SEBELAS ~ DOSA

8.9K 386 49
                                    

"Paman, ayo jalan-jalan!" NaGeen menarik-narik lengan paman tirinya.

"Maaf, Na, Paman sibuk, kau bermain dengan Mbok Yu saja, ya."

"Sibuk apa? Aku kan liburan ke sini mau bertemu Paman, seharusnya Paman menemaniku!"

Ravaz menghela napas berat. "NaGeen, Paman benar-benar sibuk, harus menyelesaikan novel. Besok Paman akan mengajakmu jalan-jalan. Bersabarlah, oke?"

NaGeen memajukan bibirnya, dan sebelum Ravaz berbalik, gadis berusia empat belas tahun itu telah terlebih dulu berlari menuju dapur, mencari Mbok Yu.

Ravaz lagi-lagi menghela napas, kemudian berjalan menuruni tangga ke ruang bawah tanah, ke ruang kerjanya. Ia berjanji dalam hati besok ia akan menyenangkan keponakan satu-satunya itu.

***

"Tuaaann!!"

Ravaz terkejut karena Mbok Yu menerobos masuk dengan tiba-tiba. "Mbok, ketuk pintu dulu--"

"Non NaGeen, Tuan, Non NaGeen tadi dibawa pergi seorang pria ... dengan motor besar!" Mbok Yu sepertinya habis berlari karena napasnya tersengal-sengal.

Ravaz mengerutkan keningnya. "Maksud Mbok Yu?"

"Non NaGeen diculik!!!"

Ravaz membelalak terkejut. Ia bangkit hingga kursinya terdorong menabrak rak buku di belakangnya. Ia langsung berlari melewati Mbok Yu. "Kenapa tidak bilang dari tadi? Dibawa ke arah mana?!"

Mbok Yu terengah-engah mengikuti di belakang majikannya. "Ke arah barat, Tuan, pria itu berambut cokelat, dan badannya tinggi besar," terang Mbok Yu panik.

Ravaz berlari menaiki tangga dalam kekalutan. Ia berusaha mencari kunci motornya yang lupa ia simpan. Untungnya Mbok Yu segera menemukannya di atas meja di dekat tangga. Peluh membasahi dahi dan kemejanya saat akhirnya ia melajukan motornya di bawah langit senja.

Brengsek, siapa yang tega menculik keponakannya? Semoga ia bisa menyelamatkan NaGeen! Semoga NaGeen baik-baik saja!

Ravaz memutari kompleks perumahannya. Nihil. Ia berkeringat dingin. Di mana keponakannya?! Ia mencari-cari sosok NaGeen atau pria tinggi besar berambut cokelat. Atau motor besar yang digambarkan Mbok Yu.

Seharusnya ia memerhatikan NaGeen! Seharusnya ia bisa menunda novelnya! Semua ini salahnya!

Lalu, Ravaz menemukannya saat gelap dan dinginnya malam mulai turun. Ia melihat pria tanpa helm memacu motor besar keluar dari halaman rumah kosong di komplek perumahannya--cukup jauh dari kediaman Ravaz. Ravaz melihat sekilas kilau rambut cokelat pria itu di bawah temaramnya lampu jalan.

Ravaz berpikir jantungnya jatuh ke perut kala ia memarkir motornya sembarangan, kemudian bergegas masuk ke rumah itu melalui jendela besar yang kacanya sudah pecah--karena pintu rumah terkunci. Deg. Deg. Deg. Ia berjalan panik dalam kegelapan, dan beberapa kali menabrak benda-benda sialan. Akhirnya ia mengeluarkan ponsel lalu menyalakan senternya, mencari NaGeen.

"NaGeen!"

Hanya suaranya yang menggema.

Semoga NaGeen masih hidup! Semoga NaGeen masih hidup!

Ia mencium bau api. Lalu, ia melihat cahaya di sebuah ruangan belakang, yang ternyata berasal dari nyala api unggun kecil. Dan, NaGeen ada di sana, terbaring di lantai kotor, cukup dekat dengan api unggun.

"Bajingan!!" geram Ravaz seraya berlari ke arah keponakannya. "NaGeen!" Ravaz meraih NaGeen ke dalam pelukannya. Ditepuknya kedua pipi gadis itu. "NaGeen, bangun, kau baik-baik saja?! Lalu, ia merasakan paha gadis itu basah. Diarahkannya senternya, dan ia nyaris pingsan melihat darah di kedua paha sebelah dalam gadis itu.

LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang