#17

1.3K 96 0
                                    

"Ini serius De?" tanya Alvo sambil menatap ke arah rumah yang familiar di matanya itu.

"Iya serius."

"Ck... Gimana sih? Katanya tadi mau ketemu seseorang di jembatan eh tau-taunya malah balik ke rumah lo lagi." keluh Alvo dengan memijat kening.

"Udahh ah yuk masuk." tanpa persetujuan Alvo, Dea langsung menggandeng lengan lelaki itu untuk membawanya masuk.

"Ni Dea kenapa jadi sok misterius gini sih? Penasaran gue sama tu orang." Alvo membatin sambil pasrah lengannya di gandeng Dea.

Sehabis dari jembatan tadi mereka memang langsung ke rumah Dea. Sebenarnya Alvo bingung, tapi mau bagaimana lagi Dea-nya itu seolah antusias ingin mengajaknya bertemu seseorang yang entah siapa Alvo tak tau.

Karena mereka jalan kaki ke jembatan tadi yang memang jaraknya tak jauh dari rumah Dea, maka saat ini mereka berjalan memasuki halaman rumah Dea yang bisa dibilang cukup untuk main sepak bola.

Baru saja mereka akan sampai di teras rumah, tiba-tiba seseorang yang familiar di mata Dea dan seseorang yang asing di mata Alvo muncul di depan pintu.

Dea yang melihat itu langsung berbinar-binar dan plastik cilok yang tadi di tanganya sudah berpindah ke tangan Alvo.

Tak perlu waktu lama karena Dea langsung berhambur ke dalam pelukan orang itu.

"BANG DEAN..... KANGEN......." teriakan Dea itu cukup melengking yang mengakibatkan gendang telinga bisa saja retak. Sedangkan orang yang dipanggil Dean itu hanya tersenyum dan kemudian terkekeh  melihat tingkah Dea.

Alvo yang melihat itu hanya terpaku bagai batu. Bagaimana mungkin Dea-nya itu memeluk orang asing? Sedangkan Dea tak pernah memeluknya seantusias itu. Siapa orang itu? Dan Dean? Hmm sepertinya Alvo pernah dengar nama itu.

Tiba-tiba saja Alvo mendengus keras yang menandakan ia sedang kesal. Tak biasanya Alvo sekesal ini. Apakah seorang Alvo tengah cemburu? Entahlah Alvo sendiri tak tahu.

"Udah dari tadi bang?" tanya Dea yang terdengar manja.

Bahkan Alvo sampai melotot karena mendengar itu. "Wah ada yang gak bener nih kayaknya." protes batin Alvo yang jelas tak terima. Tangan Alvo sudah terkepal dan meremas kuat plastik cilok di genggamanya saat ini hingga menimbulkan bunyi krusek-krusek.

"Baru aja kok." jawab Dean yang sekarang mengelus rambut Dea sayang seperti melepas rindu. Alvo melengos melihat hal itu. Entah mengapa Alvo ingin berteriak saat ini juga, "Itu PACAR gue woyy..."

Saat ini Alvo tak sadar tengah di perhatikan oleh seseorang yang entah datang darimana. Sampai Alvo merasa ada yang menyenggol lenganya.

"Den Alvo kenapa mukanya di tekuk gitu atuh?" nada suara yang begitu familiar.

Alvo menengok ke kanan dan mendapatkan mbok Jum disana.
"Gak papa mbok." jawab Alvo mengalihkan pandang dari objek di hadapanya itu. Tatapan Alvo tadi begitu tajam sampai membuat mbok Jum kepo apa yang tengah di tatap oleh Alvo.

Bolak balik mbok Jum menatap ke arah pandangan Alvo dan balik lagi ke dirinya.

"Ohhh mbok tau atuh, den Alvo cemburu kan yak?" dengan sengaja mbok Jum menggoda Alvo.

Mata Alvo melotot mendengar ucapan mbok Jum yang asal njeplak itu. Ya walaupun Alvo sedikit tersinggung karena hal itu haha.

"Tenang aja den Alvo mah, non Dea sama den Dean itu cuman-"

"Mbok Jum buruan ini ikannya gosong."
ucapan mbok Jum terpotong karena teriakan dari dalam rumah itu.

"Aduh sampe lupa mbok lagi goreng ikan. Ya udah ya den mbok masuk dulu." dengan terbirit-birit mbok Jum meninggalkan Alvo begitu saja. Sebenarnya mbok Jum ini sudah seperti jalangkung, datang tak diundang pulang pun tak diantar.

Couple IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang