Se Ryung baru saja menyelesaikan membaca sebuah roman saat tiba-tiba dia merasa ada yang melempari pintu kamarnya dengan Kerikil-kerikil kecil. Awalnya dia berusaha untuk mengabaikannya namun lemparan itu tidak kunjung berhenti sehingga mau tak mau Se Ryung harus melihat dan mencari tahu siapa telah iseng melempari kamarnya dengan kerikil-kerikil kecil itu. Se Ryung segera mengambil lilin penerangan dikamarnya dan membawanya keluar. Bulu kudunya tiba-tiba meremang saat melihat keluar kamar tidak ada apapun disana.
'Sreekk..' tiba-tiba ada yang membekap mulut Se Ryung dari belakang yang membuat gadis itu terlonjak ketakutan. lilin di genggamannya jatuh dan mati. Seketika suasana menjadi gelap gulita. Reflek Se Ryung meronta dan berusaha menggigit tangan orang tersebut.
"Se Ryung-ssi ini aku Dong Woon. Jangan berteriak" Bisik Pangeran Dong Woon.
Pangeran Dong Woon? Untuk apa dia kemari malam-malam begini?
Se Ryung mengangguk tanda mengerti. Pangeran Dong Woon segera melepaskan tangannya dari mulut Se Ryung.
"Anda mengagetkanku. Ada apa Anda kemari? Bagaimana anda bisa masuk kerumah ini? Anda tidak seharusnya berada disini. Ini sudah malam dan anda masuk kekamar seorang wanita. Ini bukanlah perbuatan yang pantas dilakukan oleh seorang pangeran terhormat seperti anda."
Pangeran Dong Woon menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Diapun memungut lilin yang jatuh dan menyalakannya.
"Aku merindukanmu." Kata pangeran itu sambil menatap langit yang tak berbintang.
Se Ryung menghela nafas.
"Menikahlah denganku Se Ryung. Kau tahu butuh berjuta-juta keberanian untukku agar aku berani menerobos rumahmu dan mengungkapkan semua ini. Kumohon, Jangan ikut pemilihan Putri Mahkota itu." Pinta pangeran Dong Woon, dari air mukanya tergambar sebuah keputus asaan. Dia benar-benar terlihat berantakan.
Se Ryung hanya diam tak tahu harus menjawab apa. Dia memang tidak menginginkan menjadi putri Mahkota, tapi orang tuanya sangat mengharapkannya karena Se Ryung hanya satu-satunya anak gadis yang mereka miliki. Se Ryung tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Pangeran itu menghela nafasnya berat kemudian menghempaskan tubuhnya diatas undakan batu dengan kasar.
"Putra Mahkota benar-benar tidak pantas untukmu. Aku tidak bisa membiarkanmu hidup dengan orang sepertinya."
"Maksud Anda?" tanya Se Ryung.
"Besok temui aku di depan Gibang Seon Hwa. Semuanya akan kujelaskan padamu."
Se Ryung mengangguk, "Baiklah."
"Sekarang sudah larut malam. Tidurlah dengan nyenyak. Senang bisa melihatmu aman disini. Kuharap begitu seterusnya." Ucap pangeran Dong Woon kemudian beranjak melompati pagar dan meninggalkan Se Ryung yang masih terpaku didepan kamarnya.
***
Yi Yeon, Putra Mahkota yang berparas menawan itu tidur dengan tidak tenang sepanjang malam. Nyamannya udara musim semipun tidak segera membuatnya terlena dalam buaian mimpi. Ia tengah gelisah menanti laporan dari Park Kyungsoo, salah seorang orang kepercayaannya di Uigeumbu (kepolisian masa Joseon), Kyungsoo memang bukanlah orang yang berpangkat disana namun dia bersedia membantu Putra Mahkota dalam menyelesaikan misi-misinya. Yi Yeon berjanji dalam hatinya jika suatu saat dirinya naik Tahta dia akan memberikan Kyungsoo ganjaran yang setimpal atas dedikasinya kepada Yi Yeon.
Kyungsoo merupakan anak selir dari Penasehat Park Soo Jung orang kepercayaan Raja dari Fraksi Moron yang minoritas di Dewan Istana. Dia dibesarkan seperti anak resmi karena Menteri Park tidak memiliki anak laki-laki lainnya. Raja sendiri yang memperkenalkan Kyungsoo kepadanya. Sebenarnya ada 5 orang yang diperkenalkan Raja untuk bisa dijadikan orang kepercayaan Yi Yeon. Kini mereka sudah menjadi pengawalnya dan beberapa lainnya menjabat sebagai staf kementrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
sun's flower -End
Tarihi KurguSe Ryung adalah seorang gadis periang, dia juga putri tunggal dari Tuan Kim, Mentri dengan tingkat tertinggi di Joseon. gadis itu memiliki paras yang rupawan dan budi pekerti yang baik. dia tidak memiliki banyak harapan dihidupnya. harapanya hanya s...