8.Pulang bareng

33 8 0
                                    

Hari sabtu adalah hari dimana senja kerumah sakit untuk chek up. Jadi kini dia sudah siap menggunakan sweater abu-abu yang di padu dengan celana berwarna putih panjang. Tidak lupa tas kecil selempangnya. Setelah siap semua dengan cepat senja sudah pergi mencari angkot tapi jika tidak ada dia terpaksa menggunakan taksi.

Setelah sepuluh menit menunggu angkot tapi tidak ada dan akhirnya senja memilih menaiki taksi yang lewat. Tidak sampai satu jam senja sudah berada di depan rumah sakit yang sudah jelas bersih dan rapih.

"Ini pak uangnya" ujar senja lalu berjalan menuju pintu masuk. Banyak suster yang sudah mengenal senja padahal baru beberapa hari dia berobat di rumah sakit ini, rasanya senang banyak yang menyapanya tapi rasanya juga sedih karena mereka menyapa senja saat dia sedang sakit saja.
Senja mengetuk pintu ruangan yang berwarna putih susu, terdapat tulisan di sana.

'DR.FAHRI INDRAWAN'

"Masuk" teriak seseorang dari dalam ruangan. Senja mulai memegang knop pintu lalu membukanya.
"Hai, senja apa kabar, udah siap chek up" tanya dokter fahri pada senja.

Dokter fahri adalah dokter termuda di rumah sakit ini, umurnya hanya beda lima tahun dengan senja. Mungkin sekarang umurnya adalah dua puluh dua tahun, dia telah lulus S2 satu tahun yang lalu dan hasilnya dia telah sukses menjadi dokter yang berbakat. Dan yang membuat senja senang berada di sini karena dokter fahri sudah punya tunangan. Jadi setiap senja kesini tunangan dokter fahri lah yang menemaninya.

"Iy dok, ngomong-ngomong mbak Sari mana" tanya senja pada fahri. Sebenarnya fahri sering bilang pada senja untuk memanggilnya 'kakak' saja, tapi senja kekeh sama panggilang dokternya.

"Kamu ya, panggil kakak aja jangan dokter" cibir fahri pada senja lalu memanyunkan bibirnya.

"Canda kak, ih mbak Sari mana dulu" tanya senja lagi.

"Lagi sama anak-anak di Taman rumah sakit" jawab fahri santai sambil tersenyum meledek "kalau mau ketemu, chek up dulu sini" lanjut fahri.

"Iya dokter fahri" tekan senja di kata dokter fahri.

Sari adalah nama tunangan fahri, Sari adalah gadis yang sangat baik, dia juga cantik, umurnya yang kedua puluh satu mampu membuat dia terlihat dewasa. Dia bekerja sebagai sekretaris. Sari juga suka pada anak kecil, tapi anehnya dia lebih suka senja dari pada anak kecil.

"Eh fahri, opss" teriak senja sambil menutup mulutnya.
Fahri menatap senja tajam membuat senja cengegesan saja.

Nih bocah gak sopan ya. Batin fahri namun dia terkekeh juga.

"Jadi gini nih sifat asli senja" ledek fahri yang sedang menyiapkan alat untuk chek up.
Senja pun mulai tertawa, ini lah yang ia suka dari dr.fahri, selalu bertingkah santai tidak seperti dokter yang lain, yang sukanya serius. Senja berjalan ke arah fahri untuk mulai chek up. Butuh waktu setengah jam melakukan chek up dengan fahri karena selalu di ajak bergosip ria. Lalu belum lagi meminta obat dari apoteker di rumah sakit dari dua minggu senja sudah bisa beradaptasi dengan banyak perawat, suster, penjaga, dan staff medis lainnya.
Contohnya, mbak lila, mbak Putri, pak adam, pak udin, mbak aya, dan mas joko.
"Nah udah selesai chek up nya"

"Ya udah, aku pergi dulu ya kak" langsung saja senja pergi dari ruangan tersebut menuju Taman, harusnya dia ke apoteker tapi dia ingin bertemu dengan mbak sari dan anak-anak yang memiliki penyakit seperti dirinya.

"Mbak sari im coming" teriak senja saat sudah berada di dekata mbak sari " hai adik adik kecil yang lucu" sapa senja pada anak-anak itu.
Senja terharu melihat mereka, dari mereka yang tidak memiliki rambut sama sekali, lalu bibir mereka yang berwarna biru. Senja tahu bahwa mereka adalah anak-anak yang sudah memiliki penyakit stadium dua, tiga, empat. Jadi sangat jelas bahwa mereka punya penyakit. Sedangkan senja dia bahkan belum sampai tahap satu.

Senja Setelah GerimisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang