Dipaviliunnya ratu, Se Ryung yang sudah bersiap untuk tidur tampak duduk dengan gelisah. Tadi pagi tabib istana memberi kabar yang mengejutkan bahwa dirinya kini tengah hamil muda. Se Ryung masih bingung apakah dia perlu berbahagia atau bersedih dengan keadaan ini.
Sebagaimana naluri seorang ibu, Se Ryung sangat bahagia karena bisa mengandung janin dari orang yang dikasihinya tetapi mengingat statusnya nasib anak itu kelak sebagai putra Raja yang bisa saja menjadi calon raja dimasa depan membuatnya sedih. Apalagi jika pada akhirnya dirinya harus terpisah karena tuntutan dari Rakyat yang sudah tidak menghendakinya sebagai ratu. Se Ryung sulit untuk membayangkan harus terpisah dari bayinya kelak dan membiarkannya tumbuh diantara orang-orang yang ingin mengambil keuntungan darinya.
***
Yi Yeon masuk kekamar Se Ryung. Pemuda itu memang sengaja tidak mengumumkan kedatangannya sehingga se Ryung yang tengah melamun terkejut dengan kedatangan Raja yang tiba-tiba.
"Jeonha." Se Ryung segera berdiri dan memberi salam kepada Yi Yeon.
Yi Yeon tersenyum melihat Se Ryung. Raja muda itu langsung menghampiri Se Ryung dan memeluknya erat.
"Kupikir kau sudah tidur. Aku kemari tidak bermaksud untuk mengganggumu. aku hanya ingin melihatmu saja, entah kenapa aku sangat merindukanmu." Ucap Yi Yeon dengan dagunya bersandar di bahu Se Ryung dengan mata terpejam. Dibauinya harum tubuh Se Ryung yang terasa sangat menenangkan itu.
Tanpa menunggu lama Seryungpun membalas pelukan erat Yi Yeon yang terasa sangat nyaman baginya. Merasakan pelukan orang yang dicintai memang begitu menenangkan. Untuk beberapa saat keduanya saling berpelukan dengan erat hingga kemudian Se Ryung teringat bahwa malam ini bukan malam penyatuan.
"Yang Mulia, tidak seharusnya anda berada disini."
"Aku tidak bisa tidur. Biarkan aku disini sebentar saja. Aku berjanji tidak akan mengganggumu."
Se Ryung menghela nafas sebentar kemudian menimbang-nimbang apa perlu mengizinkannya atau harus tetap meminta sang raja kembali kekamarnya. meskipun demikian tanpa menunggu izin dari Se Ryung, Yi Yeon sudah merebahkan badannya di futon tidur milik Se Ryung yang disiapkan oleh para dayang untuk Se Ryung beristirahat.
"aku hanya ingin sejenak melupakan permasalan di istana dan tidur dengan tenang."
Kembali Se Ryung menghela nafasnya, raja sudah terlanjur tiduran di atas tempat tidurnya.
"Baik Yang Mulia. silahkan, jika ini bisa menenangkan anda."
Se Ryung mengambil baki berisi air yang disiapkan dayang untuknya dan mendekat ke Yi Yeon yang tengah memejamkan matanya karena menikmati ketenangan yang tercipta dan harum bunga-bunga yang dipasang para dayang di tempat tidur milik sang ratu yang wanginya persis seperti wangi milik sang Ratu.
"Yang Mulia, silahkan tanggalkan jubah anda."
suara Se Ryung kembali terdengar. Yi Yeon membuka matanya dan duduk. Se Ryung dengan cekatan membantu melepaskan jubah yang dikenakan Yi Yeon dan membantu mencuci muka dan tangannya.
"Maaf, jika diawal-awal pernikahan kita aku membuatmu tidak nyaman."
"Saya mengerti kesulitan anda untuk menerima saya, mengingat ayah saya merupakan orang yang paling anda benci."
"aku raja yang tidak berkompeten. ternyata aku tidak lebih baik dibandingkan Abba mama. Aku tahu ada permasalahan tapi aku tidak bisa memberikan solusi dan menyelesaikannya. Jungjeon, akankah kamu akan membenciku jika aku menghukum ayahmu dengan hukuman yang berat?"
"Tidak. Saya tidak akan membenci anda, hukumlah beliau dan semua orang yang terlibat sesuai dengan kejahatan yang telah dilakukannya."
Yi Yeon tersenyum lega mendengar jawaban Se Ryung, diusapnya pipi wanitanya itu kemudian kembali merebahkan tubuhnya di futon empuk milik Se Ryung.
KAMU SEDANG MEMBACA
sun's flower -End
Historical FictionSe Ryung adalah seorang gadis periang, dia juga putri tunggal dari Tuan Kim, Mentri dengan tingkat tertinggi di Joseon. gadis itu memiliki paras yang rupawan dan budi pekerti yang baik. dia tidak memiliki banyak harapan dihidupnya. harapanya hanya s...