Balikan

1.7K 34 2
                                    

Melihat wajah dari Sang Tamu, tangan Clara gatal ingin menamparnya. Gimana enggak? Yang dilihat Clara adalah Aga dengan wajahnya yang masih terlihat babak belur sedang membawa boneka beruang putih yang besarnya hampir mencapai tinggi Clara, dengan Elsa di sampingnya. Ngapain sih Aga di sini? Sama Elsa lagi? Clara pun menutup pintunya keras-keras, namun dengan cepat Aga menggagalkannya karena kakinya yang mengganjal di pintu.

"Ra, please dengerin gue. Gue kesini buat jelasin kalo gue nggak selingkuh. Nih gue bawa Elsa juga buat ngeyakinin lo." Aga memohon.

"Gue udah bilang sama lo. Gue nggak butuh penjelasan lo. Mendingan kalian cepet pulang." Clara setengah membentak dua makhluk di depannya, sambil tetap menarik pintu agar bisa tertutup. Tapi, sia-sia aja.

"Oke. Tentang foto yang dipajang di mading sekolah itu, itu semua cuma foto buat majalah." Elsa langsung to the point. Dahi Clara berkerut. Perkataan Elsa menimbulkan tanda tanya di kelapa Clara hingga akhirnya Clara meluluh dan membuka pintu rumahnya.

"Maksud lo?" Clara kumat keponya.

"Gini. Lo tahu sendiri kan kalo gue itu model Majalah Remaja. Nah, gue disuruh nyari temen cowok di sekolah gue buat jadi model di satu rubrik buat foto bareng gue. Maklum lah, Majalah Remaja nggak punya model cowok. Nah, aku milih Aga. Nih kalo nggak percaya." Elsa menyodorkan Majalah Remaja yang dia bawa dan langsung membukanya pada rubrik yang dia bicarakan. Benar saja. Di situ ada beberapa foto dimana Aga dan Elsa bersama di rubrik tentang outfit itu.

Clara bingung. Ia mulai berfikir. Kok bisa ya?

"Terus? Kenapa lo nggak ngasih tahu gue kalo lo sama Elsa ada pemotretan?" Clara beralih pada Aga.

"Gue nggak mau lo cemburu karena gue ada pemotretan majalah sama cewek lain. Bisa aja sih gue nolak, tapi sebenernya gue lagi ngumpulin duit buat beliin lo kejutan ini. Eh, nggak tahunya ujung-ujungnya malah jadi salah paham semua." Aga menjelaskan panjang lebar. Clara pun memandang boneka beruang putih yang besarnya menutupi ¾ tubuh Aga. Duh, so sweet-nya. Hati Clara pun kembali meleleh.

"Dan, parahnya, ada oknum jail yang udah masang foto gue sama Aga di mading. Maafin gue ya, Ra. Kalau gue nggak ngajak Aga pemotretan, pasti keadaannya nggak bakal gini." Elsa terdengar tulus meminta maaf.

Clara terdiam. Berfikir.

"Kalo tahu cerita aslinya kayak gini, ngapain gue sama Aga putus? Duh, ngapain sih musti salah faham?" Senyum Clara mengembang.

"Oiya, ini buat kamu." Aga memberikan boneka beruang putih raksasa pada Clara. Clara tersipu, namun masih memiliki kekuatan untuk mengangkat tangannya dan mengambil boneka beruang putih itu dari tangan Aga.

Setelah boneka itu berpindah tangan, Aga berlutut dengan seikat mawar merah yang banyak jumlahnya di tangan kanannya. Rupanya dia menyembunyikan mawar merah itu di balik punggung boneka beruang itu. Pipi Clara memerah menyaingi warna kulit tomat.

"Clara, aku tahu aku nggak akan bisa bahagia lagi kalau aku nggak sama kamu lagi. Jadi, hari ini, ditemani segenggam mawar merah yang melambangkan cintaku padamu, aku ingin mencoba lagi sama kamu. Mau nggak balikan sama aku?" Aga sekarang benar-benar memberi kartu As pada Clara. Clara hanya bisa tersenyum, tersipu, dan hatinya pun serasa meloncat-loncat kegirangan. Elsa yang sedari tadi berdiri di samping Aga, hanya ikut tersenyam-senyum sendiri.

"Kalau kamu mau, ambil mawar ini. Kalau enggak, kamu ambil juga mawar ini. Karena memang cintaku ini hanya buat kamu, entah cintamu untuk, atau bukan untuk aku." Aga menambah kadar kelumeran hati Clara.

Clara pun menerima mawar dari Aga. Dengan senyum yang merah di pipinya, ia pun mengucapkan kata-kata pamungkasn.

"Aku mau balikan sama kamu lagi, Ga." Clara tersenyum

Romantisme RealistisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang