29* SPESIAL

1.6K 156 4
                                    

Kapanpun lo butuh, gue bakal selalu ada buat lo. Meskipun lo nggak pernah tau, udah berapa liter air mata gue menetes karena lo. Karena lo nggak pernah sadar bahwa gue yang lebih peduli.

*****************

 "Kita mau kemana sih, sebenernya?" Aku merengek pada Rafael, karena sudah setengah jam kami berkeliling mall, tapi tidak tahu arah tujuan.

"Gue juga bingung, nih. Kado apa ya, yang pantes buat Raissa?" Aku meniup poni seraya menghembuskan nafas pelan. Rafael terduduk di kursi tengah mall. Sedangkan aku hanya berdiri di hadapannya.

"Lo kan cowoknya Raissa! Masa nggak tau sih, apa kesukaannya dia?" Omelku padanya.

"Makanya itu gue ngajak lo kesini, biar bisa bantuin gue cari kado buat dia!" Rafael malah berbalik omel.

Ku hempaskan saja tubuhku ke kursi yang cukup panjang itu. Tak lupa ku sandarkan punggung ini ke benda kayu tersebut. Aku dan Rafael duduk berdampingan.

"Maaf ya, gue jadi ngerepotin lo." Aku tersentak atas ucapan Rafael barusan, dia meminta maaf?

"Nggak papa, kok. Lo kan temen gue." Lirihku.

Duh, kok sakit banget, ya?

"Lo bukan sekedar temen gue, lo lebih dari itu. Bahkan gue udah nganggep lo sebagai adik gue sendiri." Ujarnya sambil menatap mataku disertai senyuman itu. Kami saling tatap. Sangat serius.

Nggak papa, Raf. Kalo lo cuma anggep gue sebagai adik. Setidaknya keberadaan gue dihargain.

Aku hanya mengangguk lalu beralih pandangan. Tatapan yang sempat kami lakukan, kini sudah purna. Ku rasakan kehangatan itu, meski hanya beberapa detik saja.

Ting!

Ponselku berdering sekali. Ada notifikasi pesan masuk. Segera ku rogoh tas bagian depan, berniat mengambil benda ajaib itu.

Lock screen dengan gambar kucing, ku geser perlahan. Berubahlah menjadi foto yang terpampang jelas di layar wallpaper. Fotoku dengan Raissa beberapa tahun lalu.

Notifikasi itu, dari Sandi.

Nanti sore kita hrs ketemu!

Reflek, aku menaikkan alis. Niat apalagi yang akan dia perbuat? Segera ku arahkan jemariku ke touchscreen. Mengetik sebuah balasan.

Emg mau ngapain?

Kalo ada perlu, ngmg aja skrg!

Beberapa menit kemudian, dibalas lagi.

Gue maunya kita FTF! PENTINGS!!!

Segera ku ketik balasan lagi.

Gue msh ada urusan, jgn ganggu

Mending lo urusin tuh, mantan lo!

Aku tidak peduli apakah Sandi akan membalas pesannya atau justru hanya sekedar read.

Memang alasanku itu tidak dibuat-buat. Aku sedang tidak ingin diganggu. Kapan lagi bisa jalan berdua sama Rafael?

"Kita ke toko itu aja yuk, Syan!" Tiba-tiba Rafael menunjuk toko pernak-pernik yang berada tepat dihadapan.

"Siapa tau gue nemuin barang yang cocok." Ujarnya dengan yakin. Lalu aku mengangguk. Kami berdua segera melangkahkan kaki kesana.

Rose's Country

Begitulah nama tokonya. Seperti namanya, toko ini memberikan aroma mawar yang sangat khas. Satu langkah masuk saja, sudah kudapati benda-benda bertema mawar. Lebih tepatnya nuansa mawar merah dan merah muda.

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang