Pelangi Istimewa

60 2 0
                                    

Aku bukan kau atau dia. Meski sempat pada usia belia belum kupahami. Aku merasa harus jadi seperti kau dan dia. Ternyata ujian kuhadapi, seusai hujan reda lalu mentari bercahaya. Menembus jiwa buatku mengerti. Masa dewasa kuberkata, bukan itu diriku. Inilah aku! Warnaku bukan warnamu, bukan warnanya. Ikhlas menerima diri apa adanya. Memang hadirku tidak sempurna. Segalanya telah kucurahkan semaksimal mungkin. Namun, di mata kalian dan mereka, aku penuh kekurangan. Bukan kelebihan yang dapat kubanggakan.

Seiring waktu, kukenali siapa kau, dia, aku. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Seperti pelangi berwarna-warni, tidak sekadar satu warna. Tidak ada dua manusia yang sama di atas dunia. Bahkan si kembar pun dua insan yang berbeda. Aku adalah aku. Bisa berdiri, berdaya tanpa rumit menirukan semata. Kemewahan hanya imitasi tak bermakna. Hakikatnya, unik tercipta dalam istimewa; ketika dapat menikmati kesederhanaan dengan bahagia.

Hujan berhenti
Bias rona pelangi
Cerah angkasa

Jiwa, 02.03.2017

Coretan JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang