Seseorang yang Baru

2.4K 48 0
                                    

"Sumpah. So sweet-nya tuh pecah banget." Clara menyeruput es jeruknya setelah kerongkongannya kering karena bercerita panjang lebar.

"Gila tuh Si Aga. Otaknya gula semua kali ya. So sweet gitu." Bella menggeleng-gelengkan kepalanya.

Arin celingukan seolah mencari seseorang. Dari tadi matanya muter-muter seisi kantin.

"Nyari siapa sih Rin?" Tanya Clara.

"Aga. Nggak enak aja kalo pas ngomongin dia tiba-tiba orangnya nongol." Arin pun berhenti celingukan. Mungkin dia nggak nemuin tanda-tanda kehidupan Aga.

"Gue makin curiga sama Aga. Gimana bisa dia dengan PD-nya main deketin lo padahal dia baru kenal lo beberapa hari." Mendengar perkataan Arin, dahi Clara berkerut.

"Curiga.. mulu. Aga tuh bukan penjahat yang perlu dicurigain. Dia tuh emang cowok romantis yang secara alamiah tahu apa yang cewek suka." Alhasil, Clara pun nyolot.

"Biasanya nih, cowok romantis tuh identik sama cowok playboy." Arin nggak mau kalah.

"What?? Dia tuh bukan playboy, Rin." Clara masih aja belain Aga.

"Iya kok, Rin. Dia tuh nggak kelihatan punya bibit playboy. Walaupun di kelas sering dikerubungin cewek gara-gara mukanya yang ok, tapi dia nggak kelihatan peduliin mereka. Malah sering dibuat bercanda." Bella ikut-ikutan belain Aga.

"Hayoo.. ngomongin apa?" Tiba-tiba Aga dateng. Udah kayak petir aja tuh anak. Datengnya main tiba-tiba. Aga lantas duduk di samping Clara.

Tiba-tiba muka Arin berubah jadi kecut. Kayaknya emang Arin udah nggak suka banget sama Aga. Padahal dia belum pernah ngobrol sama Aga.

"Gue pergi dulu ya, ada urusan." Arin beranjak dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan Clara, Bella dan Aga. Meninggalkan makanannya dan minumanya yang masih utuh juga.

"Oke Rin." Bella menanggapi Arin.

Clara hanya terdiam. Hal itu membuatnya merasa bersalah. Serasa ada tembok yang tiba-tiba terbangun di antara Clara dan Arin saat Aga datang..

"Gue punya sesuatu buat lo." Aga mencuri perhatian Clara dari lamunannya.

"Apa, Ga?" Clara bersemangat menyambut sesuatu itu dari Aga. Lagi-lagi surprise. Bikin Clara seneng aja.

Aga nampak menarik tangannya yang sebelumnya ia sembunyikan dari punggungnya.

"Tadaa.. Ini diary buat lo." Aga mengulurkan diary bersampul putih dengan hiasan gambar bunga mawar berwarna merah muda yang memesona. Clara pun menerimanya.

"Waah. Makasih ya, Aga. Suka deh sama diarynya." Clara tersenyum.

"Sama-sama. Gue ngasih lo diary, karena gue tahu kalo hati lo butuh secarik kertas untuk berbicara."

Clara tersenyum sambil mengalihkan pandangannya dari Aga. Clara nggak mau menatap Aga saat pipinya memerah.

"Kacang.. kacang.. kacang.." Suara lantang Bella membuat Clara mengalihkan pandangannya pada Bella.

"Haa?" Sebatas itu respons Clara untuk Bella.

"Gue ke kelas dulu ya, di sini gue cuma jadi kacang. Bye.." Bella melangkah meninggalkan Clara dan Aga.

"Bye Bell. Hati-hati."

Tinggal Clara dan Aga. Clara tersenyum memandang Aga, dan Aga pun juga tersenyum memandang Clara.

"Buat apa mikirin Stefan, kalo ada cowok yang lebih perfect di depan gue?" Batin Clara.

"Entar pulang bareng yuk." Ajak Aga.

Romantisme RealistisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang