5

142 42 30
                                    

Jatuh dan patah itu sama-sama menyakitkan, tetapi tidak adil. Jika jatuh ditemani hati, semua orang menyukai itu. Namun jika patah ditemani hati, semua orang membenci itu. -Caca
▪▪▪

Bagas menghampiri Vita yang sedang terduduk di perpustakaan seorang diri. Selain membeli spanduk, Bagas juga sempat membeli hadiah untuk Vita. Sesuai dengan janjinya karena Vita sudah membuat Caca tertawa gara-gara ceritanya.

"Vita!"

Merasa namanya dipanggil, cewek itu langsung menoleh ke arah Bagas yang sudah terduduk di sampingnya sambil menampilkan senyum menjijikan khas cowok berkulit putih itu, membuat Vita seketika mengernyit bingung.

"Ngapain lo senyum-senyum?"

Bagas menyerahkan lima bungkus cokelat batang yang kemasannya berwarna ungu, membuat Vita langsung mengernyit kaget.

"Buat lo," ucap Bagas kemudian.

"Bu-buat gue? Buat Caca kali, masa buat gue?"

Bagas menggaruk-garuk kepalanya. "Kalo gue kasih Caca, dia pasti bakalan nggak mau. Gue kasih itu ke lo aja deh, sebagai ucapan terima kasih karena kemarin lo udah ngejelek-jelekin gue tapi malah bikin Caca ketawa."

Vita menyipitkan matanya.

"Serius itu buat lo, kok. Gue bingung mau ngasih lo apa, makanya cokelat aja."

Pada akhirnya Vita menghela napas pelan. "Segitunya lo, Gas."

Bagas mengedikkan bahunya. "Ya mau gimana lagi? Caca bener-bener udah buat gue gila, Vit."

"Tapi, apa lo nggak cape merjuangin Caca sampe segitunya? Lo udah ditolak mentah-mentah loh, Gas, sama Caca. Udah puluhan kali, malah."

Bagas tersenyum tipis. "Gue nggak peduli. Gue bakalan terus perjuangin Caca sampe dia bisa nerima gue."

"Bukannya itu kaya maksain ya, Gas?"

Bagas terdiam, membuat Vita seketika mengaduh dalam hati. Ia merutuki mulutnya sendiri yang tidak bisa diajak berkompromi.

Sebenarnya, alasan Bagas masih memperjuangkan Caca bukan hanya ingin melindungi Caca saja apabila sewaku-waktu penyelidikkannya itu terbongkar oleh targetnya, tapi karena Bagas benar-benar mencintai Caca. Mau percaya atau tidak, dulu saat kelas sepuluh Bagas dan Caca itu teman dekat. Bahkan bisa dibilang lebih dari teman dekat tetapi tidak mempunyai status yang lebih dari teman.

Intinya dulu mereka sama-sama saling menyayangi.

Dan saat mereka menginjak kelas sebelas awal, Bagas mencoba menyatakan perasaannya kepada Caca di depan seluruh siswa karena Bagas menyatakannya di tengah lapangan sekolah. Dan saat itu Caca juga terlihat sangat senang sekaligus kaget dengan perlakuan Bagas.

Bisa Bagas pastikan, jika Caca mempunyai perasaan yang sama sepertinya.

Tetapi, belum sempat Caca menjawab perasaan Bagas, salah satu murid menyelundup masuk ke tengah-tengah lapangan lalu memberi tahu Caca jika Pak Graha sedang mencarinya. Dan sepertinya hal itu terdengar sangat penting di telinga Bagas.

Terpaksa, Caca meminta maaf kepada Bagas untuk menjawab perasaan itu di lain waktu saja atau pun di telpon nanti. Setelah itu, Caca berlari pergi dengan siswa tersebut.

Ya, semuanya berawal dari sana.

Caca mulai menghindar dari Bagas, bahkan dipanggil pun cewek itu tidak menoleh. Bagas tidak tahu kenapa, yang jelas perubahan cewek itu sukses membuat hidup Bagas seperti diporak porandakan.

Dan jawaban yang Bagas dapatkan dari Caca tantang perasaannya itu adalah tidak.

Caca tidak menerima Bagas menjadi pacarnya.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang