Kawan, aku menuju ke sini mendahuluimu. Selama ini aku menantimu menyusulku. Sebagian kecil dari manusia akhir masa yang tiba, kuharap salah satunya dirimu. Kesusahan yang kau rasakan bagai menggenggam bara api di dunia. Sabarlah, Kawan! Balasan terbaik segera menghampirimu.
Dulu, gelimang harta tak menyilaukan matamu. Bisikan setan tak menggelitik telingamu. Rayuan tak menggoda kalbumu. Iman tertanam kuat di penjuru jiwa-ragamu. Kini, petiklah hasil perbuatanmu dengan senyuman. Kilau wajahmu menerangi jalan. Kemarilah, Kawan. Tempat kembali yang semestinya kau tuju, tempat terindah untukmu telah tersedia. Di sebuah taman penuh keberkahan--yang kau dan aku sama-sama rindukan. Kita menemui Sang Ilahi Rabbi seperti kebenaran janji-Nya.
Berhias bunga
Damai penghuni surga
Terucap salamDoa, 19.06.17
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Jiwa
PoetryKetika jiwa ingin mencurahkan kata-kata, kucoba goreskan prosa pendek dan puisi. Di antara haibun, haiku, dan khayalan itu, aku tak ingin membiarkan kebahagiaan berlalu. Maka biarlah kuabadikan lewat coretan jiwaku. #573 dalam Poetry (06.12.2017...