Ini sudah hampir pagi saat Yi Yeon kembali keruang kerjanya untuk membersihkan beberapa luka yang mengenai tubuhnya saat berduel melawan Pangeran Dongwoon semalam. Yi Yeon cukup terkejut, selama 6 tahun tidak berjumpa dengan pangeran Dongwoon kemampuan pedangnya sangat berkembang pesat, berbading terbalik dengan dirinya yang lebih banyak menghabiskan waktu duduk di atas kursi tahta. Kini Yi Yeon merasa sangat kalah jauh dari si Pangeran.
Jendral Heo masuk keruangan Yi Yeon kemudian bersujud dihadapan sang raja.
"Maaf atas keterlambatan kami."
Yi Yeon tersenyum mendengar ucapan sang jendral.
"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Terimakasih sudah menguatkan dipertahanan akhir."
Yi Yeon mempersilahkan Jendral Heo duduk dihadapannya.
"Jeonha, kami sudah mendapatkan salinan titah kaisar ming untuk pengeksekusian para menteri yang terlibat penyelundupan budak dari Pangenran Zinzhi. Sekarang anda bisa mulai mengeksekusi Menteri Kim."
Jendral Heo menyerahkan gulungan salinan titah kaisar ming. Yi Yeon mengambil dan membacanya dengan seksama. Benar bahwa Kaisar Ming sudah memerintahkan hukuman gantung untuk menteri-menteri Ming yang terlibat dalam penyelundupan manusia dari Joseon.
***
Paginya, Yi Yeon mengelar pertemuan dibalai Agung untuk membahas hukuman yang pantas diberikan kepada Pangeran Dongwoon dan Menteri Kim atas upaya penghianatan, Yi Yeon juga menunjukan salinan titah kaisar Ming tentang pengeksekusian Menteri-Menteri Ming dan Keterlibatan Menteri Kim dan beberapa Menteri lainnya dalam kegiatan itu berikut bukti-bukti pendukung.
Para Menteri bersepakat untuk memberikan hukuman penggal kepada mereka yang melakukan upaya penghianatan dan menggantung kepala mereka di halaman Gwanghaemun untuk memberikan pelajaran dan mengasingkan keluarga penghianatan namun tidak terlibat dalam upaya penghianatan ke pulau Tamra. Yi Yeonpun mengumumkan untuk mengembalikan status bangsawan Mendiang Penasehat Raja, Park Soo Jung beserta keluarganya.
"Untuk kejahatan Ratu, mencuri pajak negara, membiayai aktifitas militer untuk menyokong upaya penghianatan yang dilakukan pangeran Dongwoon dan sekutunya sudah sepantasnya Ratu juga diberi hukuman mati." Menteri Jung Jae Rim membuka wacana.
"Berdasar aturan, keluarga kerajaan harus dihukum mati dengan menggunakan Sayak (meminum racun)." Menteri yang lain menimpali.
"Kalian tidak cukup bukti untuk menuduh Ratu terlibat!" Pejabat Seo memotong pembicaraan para menteri. "Bawa masuk saksinya!"
Seorang gisaeng dari Gibang Seonhwa masuk kedalam ruang pertemuan itu.
"Yang Mulia, anda tidak pantas membawa masuk seorang gisaeng kedalam balai agung ini!"
Penolakan demi penolakan dilancarkan menteri Jung Jae Rim beserta pendukungnya. Seketika balai Agung menjadi riuh karena masing-masing pejabat diruangan itu saling berdebat.
"DIAMLAH!!!" Seru Yi Yeon yang seketika membuat balai agung kembali kondusif.
Yi Yeon menatap si gisaeng yang kini tengah bersujud kepadanya.
"Apa kamu sadar jika kamu melakukan kesaksian maka akan berakhir karirmu sebagai gisaeng?" Tanya Yi Yeon.
"Saya sangat menyadari itu. Saya memiliki informasi, jadi saya memberanikan diri untuk bersaksi. Saat masih menjadi Putri Mahkota, Ratu Kim pernah menyelamatkan keluarga kami di Gangneung saat terkena wabah campak. Untuk itu, Mohon yang Mulia mengizinkan saya membuat kesaksian."
"Aku akan mendengarkan apa yang disaksikan oleh Gisaeng ini."
"Terimakasih Yang Mulia, berkah anda tidak terkira. Saya melihat beberapa kali Pangeran Dongwoon dan Menteri Kim bertemu di gibang Seonhwa. Kebetulan beberapa kali itu pula saya bertugas melayani. Sehingga saya tahu persis bahwa Menteri Kim juga meminta pangeran Dongwoon untuk menyimpan dokumen asli tentang catatan pajak dan kekayaan ratu."
KAMU SEDANG MEMBACA
sun's flower -End
Historical FictionSe Ryung adalah seorang gadis periang, dia juga putri tunggal dari Tuan Kim, Mentri dengan tingkat tertinggi di Joseon. gadis itu memiliki paras yang rupawan dan budi pekerti yang baik. dia tidak memiliki banyak harapan dihidupnya. harapanya hanya s...