#2

7.2K 412 22
                                    

Seorang gadis tengah mondar-mandir di depan gerbang rumahnya.

"Berpikir... Berpikir..." entah sudah berapa kali kata itu terucap.

"Duh ni otak kalau di butuhin malah kagak mau kerja, kalau gak di butuhin aja kerja." dia masih setia mendumel dan menonyor kepalanya sendiri.

"Loh non? belum berangkat?" Seorang wanita yang bisa dibilang sudah berumur mendekat ke arahnya.

"Kalau saya udah berangkat gak mungkin masih disini mbok." ucap gadis itu sedikit ketus.

"Oh iyaa hehe." dan orang yang di panggil 'mbok' itu memamerkan cengiran terbaiknya. Mungkin dia pikir cengiran itu seperti yang ada pada iklan pepsoden, padahal realitanya berbanding terbalik.

"Tapi kenapa enon belum berangkat ke sekolah? Tadi mbok lihat cuma mondar-mandir di depan gerbang rumah kayak orang ilang."

"APA?" pekik gadis itu setelah mendengar ucapan dari pembantunya a.k.a mbok Jum.

"Eh? Mbok salah ngomong ya non?"

Gadis itu hanya memutar matanya malas dan mengacuhkan pertanyaan dari mbok Jum.

"Non." panggil mbok Jum lagi.

"..." gadis yang dipanggil tidak bergeming sedikitpun, dia sibuk memikirkan sesuatu yang ada di otaknya.

"Terpaksa mbok harus mengeluarkan jurus." mbok Jum menarik nafas dalam dan, "NON......." teriaknya disusul dengan tutupan telinga gadis itu.

"Apaan sih mbok? Kuping saya nggak lagi tuli jadi gak usah teriak-teriak dong." gadis itu menggerutu kesal.

"Habis si non dipanggilin nggak nyahut-nyahut." bela mbok Jum pada dirinya.

Dea, gadis itu menarik nafas dan menghembuskanya, jika ditahan nafas itu maka yang terjadi dia akan kehabisan nafas. "Emang kenapa sih mbok?" tanya Dea masih kesal sambil berkacak pinggang.

"Kenapa nggak berangkat sekolah non? Entar telat gimana?" dan pada akhirnya perkataan mbok Jum sedikit bermutu.

"Nah itu masalahnya."

Dan sekarang mbok Jum menatap bingung ke arah anak majikannya itu. "Masalah gimana non?" entah bahasa Dea yang ambigu atau si mbok Jum yang emang lemot.

"Ck.. Orang mau berangkat sekolah gak ada supir, mana becek gak ada ojek lagi."
Hari ini supir Dea sedang mengantar mamanya arisan.

"Yaelah non mbok kira apaan, kan non bisa msm mas yang ganteng itu loh..." Dea yang mendengar saran dari mbok Jum mengernyit bingung. Pasalnya yang dimaksud 'msm' itu apa? Kalau mas ganteng dia tau.

"Msm apaan sih mbok?"

"Hadehh non yang itu lhoo...." mbok Jum nampak berpikir sesaat, "....yang ketik-ketik di telepon." jelasnya sambil mempraktekkan orang mengetik.

Dea masih mencerna kalimat mbok Jum, pasalnya Dea bukan orang yang punya IQ tinggi, dia bahkan bisa dibilang sedikit lemot dan... entahlah apa lagi, intinya yang sepaket dengan lemot semua ada pada Dea. Tapi jangan dikira Dea lemot terus dia cupu di sekolah, anda akan salah besar, penampilan Dea sangat modis dan dia juga cantik. Tapi sayang dia sepaket dengan lemot and the geng.

"Oh maksudnya sms?" koreksi Dea yang sudah ngeh pada apa yang dimaksud mbok Jum.

Mbok Jum mengangguk antusias, dan sedetik kemudian Dea tersenyum lebar, jangan bilang dia kesambet setan?

"Kenapa gak ngomong dari tadi sih mbok? Kalau gini kan saya gak akan bingung." serunya dan dengan secepat kilat mengetik sesuatu di ponselnya.

"Hehe... mbok kan mau ngasih kejutan non." cengiran yang ditunjukkan mbok Jum tadi terulang lagi tapi kali ini makin lebar.

Karena sibuk dengan ponselnya Dea hanya mgngacuhkan ucapan mbok Jum.

"Gimana non?" tanya mbok Jum setelah beberapa menit hanya memperhatikan aktifitas Dea.

"Beres mbok." dengan memamerkan cengiran yang tak kalah lebar dari mbok Jum. "Tos dulu dong mbok." akhirnya kedua orang itu ber tos ria.

"Eh non itu ada ojek." tunjuk mbok Jum ke arah tukang ojek yang baru muncul di balik tikungan.

"Lah pas banget kalau gitu."

Tanpa berpikir lagi Dea sudah berada di atas motor tukang ojek.

"Berangkat dulu mbok assalamualikum."

Mbok Jum yang melihat kepergian Dea masih bengong. Bukan karena Dea yang terlalu bersemangat, melainkan gimana nanti kalau mas yang ganteng itu datang kerumah dan Dea sudah nggak ada?

Setelah Dea dan ojek itu menghilang di balik tikungan jalan akhirnya mbok Jum berbalik hendak masuk ke dalam rumah. Tapi belum sempat melangkah suara motor tepat berhenti di belkangnya.

"Assalamualikum mbok." sapa seorang lelaki sambil melepas helmnya.

"Eh? Walaikumsalam, si mas nyari non Dea ya?" tebak mbok Jum semangat empat lima karena yang datang adalah Alvo a.k.a mas ganteng.

"Lha kok tau?" jawaban itu lebih seperti orang yang sedang di gombalin.

"Tau lah, mbok Jum gitu loh." dengan bangganya wanita itu berucap. "Tapi non Dea-nya baru aja berangkat mas."

"Saya udah tau kok." jawaban Alvo membuat mbok Jum lagi-lagi melongo cengo, lengkap lah sudah.

"Tau dari mana mas?" tanya mbok Jum kepo.

"Tadi kan saya papasan sama dia naik ojek di tingungan situ." sambil menunjuk ke arah tikungan.

"Lha terus mas-nya ngapain kesini?" kali ini mbok Jum bener-bener bingung dengan keadaan.

"Tadi saya di sms sama Dea suruh kesini, ya udah saya kesini."

"Emang non Dea nggak ngasih tau mas suruh ngapain ke sini?" tanya mbok Jum memastikan.

"Katanya suruh jemput." dengan masih santainya dan berada di atas motor ninja hitamnya Alvo menjawab.

"Nah terus kalau sudah tau non Dea naik ojek ngapain mas kesini?"

"Lah? Bener juga, ngapain gue kesini ya?" ucapnya kepada diri sendiri sambil menggaruk bibirnya dan melirik ke arah mbok Jum yang menatapnya bingung.

"Hehe saya pamit ya mbok assalamualikum." dan secepat kilat Alvo mensetater lalu melajukan motor ninjanya itu.

"Walaikumsalam." kata mbok Jum masih cengo dan masih bingung melihat kepergian Alvo.

tbc

Couple IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang