4.0. epilogue

20.2K 1.4K 253
                                    

Disitu, jantung Chaeeun langsung berdetak cepat banget.


Apa dia bilang? Nggak pacaran?

"H-hah?" Chaeeun cuma bisa cengo natap Taeyong. Sedangkan Taeyong hanya menatap Chaeeun tanpa ekspresi.

Kemudian, Taeyong menangguk. "Gue bener-bener nggak pernah pacaran sama Jisoo, maupun Jennie."

"Terus, yang kemarin kak Taeyong narik kak Jisoo pergi itu, ngapain?"

"Mau bicara berdua, kasihan kalau ditolak didepan banyak orang kan malu-maluin dia juga." jelas Taeyong sambil tersenyum.

Pikiran Chaeeun mulai nge-blank. Kalau nggak pacaran, kenapa Jisoo ngaku-ngaku kalau Taeyong itu pacarnya?

Chaeeun hanya ketawa hambar, "Bohong ah, Kak," Ujarnya membuat Taeyong mengernyit, "Kak Jisoo aja pernah marah pas aku deketin kak Taeyong. Mangkanya aku niat jauhin tapi gagal mulu." Jujurnya tiba-tiba membuat Taeyong menatapnya kaget.

"Jisoo ngomong begitu?" tanya Taeyong, lalu Chaeeun menangguk. "Dia udah ngancem aku beberapa kali. Emang aku yang keganjenan kali, ya. Sorry. Sampein maaf aku ke kak Jisoo, ya."

Taeyong menggeleng, "Gue sama Jisoo beneran nggak pernah pacaran. Itu Jisoo cuma ngada-ngada aja. Serius, kita nggak pernah pacaran." ujar Taeyong membuat Chaeeun makin nge-blank.

"Terus kemarin pas pergi bareng Starbucks itu?" tanya Chaeeun masih nggak percaya.

"Itu gue kebetulan ketemu dia,"

"Pas— pas lo nginap dirumah gue, lo telepon Jisoo malem-malem sambil manggil sayang?"

"Itu gue nelpon mama gue." jelas Taeyong sambil menghela nafasnya.

Terus Chaeeun ngeblank lagi.

Taeyong menangkup kedua pipi Chaeeun sambil menatap dia lembut, "Lo percaya sama gue?"

"Kenapa nolak Jisoo?" tanya Chaeeun polos membuat Taeyong menghela nafasnya lagi, mencoba untuk sabar.

Taeyong berjalan menuju ruang OSIS, sedangkan Jisoo berjalan disampingnya, sambil tersenyum penuh kemenangan.

Sesampai diruang OSIS, Taeyong membuka pintu, "Masuk." Ujarnya sambil masuk duluan, diikuti oleh Jisoo dari belakang.

"Ngapain lo bawa gue kesini, Yong?" tanya Jisoo, kemudian menyilangkan kedua tangannya didepan dada sambil menyeringai, "Lo mau apa-apain gue, ya?"

Taeyong mendecih, "Gue bawa lo kesini karena nggak mau malu-maluin elo."

Jisoo kemudian tersenyum, "Gue nggak apa-apa kalau nembak cowok duluan, apalagi nembaknya pas lagi banyak-banyak orang, asalkan lo terima gue,"

"Kalau gue nggak mau terima gimana?" celetuk Taeyong membuat senyum Jisoo memudar, tapi Ia tersenyum— ah, lebih tepatnya menyeringai lagi.

"Gausah bercanda."

"Jis, cara lo emang udah keren, berani nembak cowok duluan. Tapi, sorry, gue harus nolak lo." jelas Taeyong membuat ekspresi Jisoo langsung pucat.

Dear Taeyong [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang