Akhirnya, setelah keputusan yang gue berikan, gue disini.
Disini, diatas motor kak Seungcheol.
Setelah gue membuat keputusan, gue melihat kak Taeyong yang menatap kak Seungcheol tajam. Sedangkan, kak Seungcheol hanya tersenyum meremehkan.
Sumpah, gue mau jujur. Buat keputusan yang tadi susah banget.
Pilihan pertama, gue mau banget berangkat bareng sama kak Taeyong. Pilihan kedua, gue mesti move-on. Kak Taeyong udah ada yang punya.
Akhirnya, dengan berat hati, keputusan gue jatuh dipilihan kedua. Berangkat bareng kak Seungcheol.
"Sumpah, ya. Gue nggak nyangka lo bisa milih gue dibanding si sok cool itu." Ujar kak Seungcheol disela-sela perjalanan.
Gue nggak menjawab. Gue malah semakin mengeratkan pegangan gue dipegangan belakang motor kak Seungcheol.
Lagi-lagi, kak Seungcheol melanggar rambu lalu lintas.
Gue berdecih. Kenapa dia mesti melanggar rambu lalu lintas mulu? Padahal nunggunya nggak sampai 5 menit.
Tapi akhirnya gue sadar, kak Seungcheol bukan jalan kearah sekolah, melainkan ke jalan yang lain.
"Woy, gue mau ke sekolah. Lo mau nganter gue kemana?" Kata gue sambil menepuk pundaknya.
Kak Seungcheol tiba-tiba memasuki gang sempit dan kecil.
Gue udah mulai sweatdrop dan panik.
Ini guenya mau dibawa kemana coba???
Tiba-tiba, motornya terhenti. Kak Seungcheol membuka helmnya dan turun dari motornya.
"Ayo, turun." Pintanya.
Gue nggak berniat sama sekali buat turun dari motornya.
"Eh, gue nyuruh elo nganterin gue kesekolah, bukan malah bawa gue ke tempat asing ini, bego."
Kak Seungcheol hanya menyeringai, membuat gue menatapnya jijik.
Gue makin panik, bentar lagi masuk, terus gue belum sampe-sampe ke sekolah.
Tau gitu, gue minta kak Taeyong aja nganterin gue.
"Sumpah, ya. Anterin gue ke sekolah, cepet! Kalo mau bolos, ya, bolos aja. Ngapain ngajak gue." Perintah gue yang udah nggak tahan.
Kak Seungcheol menatap gue datar, "Turun."
"Nggak. Anterin gue ke sekolah, cepet. Gue ada test."
"Turun, nggak?" Kak Seungcheol mulai mengancam.
Mau nggak mau, gue langsung melepas helm gue dan turun.
Sumpah ya. Ternyata emang bener,
Penyesalan selalu datang diakhir.
Tau gitu gue mendingan dianter kak Taeyong aja daripada gue dibawa ketempat kaya gini sama kak Seungcheol.
Nggak, gara-gara ini, gue nggak sudi lagi manggil dia dengan sebutan, 'Kak'. Nggak sudi.
Gue mengikuti langkah Seungcheol dari belakang. Gue udah mulai gelisah.
Udah mulai keringat dingin, sekarang udah pukul 7 lewat 36 menit. Berarti gue udah telat 6 menit.
Bodoh, ah. Gue udah telat jadi males banget masuk sekolah.
Seungcheol nuntut gue dari depan, sampai Seungcheol berhenti disebuah rumah, kaya tempat tongkrongan.
Seungcheol memberhentikan jalannya dan menoleh ke arah gue yang sedang menatapnya tajam, "Ayo." Seungcheol langsung masuk ke rumah itu.
Cih, gue mau coba kabur, tapi nggak tau jalan. Sial banget gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Taeyong [✔]
FanficLee Taeyong. // Love at the first sight? Cliché. But it was meaningful. © woobaragi, 2017.