
Jessica menjawab pertanyaan Arryn dengan mengedipkan matanya.
Aula dengan cepat menjadi sunyi, ketika suara kepala sekolah terdengar.
"Selamat pagi, murid-murid. Seperti yang kalian ketahui, sekarang akan dilaksanakannya pemilihan pasangan oleh calon ketua OSIS. Harap tenang, dan semoga para calon dapat memilih pasangannya dengan bijak, dan adil. Terima Kasih.", kata Pak Chris.
Seketika aula dipenuhi dengan suara tepuk tangan dan siulan.
"Saat saya memanggil nama calon, silahkan maju dan tentukan pilihanmu.", kata Ibu Tay.
Aula hening.
"Edgar Sebastian."
Aula dipenuhi dengan tepuk tangan, ketika seorang anak laki-laki berkacamata naik keatas panggung dan mengambil mic dari Ibu Tay.
"Terima kasih Ibu Tay. Saya memilih Nathaniel Cristopher menjadi pasangan saya.", kata Edgar.
Aula kembali dipenuhi tepuk tangan ketika seorang laki-laki tinggi, memakai sebuah jaket berwarna merah naik keatas panggung, dan berdiri disamping Edgar.
"Selajutnya, Ethan Jackson.", lanjut Ibu Tay.
Mendengar nama Ethan, jantung Arryn berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya. Dia memperhatikan Ethan menaiki panggung, diiringi tepuk tangan yang meriah dan siulan tinggi.
"Terima Kasih Ibu Tay. Pertama, saya ingin berterima kasih kepada semua guru disekolah ini, karena telah memilihku sebagai calon ketua OSIS. Sekarang, saya akan memilih pendamping saya sebagai wakil ketua OSIS.", kata Ethan.
Aula hening, menunggu jawaban dari sang calon ketua OSIS.
"Saya memilih Arryn Minerva sebagai pendamping saya.", memecah keheningan.
Bukannya tepuk tangan, murid-murid bertukar pandang dan berbisik satu sama lain.
Pikiran Arryn berpacu cepat. Apa dia salah dengar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Inside The Dream
Teen FictionHidupnya sudah sangat susah. Berbagai masalah yang harus dilewati Arryn, membuat Arryn selalu memikirkan kesalahan apa yang dibuatnya sehingga masalahnya bertumpuk. Ketika semuanya sedikit membaik, dia harus pindah ke sekolah lain. Dia selalu berp...