Jebakan 2

4.8K 383 8
                                    

Yi Yeon keluar dari ruangan tempat para menteri tadi berkumpul. Kemudian dia menyempatkan diri megunjungi para tahanan. Dia melihat Kyungsoo duduk disalah satu sudut penjara. Matanya terpejam. Yi Yeon bisa merasakan penyesalan dan kepedihan diraut mukanya. Pelahan Yi Yeon mendekat ke sel tersebut.

"Maafkan aku." Kata Yi Yeon perlahan.

Kyungsoo membuka kelopak matanya yang tadi terpejam. Dia terkejut Putra Mahkota sudah berdiri di depannya. Segera pemuda itu mengambil sikap penghormatan.

"Yang Mulia, anda baik-baik saja?"

Yi Yeon mengangguk pelan. "Mereka menangkap basah diriku." Kata-kata Yi Yeon tercekat. Kemudian dia menghela nafas panjang. "Sekarang mereka memcoba memutar balikkan fakta dan menjebak keluargamu menjadi penghianat. Maafkan aku."

"Penghianat?"

Yi Yeon memjamkan matanya. Dia sedang membayangkan hukuman mengerikan seperti apa yang akan diterima keluarga Park Soo Jong.

"Anda sudah melakukan yang terbaik yang mulia. Saya bahagia bisa menjadi bagian dari misi anda. Yang Mulia, Kami memang pantas mati. Karena tidak mampu melindung Anda dan menuntaskan misi ini dengan baik. "

Yi Yeon menatap sahabatnya dengan sendu. Matanya tampak berair. Tapi dia tetap menahannya agar tidak menetes.

"Kalian juga sudah melakukan yang terbaik. Aku bangga sekali." Hanya kata-kata itu yang mampu Yi Yeon katakan.

"Apapun yang terjadi pada kami, Kami mohon anda jangan putus asa. Anda harus benar-benar bisa mewujudkan joseon yang anda impikan."

Yi Yeon menggangguk. Kemudian membalik tubuhnya untuk meninggalkan sel itu. Tapi belum sempat Yi Yeon melangkahkan kakinya.

"yang Mulia, bisakah Anda selamatkan adik perempuanku?"

Langkah Yi Yeon terhenti.

"Aku akan melakukan yang terbaik untuk kalian." Jawab Yi Yeon.

"Dia sekarang sedang di kuil sekarang. Ayah memintanya untuk tinggal disana selama misi ini dilakukan. Untuk mengantisipasi hal seperti ini terjadi. Saya mohon anda melindunginya."

***

Yi Yeon memacu kudanya dengan cepat menuju kuil budha yang dimaksud oleh Kyungsoo. Benar saja seorang gadis bangsawan tengah khyusuk berdoa. Para biksu mengatakan dia adalah Nona Park, anak perempuan Penasehat Park Soo Jung. Yi Yeon segera menghampiri gadis itu saat dia selesai berdoa.

"Kau Nona Park kan?" tanya Yi Yeon.

Gadis itu tampak mengangguk.

"Anda siapa?"

Yi yeon menyerahkan surat yang ditulis oleh Kyungsoo saat di sel kepada gadis itu. Seketika dia menangis histeris.

"Ikutlah denganku. Aku akan melindungimu." Kata Yi Yeon.

***

Namanya Park Hyorin, dia adalah anak perempuan satu-satunya dari penasehat Park Soo Jung. Ini adalah kali pertama Yi Yeon bertemu dengannya. Setahu pemuda itu, Penasehat Park Soo jung tidak memiliki seorang anak. Maka dia mengadopsi anak tidak resminya pun Kyungsoo belum pernah menyinggung-nyinggung bahwa dirinya memiliki seorang adik.

Hyorin tidak pernah menduga bahwa pemuda tampan yang berbusana seperti orang Ming dan berjanji untuk melindunginya adalah seorang putra mahkota. Sekarang dia diamankan di istana peristirahatan kerajaan. Gadis itu tampak terkagum-kagum dengan arsitek dari istana itu. Hyorin tak menyangka bahwa kakaknya yang hanya separuh bangsawan itu bersahabat dengan Putra Mahkota.

Hyorin sebetulnya tidak suka dengan kakak tirinya. Bahkan gadis itu ciderung membenci Kyungsoo. Dia merasa Kyungsoo mengambil porsi kasih sayang ayahnya kepadanya. Gadis itu juga merasa ibu kandung Kyungsoo yang seorang budak telah lancang menggoda ayahnya sehingga berpaling dari ibunya. Pengangkatan kakak tirinya itu telah membuat ibu Hyorin sakit-sakitan dan meninggal. Kakaknya yang hanya berstatus sebagai setengah bangsawan telah membuatnya menjadi cemooh teman-teman bermainnya karena tidak ada satupun dari temannya memiliki saudara separuh bangsawan. Semua itu adalah alasan menambah deretan kebencian Hyorin pada Kyungsoo. Sedetikpun dia tidak pernah senang dengan keberadaan kakak tirinya.

"Mulai sekarang keamananmu adalah tanggung jawabku. Aku akan mencarikan tempat yang layak untukmu tinggal, selama waktu itu kau bisa tinggal disini." Kata Yi Yeon pada Hyorin yang disambut anggukan tanda setuju dari gadis itu.

"Yang Mulia, bagaimana keadaan kakak dan Ayahku? Apa anda sudah memiliki kabar?"

Yi Yeon menggeleng, "Yang pasti aku akan melakukan yang terbaik untuk mereka. Beristirahatlah" Ucap Yi Yeon tulus.

Hyorin langsung berlutut dihadapan Yi Yeon. Air matanya deras mengalir dikedua pipinya.

"Saya mohon Yang Mulia, Lindung keluarga saya."

Yi Yeon mengangguk. "Aku akan berusaha."

Yi Yeon menepuk pelan bahu gadis itu. Kemudian berjalan meninggalkannya agar gadis itu bisa beristirahat setelah berkuda dalam perjalanan yang jauh dari kuil budha ke istana perisirahatan.

Hyorin memandangi punggung pemuda yang perlahan menjauh darinya. Dibalik kesedihannya ada perasaan berbunga dihati gadis itu. Dia telah jatuh cinta pada pandangan pertama.

***

Pagi itu Yi Yeon sudah memakai pakaian Bangsawan Joseon pada umumnya. Kini Pemuda itu tengah bersiap kembali ke Istana Gyongbok. Dia ingin menemui Ayahandanya untuk mengkonfirmasi berita macam apa yang diperoleh dari Menteri Kim dan antek-anteknya.

***

Se Ryung berdiri didepan paviliun ayahnya dengan pandangan penuh tanda tanya. Ada banyak hal berkecamuk dihatinya.

Ayah bila benar Putra Mahkota punya perangai seperti itu. Bolehkah aku mundur saja?

***

Yi Yeon sampai di Istana matahari sudah menyingsing. Dia harus mampir ke kediamannya di istana Timur karena harus mengganti bajunya dengan jubah kebesarannya. Yi Yeon mendengar bunyi genderang ditabuh. Tandanya sudah pukul 8 pagi. Ayahandanya tentu sudah berjalan ke balai Agung. Yi yeon segera berlari menuju balai agung.

Benar saja. Saat Yi Yeon sampai disana, hanya ada beberapa menteri yang masih berkumpul di depan balai agung. Itupun mereka tengah bersiap untuk masuk kedalam Balai tersebut. dibelakang tampak iring-iringan Raja Hyejong. Yi Yeon segera masuk kedalam iring-iringan itu.

"Ayahanda maaf, beberapa hari ini hamba tidak menyampaikan salam pagi." Sesal Yi Yeon.

"Tak apa. Aku bisa mengerti kesedihanmu. Keluarga Sahabatmu difitnah sebagai penghianat. Mari kita ikuti dulu apa yang mereka inginkan." Jawab Raja Hyejong menenangkan hati Yi Yeon.

***

Di balai Agung rupanya telah terjadi perdebatan sengit pengenai penangkapan Penasehat Raja Park Soo Jung. Para menteri tampak saling berteriak dan menyalahkan.

"Yang Mulia Raja tiba...!" teriak kasim Han.

Seketika balai agung sunyi senyap. Tidak ada lagi yang saling menyalahkan. Para menteri langsung berdiri dan berjajar dengan rapi menyambut kedatangan raja.

"Jadi bagaimana kelanjutan dari kasus Penasehat Park Soo Jung?" tanya Raja to the point setelah duduk dengan nyaman di atas singgasananya.

"sampai saat ini masih dalam proses intrograsi. Mereka masih saja bungkam padahal barang bukti sudah didepan mata." Jawab Menteri Yoo.

Yi Yeon memejamkan mata membayangkan kini mereka tengah disiksa dengan kejam untuk mengakui kesalahan yang tidak mereka lakukan.

Tiba-tiba seorang kasim datang melaporkan. Bahwa beberapa pelayan dikediaman Penasehat Park Soo Jung sudah mengakui keterlibatan tuannya.

Seketika balai agung kembali riuh suara para menteri berdebat.

TBC

sun's flower -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang