Semua seolah mimpi belaka. Tak pernah tahu kapan akan terwujud nyata. Meraba dengan ragu hingga kepastian itu tiba. Jawaban dari setiap doa dan sujud hamba.
Suatu hari ditentukan. Sibuk mempersiapkan. Namun, masih tak percaya sebelum di depan mata. Diam termenung pada tengah malam buta. Pagi menjelang. Calon mempelai pun datang.
Baru tersadar bahwa takdir ini terlampaui. Menggapai restu dari orang tua, memetik berkah Ilahi. Kami bukan bayangan cermin yang serupa. Kami berbeda untuk saling melengkapi. Kami duduk di pelaminan berdua. Menghadapi dunia, menuju surga bersama.
Sah. Alhamdulillah.
Rangkai melati
Bersanding pelaminan
Janur melengkungCinta, 11.02.2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Jiwa
PoetryKetika jiwa ingin mencurahkan kata-kata, kucoba goreskan prosa pendek dan puisi. Di antara haibun, haiku, dan khayalan itu, aku tak ingin membiarkan kebahagiaan berlalu. Maka biarlah kuabadikan lewat coretan jiwaku. #573 dalam Poetry (06.12.2017...