Clara terkejut kala menyadari benda yang dipegangnya sekarang ini adalah ipad miliknya yang hilang. Clara udah ngecek bentuk fisiknya, software-nya, sampe bagian lecetnya. Bener nggak salah lagi.
Clara bingung. Ipad-nya kok bisa ada di tangan Aga? Mana Aga nggak ngasih tahu lagi? Clara mulai melakukan observasi, mengelilingi isi kamar Aga lagi. Satu lagi benda mencuri perhatian Clara. Ransel tentara itu. Sumpah. Ransel itu mirip banget sama ransel tentara Clara. Clara pun mengambil ransel itu. Dibukanya ransel itu oleh Clara, dan isinya ada powerbank dan earphone. Clara kembali mengobservasi kedua benda itu. Mata Clara membesar. Itu powerbank dan earphone Clara.
Hal itu ngingetin Clara atas kejadian beberapa waktu yang lalu, saat ransel Clara tertukar di toko DVD Paradise. Jadi, ransel Clara ketuker sama ransel Aga? Tapi kenapa Aga nggak ngomong sama Clara? Mereka kan pacaran. Seharusnya jujur satu sama lain dong.
Suara tawa dari dua suara yang berbeda membuat Clara memalingkan muka ke pintu. Clara kaget setengah mati. Begitupun Aga yang ketangkap basah lagi sama Elsa. Mana posenya mencurigakan banget lagi. Tangan kiri Aga merangkul pundak Elsa, sedangkan Elsa bergelayut manja, memeluk perut Aga.
"Kalian kok?" Clara nggak bisa berkata apa-apa sangking bingung dan marahnya. Gimana enggak? Lihat situasi kayak gitu, rasanya udah pengen banting tuh cewek.
"Ok, gue capek kali ini." Aga melepaskan rangkulannya dari Elsa, begitupun Elsa.
"Jelasin ke gue cepet. Kenapa ipad gue ada di lo, sama kenapa tadi Elsa pake nggelendotin lo?" Clara tak bisa lagi menahan luapan emosinya.
"Oke. Gue jelasin. Gue emang selingkuh sama Elsa." Aga, tanpa rasa bersalah melontarkan kalimat yang menusuk hati Clara.
"Haa? Kok bisa?" Clara sekuat tenaga menahan tangis.
"Gini. Awal gue pacaran sama lo, itu nggak ada unsur suka apalagi cinta. Gue macarin lo, karena gue dendam sama mantan lo karena dia pernah mukulin gue. Jadi, gue pikir gue bales dendam dengan nyerang hatinya, yaitu macarin lo. Terus pas ipad lo di tangan gue, gue kan lihat foto lo di galeri tuh. Gue mikir kalo lo tuh cantik dan boleh juga gue pacarin. Tapi, sekarang gue udah bosen sama lo. Sama sifat anak kecil lo. Walaupun gue akuin lo tuh cantik, tapi lo tuh ngebosenin. Tapi asyik juga sih, main-main sama lo." Jawaban Aga membuat Clara ingin menampar Aga keras-keras. Namun sayangnya, Clara tak punya kekuatan itu, dan dia hanya terdiam membeku.
"Lo bilang main-main? Kalo main-main, kenapa kemaren lo minta balikan sama gue? Pake bawa boneka beruang putih gede segala." Clara meledak-ledak.
"Wai, wait. Pertama. Boneka itu sebenernya bukan dari gue. Boneka itu tiba-tiba udah ada aja di depan pintu pas gue dateng. Pas banget kan, ada media buat ngerayu lo lagi. Kedua. Gue ngajak balikan lo, buat ngembaliin martabat gue yang lo jatuhin gara-gara lo putusin gue di depan umum. Dan rencananya sih, minggu depan gue mau mutusin lo." Air mata Clara jatuh saat mendengar perkataan Aga. Clara ingin segera angkat kaki, tapi masih ada sesuatu mengganjal yang ingin ditanyakan Clara pada Aga.
"Tega lo Ga. Kalo niatnya lo emang main-main, kenapa lo dulu nembak gue?"
"Lo bego banget sih, Ra." Kali ini Elsa angkat bicara. "Masih nggak ngerti juga ya? Kan tadi udah dijelasin sama Aga. Dari awal tuh Aga nggak pernah cinta sama lo. Dia nembak lo gara-gara cuma buat bales dendam sama Stefan. Oiya satu lagi. Gue yang pasang foto gue sama Aga di mading. Biar lo tahu, kalo gue sama Aga tuh pacaran."
Clara terisak. Air matanya makin deras mengalir. Clara menyesal karena memutuskan Stefan yang jelas-jelas mencintainya, dan malah berpaling pada Aga yang punya niat busuk pada Clara. Clara merasa menjadi orang terbodoh sedunia. Kenapa dia dulu ngeraguin cinta Stefan? semua terasa terlambat buat Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantisme Realistis
Teen FictionKado apa yang kamu harapkan saat sweet seventeenth dari pacar? Apa segebok buku pelajaran masuk dalam wish list-mu? Sayangnya, itulah yang diterima Clara dari cowoknya, Stefan. Kekesalannya pun ditulisnya dalam kertas origami yang kemudian dia lipa...