Sudah satu minggu berlalu sejak Dea dan Alvo bertemu dengan Via di cafe waktu itu. Dan seperti ucapan Via waktu itu, kini ia bersekolah di sekolah yang sama dengan Dea dan Alvo.
Akhir-akhir ini Alvo sangat dekat dengan Via. Dea tau itu, karena mereka memang sudah berteman sejak SD. Tapi entah kenapa melihat kedekatan Alvo dan Via Dea sedikit kesal, mungkin.
Jika biasanya Dea dan Alvo selalu bersama, namun kini Alvo juga sering bersama dengan Via. Ya walaupun ada kembaranya Via yang bernama Vano itu, tapi tetap saja kan Dea merasa kesal.
Satu hal yang tengah Dea pikirkan saat ini. "Kenapa kalau gue ngelihat Alvo sama si Vi..Via. ya kan nama dia Via? ya aja kan. Kenapa dada gue terasa sesak gitu ya? Apa gue punya penyakit asma? kayaknya gak deh." batin Dea dalam hati.
"Woyy lo pagi-pagi kagak usah bengong o'on kek gitu, kesambet tuyul gue gak tanggung jawab." semprot Vivi yang tiba-tiba datang.
Memang saat ini Dea sedang berada dikelas tepatnya duduk di bangkunya. Entah setan dari planet mana yang nempel sama Dea sampai-sampai ia berangkat terlampau pagi ke sekolah seperti tadi. Saat ini kelas belum terlalu ramai.
"Lah lo tumben datang pagi? Apa jangan-jangan lo beneran kesambet tuyul?" tuduh Vivi asal jeplak.
Dea menengok ke arah Vivi.
"Lo ngomong sama gue Vi?" tanya Dea polos.
Vivi melotot lalu menghela nafas. "Serah lo serah. Gue nyerah..." Vivi angkat tangan tinggi-tinggi di depan Dea.
"Eh lo udah belajar belum?" tanya Vivi yang tiba-tiba mengubah topik.
"Udah belum ya? Gue gak ingat." kata Dea sedikit meringis.
"Ya Allah Dea sahabat gue yang paling baik.... kita nanti ada ulangan sejarah soalnya kalau gak salah 30 dan yang paling berbahaya itu..... Mau tau gak?" Vivi mengangkat-angkat alisnya sambil menatap Dea.
"Apa?"
"Jika lo dapet nilai merah dan sudah jelas bakal remidi, soalnya bakal digandakan 3 kali lipat. Mampus dah lo." nada bicara Vivi ini mirip dengan orang yang sedang menakut-nakuti anak kecil.
"Ohhh gitu." Dea manggut-manggut imut, eaaa.....
"Cuman 'Oh gitu'?" kini Vivi menatap tak percaya kearah Dea.
"Iyaa.. Gue tau kok kalau gue remidi pasti lo juga bakal remidi ya kan?" Dea mengucapkanya dengan wajah polos. "Dan emang lo sendiri udah belajar?" terkesan polos tapi rada-rada brengsek.
"Hehe... gue tadi malam lupa kalau mau ada ulangan." kini Vivi hanya cengar-cengir idiot. Lah?
"Tos dulu lah kalau gitu." seru Dea dan disemangati oleh Vivi. Sahabat yang ajaib.
Sehabis ber tos ria Vivi duduk di bangkunya tepat di sebelah Dea, ya karena mereka duduk sebangku. Mereka telah melupakan soal-soal sejarah yang sudah menantinya.
Vivi sibuk berkutat dengan ponselnya. Dea yang kepo akhirnya ikut mengintip aktifitas Vivi.
"Lo ngapain sih Vi senyum-senyum sendiri?" Dea menatap sahabatnya itu bingung.
"Hehe... lagi liatin fotonya si doi." balas Vivi sambil cengar-cengir gaje.
"Lah? Lo punya gebetan? Siapa?" tanya Dea antusias.
"Nih." Vivi menyodorkan ponselnya di depan wajah Dea. Di ponselnya terpampang jelas foto dua orang malaikat.
"Yeee kalau itu mah doi gue juga." sinis Dea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Idiot
HumorHighest Rank # 42 in Humor [Ditulis pas saya masih alay banget] Ini hanya kisah sepasang kekasih yang bisa dibilang idiot, somvlak, dan apalah namanya. "Al, sebenarnya asal mula kita jadian gimana sih?" "Nah itu, gue juga bingung. Sebenarnya gimana...