13* YOU'RE LOVED HER

2.1K 143 1
                                    

Aku benar-benar jatuh. Jatuh ke dalam jurang yang gelap. Tidak ada siapa-siapa disini. Hanya aku dan beberapa air mata disini.
Hanya itu.

*****************

"Kenapa lo, lagi kesel ya? Sama siapa sih?" Tanya Nasya.

"Sama Sandi."

"Hah?! Emang si Sandi ngapain lo?" Aku kira itu jawaban Nasya, tapi ternyata tidak, itu Rafael yang menyahut. Reflek, aku pun menengok ke belakang. Disitu ada ekspresi Rafael yang masih kelihatan bingung alias penasaran.

"Nggak papa kok, cuman emang lagi kesel aja sama dia." Jawabku datar.

Rafael tidak menjawab lagi. Begitu pun Nasya. Mereka kembali fokus pada kesibukan masing-masing. Sementara itu, Sandi datang.

"Syanin, maaf soal yang tadi. Gue bener-bener nggak ada maksud buat yang aneh-aneh. Plis ya, maafin gue." Katanya yang duduk di sebelahku sembari menghadapku, tapi aku tidak membalas hadapan dan tatapannya.

"Yaelah, San. Masih jaman minta maaf? Dimana-mana kalo cewek ngambek itu, pasti ada maunya tuh!" Sahut Rafael tiba-tiba. Tapi aku tidak menghiraukannya. Tangan ini sontak mengepal, geram atas semua yang Rafael ucap tadi.

"Lo mau apa, Syan? Gue bakal turutin semua yang lo mau deh. APAPUN!" Tuturnya yakin.

"Lo pikir gue cewek apaan, hah?! Sekali enggak, ya tetep enggak! GUE NGGAK MAU MAAFIN LO?!" Seisi kelas langsung menatapku. Yang tadinya bising, menjadi hening seketika akibat bentakkanku.

I don't care.

Ku lirik jam tanganku, bel berbunyi masih sekitar 15 menit lagi. Masih cukup lama.

Aku pun langsung keluar meninggalkan kelas yang seisinya tadi menatapku.

Kaki ini tidak tahu persis kemana ingin melangkah. Baru saja ku ingat, ada amanah yang harus disampaikan ke ketua kelas XII IPA 7, bahwa hari ini Raissa izin. Aku berubah haluan.

"Maaf, ketua kelas XII IPA 7 siapa, ya?" Tanyaku tepat di depan pintu.

"Ketua kelasnya belom dateng tuh kayaknya. Emang mau ngapain sih nyari ketua kelas?" Tidak lain yang menjawab itu adalah Renata.

"Jadi, gue mau kasih informasi. Kalo hari ini Raissa nggak masuk karena izin. Nyokapnya kemarin meninggal." Jelasku.

"WHAAAAT?! NYOKAP RAISSA MENINGGAL? KOK DIA NGGAK BILANG SAMA OOTG SIH?" Celoteh Renata dihiasi wajah paniknya. Ditambah lagi, para personil OOTG pun menghampiri Renata.

"Hah?! Seriusan lo?"

"Emang nyokapnya is death karena apa?"

"Jam berapa nyokapnya meninggal? Dimana dikuburnya?"

"Lo nggak lagi ngarang cerita 'kan?!"

Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang bernada lebay itu. Kepala ini rasanya mau meledak. Bingung? Ya, pasti lah. Pertanyaan yang mana dulu, yang harus dijawab? Gimana coba, mau ngomong aja, disamber mulu sama geng lebay ini!

"Hm, sorry nih sebelumnya. Soal berita ini gue nggak ngarang. Jadi, pliss kalian percaya sama gue. Dan kalo Raissa nggak ngasih tau kalian tentang ini, mungkin karna kemaren dia lagi drop banget. Gue cuma bisa nyampein ke kalian dan tolong bilangin wali kelasnya, ya!" Jelasku singkat.

Kini semua siswa di kelas itu malah menatapku. Kenapa kelas ini dengan kelasku tidak beda jauh?!

"Oke thanks yaa inform nya. Guys! Hari ini kita ke rumahnya Raissa."

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang