Teka Teki

4.4K 316 16
                                    

Pejabat Seo membawa lukisan dengan Peoni Merah darah merekah dengan warna dasar hitam ke ruangan Yi Yeon. Yi Yeon mengamati lukisan yang tampak sangat indah itu. 

"Peoni melambangkan keagungan seorang Ratu, dengan warna darah yang menyala membuatnya tampak kuat namun penuh keanggunan. ini mahakarya yang indah." Yi Yeon mengometari lukisan indah itu.

"Biro investigasi sudah mengecek lukisan ini, menurut mereka pelukis mencampurkan bubuk arsenik kedalam tinta yang digunakan."

"Arsenik?" tanya Yi Yeon setengah tidak percaya setelah mendapatkan laporan dari Pejabat Seo.

"Benar Yang Mulia, sayapun tidak menyangka ada racun di lukisan indah ini."

"Lalu siapa pelakunya, apakah sudah ditemukan?"

"Belum, kami sedang menyelidikinya, bersyukur racun itu segera ditemukan sehingga bisa dilakukan proses antisipasi. Sementara kami buatkan replika dari lukisan ini supaya tidak ada yang mencurigai. Bisa jadi salah satu dari ketiga dayang di istana ratu yang meletakannya, tapi bisa jadi juga ada orang yang meletakannya sebelum ratu menempati ruangan itu. Semua masih dalam penyelidikan." Terang Pejabat Seo.

"Jadi?"

"Menurut pelayan kediaman Kim, penjaga rumah itu yang mengatakan bahwa lukisan itu sudah ada disana sejak lama, tetapi saat kami mencari si penjaga ternyata dia sudah menghilang dan kami tidak bisa menemukan jejaknya lagi. maafkan kami yang mulia kami terlalu lambat menyadarinya."

"Jadi ini benar-benar disengaja." Yi Yeon tampak memejamkan matanya meredam semua amarah yang sudah membuncah, tangannyapun tampak terkepal sempurna.

Terimakasih kerja kerasmu. Segera beritahu aku jika ada perkembangan." Titah Yi Yeon. Pejabat Seo pun menyanggupi kemudian undur diri.

Ternyata benar masih ada yang ingin mengancam keselamatan Ratu. Jika terjadi sesuatu padanya akan kupastikan bahwa tidak ada yang selamat.

***

Se Ryung memadang bulan purnama dihadapannya. Air matanya melelehi di setiap sudut matanya. Ia sangat menrindukan putra kesayanganya. Hampir setiap malam disaat sunyi seperti ini Se Ryung selalu menangisi putranya yang ditinggalkannya.

Sudah seberapa besar kau sekarang nak? Apakah kau tumbuh dengan baik? Apakah mereka menjagamu dengan baik? Apakah kau merindukan ibu? Ibu sangat merindukanmu.

Se Ryung mengambil baju milik bayi kecilnya yang sengaja dia bawa menuju tempat pengasingan untuk mengobati rasa rindunya. Baju itu adalah baju yang terakhir kali dikenakan oleh putranya, bau harum bayi masih terasa dibaju mungil itu meskipun kini hanya tersisa samar-samar saja.

Se Ryung memeluk erat baju itu membayangkan bahwa sang bayi berada dalam dekapannya hingga dirinya terlelap.

***

Yi Yeon memandangi paviliun Ratu yang tiga tahun ini sudah kosong tak berpenghuni, ingatan satu-persatu antara dirinya dan Se Ryung berputar kembali dalam otaknya, Sedikit sekali kenangan indah disana. Yi Yeon benar-benar menyesali semua yang telah dilakukannya pada Se Ryung.

"Yang Mulia, apa ada yang mengganggu anda? Kami rasa ini sudah terlalu larut malam, anda lebih baik segera beristirahat." suara kasim Moon membuyarkan lamunan Yi Yeon.

"Ah ya, kurasa aku ingin menemui Pangeran Jonghwa sebelum istirahat. Sudah seharian iniaku tidak melihatnya. Kasim, tolong pimpin jalanku."

"Baik yang mulia."

Akhirnya kasim Moon memimpin jalan Yi Yeon menuju kepaviliun milik putra satu-satunya itu. Sesampainya disana terdengar suara tangisan keras milik sang pangeran yang sedang ditenangkan oleh para dayang penjaganya.

sun's flower -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang