Dulu, kucari bintang kejora yang paling terang dengan susah payah. Angan berkhayal tak tentu arah. Angkasa tinggi tiada pernah mampu kuraih. Tanpa sayap, tak bisa terbang, aku hanya mendongak ke atas. Memohon dari rendah diriku yang tak pantas. Benar-benar menyedihkan. Kutundukkan kepala. Menatap nanar tanpa makna.
Sampai kau menemukanku di tengah guyuran hujan. Tiada lagi kupandang bintang di atas sana. Kelam mendung pilu menelan semua cahaya. Hanya ada sinarmu menerangi jalanku. Meskipun tidak seterang kejora tapi berarti bagiku. Ah! Ternyata gelap selama ini sebab aku menutup mata dari rasa yang mengetuk pintu hati.
Kini, aku baru tersadar, siapa bintangku? Aku bahkan tak perlu bersedih lagi meski bintang-bintang menghilang dari langitku. Karena mereka bukan milikku. Tak perlu takut lagi pada kelam kebimbangan yang menghantui. Aku sudah memilikimu di sampingku, yang dikirimkan Tuhan untukku. Kau; kekasih halalku.
Bintang menghilang
Langit malam kelabu
Tertutup mendungSelamat milad suamiku tercinta, 08.02.2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Jiwa
PoetryKetika jiwa ingin mencurahkan kata-kata, kucoba goreskan prosa pendek dan puisi. Di antara haibun, haiku, dan khayalan itu, aku tak ingin membiarkan kebahagiaan berlalu. Maka biarlah kuabadikan lewat coretan jiwaku. #573 dalam Poetry (06.12.2017...