Permohonan Sang Ratu

5.2K 477 70
                                    

Semenjak kunjungan yang terakhir Yi Yeon kekamar ratunya dan menyaksikan istrinya sangat lemah akhirnya Yi Yeon memutuskan untuk mengawasi secara langsung perkembangan kesehatan Se Ryung. Dia ingin memastikan bahwa Se Ryung mengunyah makanannya dengan baik dan meminum semua obat yang sediakan tabib istana. Selain itu, Yi Yeon tidak akan beranjak meninggalkan ruangan Se Ryung jika dia belum menghabiskan semua makanan dan obatnya.

Sikap Yi Yeon semakin membuat Se Ryung tidak nyaman karena dia merasa malah menjadi beban bagi raja muda itu. Mau tidak mau Se Ryungpun berusaha memulihkan kesehatannya agar Yi Yeon berkonsentrasi dengan pekerjaannya. terutama pemakaman Raja Hyejong yang sudah di depan mata.

Se Ryung tahu, mungkin Yi Yeon tidak benar-benar tulus kepadanya karena sebagai raja yang baru Yi Yeon belum memiliki dukungan yang kuat dari Para pejabat istana.  Pengaruh Menteri Kim terhadap istana dalam dan jalannya pemerintahan sangat kuat, terlebih posisinya sebagai perdana menteri dimasa pemerintahan Raja Hyejong membuat posisinya paling disegani.

Se Ryung faham bisa jadi Raja bersikap baik padanya agar pengawasan ayahnya lebih longgar, sehingga memudahkan Yi Yeon mencari bukti-bukti kejahatan yang ayahnya. Jika raja benar-benar akan mencari bukti kejahatan Menteri Kim Se Ryung tidak akan peduli dia sudah terlanjur kecewa dengan sikap ayahnya yang terlalu haus kekuasaan.

***

Pada pertengahan musim semi bulan ke-3 Pemakaman Raja Hyejong akhirnya digelar sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

***

Beberapa hari setelah pemakaman raja Hyejong, Menteri Kim datang ke paviliun Se Ryung. saat itu kondisi Se Ryung sudah lebih segar dibandingkan hari sebelumnya.

Tanpa berbasa-basi, setelah memberikan formalitas penghormatan kepada Se Ryung, menteri itu langsung mengutarakan maksud kedatangannya.

"Saya mendengar bahwa akhir-akhir ini Raja sering mengunjungi anda, apakah sudah anda utarakan keinginan membangun istana baru di Onyang?"

Se Ryung menghela nafas. Dia kecewa, bahkan ayahnya tidak menanyakan kondisinya terlebih dahulu. Dia malah sibuk menanyakan tentang pembangunan istana baru di Onyang. Apakahkah itu lebih penting dibandingkan dirinya?

"Pemakaman raja baru saja digelar. Biaya pembangunan makam kemarin tidaklah sedikit. Tidak mungkin saya membuat permintaan seperti itu Ayah." Se Ryung berusaha menolak permohonan ayahnya.

"Anda tidak perlu memikirkan biayanya. Cukup buat permintaan saja. Kami yang akan bekerja untuk anda." Tawar Menteri Kim dengan nada setengah memaksa.

"Ayah.."

"Yang Mulia,  Anda masih menghormati ayahmu kan? Cukup katakan pada Raja bahwa Anda menginginkan dibangun istana Rekreasi di bukit Onyang." Desak laki-laki itu.

"Tidak ayah. Saya tidak akan melakukannya."

Se Ryung besikukuh dengan pendiriannya.

"Ayah, saya mohon berhentilah. Entah apapun itu alasan anda kemari, saya mohon Hentikanlah semua kejahatan yang telah anda perbuat. Saya tidak bisa melihat anda terus-terusan berkubang dalam lumpur kehinaan seperti ini. Mengaku dan berserahlah kepada Baginda Raja. Mudah-mudahan beliau mengampuni kesalahan anda."

Se Ryung yang geram dengan sikap ayahnya akhirnya memberanikan diri memberi saran.

Menteri Kim mulai kesal dengan cara Se Ryung yang semakin kurang ajar kepadanya. Laki-laki itupun tidak bisa menyembunyikan kemarahannya yang semakin memuncak.

"Tahu apa Kau tentang kesalah-kesalahanku. Kau pikir kaupun berkuasa?! Kau tak lebih dari butiran debu! Baiklah! Lakukanlah sesuka hatimu, hadapi semua akibatnya. Sesudah itu, jangan pernah datang kepadaku dan memintaku mengakuimu sebagai putriku. karena hubungan kita berhenti sampai disini."

sun's flower -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang