#14

1.6K 116 16
                                    

Mobil Via berhenti tepat di parkiran yang telah di sediakan di tempat itu. Otomatis Via maupun Dea keluar dari dalam mobil.

Mereka menatap sekeliling.
"Rame banget." kata Dea sambil memperhatikan orang yang lalu lalang.

"Namanya tempat balapan, ya rame lah De." balas Via.

"Berarti kita harus nyari mereka di antara orang-orang ini dong?" Dea menatap Via tak percaya.

"Iya Dea sayang." Via gemes sendiri melihat wajah Dea yang kayak orang o'on lagi kebingungan itu.

Via mengajak Dea mendekati kerumunan yang diyakininya tempat balapan itu dimulai.

"Vi... Ya kali kita mau nyari mereka di antara orang-orang ini." keluh Dea yang juga disetujui oleh Via.

"Ohh.. Gue tau.. Gimana kalau kita tanya orang aja yuk..." belum sempat Dea menyetujui perkataan Via barusan tangannya sudah di tarik paksa. Pelakunya siapa lagi jika bukan Via.

"Tuh lihat De.. Kita tanya orang itu aja siapa tau dia liat para curut itu." mata Dea mengikuti arah jari Via.

Dengan pasrah Dea ditarik oleh Via menuju orang yang dimaksud tadi.

"Permisi..." ucap Via yang langsung ditatap oleh orang tersebut. Si orang yang dimaksud natap Via seolah bingung melihat orang yang tak dikenalnya. Bisa saja kan kuntilanak yang nyamar jadi cecan, apalagi ini malam jum'at.

Via yang mengerti arti pandangan orang itu lantas melanjutkan ucapanya.
"Emm.. Gini gue lagi nyari orang."

Orang itu tampak memperhatikan Via sesaat lalu beralih memandang Dea bingung sebelum ia menjawab,
"Oh... Ciri-cirinya kek gimana?" tanya orang itu balik.

"Cowok pake topi warna hitam jaket warna merah campur hitam celana jeans warna hitam yang dilututnya bolong terus...." belum selesai Via mengucapkan kalimatnya yang tanpa koma itu tiba-tiba orang tadi memotongnya.

"Tunggu-tunggu... Pelan-pelan napa jelasinnya. Gini aja...namanya tu orang siapa?" terlihat orang itu menahan tawa melihat raut wajah Via yang sempat kebingungan. Gimana dengan Dea? Ya Dea mah cukup jadi penonton aja. Asalkan Alvo ketemu, Dea gak masalah.

"Namanya Vano atau Alvo kalau gak Randy." jawab Via cepat. Lah? Orang yang dijelasin cirinya tadi cuman satu tapi ini malah jadi tiga.

"Ohh... Bilang aja dari tadi kalo nyari mereka. Gak usah lo jelasin kayak tadi gue juga tau mereka dimana." kata orang itu santai. Untung dia otaknya mampu ngadepin dua cewek yang rada keseleo otaknya.

"Ehh? Lo tau mereka dimana?" tanya Via girang.

Orang tadi hanya senyum aja sambil mengangguk yang tandanya tau.

"Tu mereka di sana." tunjuk orang tadi yang membuat Via maupun Dea membalik badan 180 derajat.

"Ohh disana lo rupanya." geram Via menatap Vano nyalang.

Dea tak kalah sengit menatap Alvo. Orang yang tadi hanya menatap kelakuan dua cewek itu bingung.

Via udah jalan ke arah Vano dan yang lain. Sedangkan Dea bingung, mau bilang makasih atau nggak.

"Ehh.. Thanks ya." dan akhirnya ia pun berucap kikuk. Orang itu hanya ngangguk sambil senyum, beuhh senyumnya manis banget, tapi sayang gak ngefek sama Dea, haha...

Kakinya menyusul langah cepat Via menuju kearah tiga cowok yang sangat ia kenal.

"VANO... GUE LAPORIN MAMA LO MAU BALAPAN LAGI....." ancaman yang diucapkan dengan berteriak yang keluar dari mulut toa Via membuat orang yang berada di radius tak jauh darinya menatapnya seolah Via sedang kesurupan. Mungkin pada retak gendang telinga orang-orang karena teriakan Via barusan. Jangan tanya Dea gimana reaksinya, biasa aja sih...saking ganasnya menatap Alvo sampai matanya jadi mata sharingan. Gini-gini Dea bisa marah ya.

Couple IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang