Senja bangun dari tidurnya, dia mengambil ponselnya di bawah bantal, melihat jam berapa sekarang, ternyata waktu masih menunjukkan jam setengah tujuh, dengan gerakkan malas senja bangkit dari tidurnya menuju kamar mandi. Setelah mandi dengan gerakan cepat senja menggunakan baju dan sweater merah maroonnya.
Seperti biasa senja tidak akan makan dulu, dan niatnya sekarang dia tidak akan pernah minum obat karena dia yakin dia bisa hidup tanpa obat, maka dari itu jadwal minum obat pagi ini tidak di minum. Itu rencananya semalam setelah makan bersama bundanya."Oke berangkat" seru senja setelah memakai sepatu converse nya. Dengan cepat dia keluar dari rumahnya seperti anak kecil yang berlari-lari, setiap hari senja memang berjalan dari rumah kesekolah walau dia tahu sekolah dan rumah terlampaui jauh.
Sesampainya di sekolah senja langsung masuk ke dalam kelasnya tanpa suara sama sekali.
"Yoyoy senja lo udah dateng" teriak gadis dengan rambut yang di kuncir kuda.
"Hmm" gumam senja saat melihat mia masuk ke dalam kelas dengan kebisingan. "Vita mana" tanya senja sambil bangkit dari posisinya yang tadi sedang duduk.
"Mana gue tau, eh tapi tadi lo di cari denza noh" ucap mia saat sudah ada di samping senja dengan wajah tanpa dosanya itu.
"Oh dimana" jawab senja malas, sebenaranya dia penasaran apa yang ingin kekasihnya ucapkan tapi rasa negatif nya terlalu besar."Lah lo kan pacaranya ngapain tanya gue" mia langsung melihat senja dengan tatapan anehnya, jujur mia merasa aneh pada sahabatnya ini, karena selalu diam dari tadi. "Emang kenapa sih, kok gak biasanya lo kayak gini" lanjutnya namun senja tidak mempedulikannya dengan cepat dia bangkit dari kursi menuju kantin. Jalanan di koridor begitu ramai memebuat dirinya harus berdesakan di tambah teriakan mia yang menggema di setiap jalan.
Sabarkan hamba mu ini gumam senja dalam hati.
Di kantin kelas duabelas memang ramai, tapi senja bisa melihat sosok yang pasti sudah menunggunya dari tadi.
"Haii senja" sapa denza sambil bangkit dari kursi.
"Kita perlu bicara" lanjutnya."Mau ngomong apa" tanya senja tanpa basa-basi.
"Kita putus ya"
"Kenapa"
"Karena gue udah pacaran sama vita"
Jleeeb.
Tenyata pikirannya selama ini benar, bahwa denza mencintai vita bukan dirinya, jadi untuk apa dia memaksa denza untuk mencintainya. "Ya, itu terserah kamu, berarti sekarang kita putus" ujar senja dengan penekanan lalu sahabatnya, salah mantan sahabatnya sudah berada di belakang denza "dan vit selamat ya lo udah pacaran sama denza, dan memutuskan persahabatan kita, inget gue dan mia gak akan maafin seorang penghianat" senja berlari dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya, kenapa di saat dia butuh seseorang tapi orang itu malah pergi meninggalkannya, apa salahnya selama ini, di khianati sahabat sendiri itu begitu tidak enak. Kepala senja begitu berat, kakinya sudah tidak kuat menopang tubuhnya lagi perlahan kelopak matanya tertutup dan sudah tidak ada lagi yang bisa dia lihat.
Pria dengan hoodie abu-abu nya menahan tubuh senja yang sudah tidak sadarkan diri, wajah pria itu begitu datar tanpa ekspresi sama sekali, tapi dari matanya tersorot rasa khawatir dengan cepat dia menggendong tubuh senja untuk di bawa ke uks sekolah, gadis ini menggangu niat awal dia datang ke sekolah, tapi bagaimana lagi jika sudah terlanjur. Pria itu menaruh tubuh senja di kasur uks, dia mencari kotak P3K, dan mengambil minyak kayu putih, tapi gadis itu terus tidak sadar membuatnya kesal.
"Nyusahin aja dah nih bocah" gumamnya frustasi dengan cepat dia mengambil ponsel gadis itu yang sempat jatuh di jalan. Pria itu mencari nomor terakhir yang ia hubungi dan mulai mengetik pesan.
Maaf teman anda sedang sakit, tolong datang ke uks saya ada urusan.
Mia:Iya gue kesana sekarang
Dengan malas pria itu membuka hoodienya, lalu meletakkan ponsel gadis itu. Pintu uks terbuka menampakkan mia yang tengah panik.
"Senja lo dimana" teriak mia setelah masuk ke dalam uks , lalu dia menatap pria yang sedang berdiri itu dengan tatapan mengintimidasi "lo yang telpon gue"
"Hmm, kalau udah gue pamit" pria itu langsung keluar dengan ekspresi datarnya, sedangkan mia menyipitkan matanya merasa pernah bertemu dengan pria itu, tapi acara ingat mengingat nya gagal karena senja yang sudah sadar.
"Gue di mana" tanya senja sambil melihat ke kanan dan kiri.
"Di surga sen" jawab mia asal sambil duduk di kursi yang sejak tadi nganggur.
"Serius ogeb" ujar senja sambil menyodorkan tangannya di kepala mia."Canda sen, ehh gue denger vita jadian sama denza, ck emang ya kelihatan udah penghianatannya" gumam mia kesal, bagaimana tidak selama ini senja dan dirinya sudah menganggap vita sahabatnya tapi dia malah menghianatinya.
"Ck. Biarin lah, gue males bahas dia" ujar senja dengan nada terlihat cuek.
"Tapi siapa yang bawa gue ke sini" tanya senja."Cogan senja, tapi dingin gitu, kayaknya gue pernah ngeliat tuh orang tapi dimana ya" jawab mia sambil mengangkat tangannya yang di taruh di dagunya.
"Udah ahh gue cape mau tidur lagi" baru saja senja ingin menutup matanya teriakan mia menganggu.
"Ohh gue inget, itu kan, itu kan" ujar mia sambil memainkan kakinya.
"Itu itu apa mia, udah ahh males gue bahas itu" senja langsung saja memejamkan matanya meninggalkan mia yang masih berfikir.
"Awas aja senja"
"Hmm, diem"
Mia hanya mendengus kesal melihat senja, yang meninggalkannya sendiri, terkadang mia heran dengan sahabatnya ini, gila? Iya, baik? Iya enggak, dingin? Iya, tapi nyebelin? Juga iya.
Dan itu membuatnya harus extra sabar, dan dia bahkan bersyukur memiliki teman seperti senja, bahkan jika di suruh memilih senja dan vita dia akan memilih senja karena senja adalah orang terjujur yang pernah mia temui.Tapi satu mungkin yang ia tidak tahu.
"Gue sayang sama lo sen, gue harap lo gak pernah merahasiakan sesuatu, karena apa, karena saat gue tau lo punya masalah gue bisa bantu lo, i miss you" gumam mia membuat senja yang belum sepenuhnya tidur, terhanyut dalam perasaan.
Gue juga sayang lo mia, tapi maaf kalau gue gak bilang tentang penyakit sialan ini, gue harap lo maafin gue ya. Balas senja dalam hati, jujur saja dia ingin menangis sekarang tapi jika ketahuan dia akan Mali dan membuat mia curiga dan itu hal yang paling ia hindari bukan.
Perlahan senja benar-benar tertidur memasuki alam sadarnya dan menuju mimpi yang sudah menunggunya, dan semoga saja itu mimpi Indah.
Part 2 ya, makin gak jelas ya, tapi baca ya, jangan lupa emmm... Vote sama comment.
Di tunggu loh, thank's😁

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Setelah Gerimis
Teen Fiction"Aku adalah diriku. Dan kamu adalah dirimu". Bagimana kehidupan Senja Alavia ketika dia merasa dirinya tidak bisa memiliki kebahagiaan, dan apa jadinya saat dia bertemu mantan kakak kelas di SMA nya, dan orang itu Naufaz Rivana. Apakah naufaz bisa...