Kilas Balik

4.6K 454 17
                                    

Beberapa pagi berikutnya setelah hari kematian Raja Hyejong, Yi Yeon mendapatkan undangan dari Ibundanya yang kini telah menjabat sebagai Ibu Suri untuk datang ke paviliunnya. Semenjak Raja Hyejong wafat, mantan ratu sudah meninggalkan paviliun ratu dan tinggal di paviliun baru.

"Saya datang memenuhi undangan Ibunda."

Dihadapan sang mantan Ratu itu sudah ada kotak berwarna merah tua dengan list keemasan. Yi Yeon tahu itu adalah stempel milik kerajaan.

"Raja telah meninggalkan kita, kini adalah saat anda, jadilah Raja yang bijak dan adil. Kokohlah dengan tahta yang anda miliki. Junjung tinggi keadilan dan kebenaran. Saya tahu mungkin akan berat, tapi saya percaya Anda dapat melaluinya." Ucap Ibu Suri itu dengan mata berkaca-kaca. Ada kelegaan terpancar disana. Akhirnya dia bisa mengantarkan putranya menuju tahta.

"Baik Ibunda, saya akan mengingat pesan anda dan melakukan yang terbaik untuk Joseon." Jawab Yi Yeon mantap, "Tapi ada yang selalu mengusik hati saya, bolehkan saya bertanya ibu?" tanya Yi Yeon kemudian.

"Silahkan jika itu bisa mengobati rasa penasaran Anda."

"Ini Tentang Menteri Kim."

Perempuan paruh baya itu tampak mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Kedua matanya terpejam seolah ingin menolak menjawab semua pertanyaan yang berkaitan dengan sang menteri.

"Ibu ak.."

"Yang Mulia saya rasa saya tahu apa yang ingin anda tanyakan, saya tidak akan bisa memberi anda jawaban, hanya saja saya bisa memberikan saran untuk anda agar berhati-hati dengan menteri itu."

"Ibunda! Kenapa? Kenapa saya tidak boleh bertanya?! Anda meninta saya untuk kokoh dengan tahta ini, tapi saya tidak mengenal bagaimana orang-orang dalam pemerintahan saya. Bagaimana bisa menang melawan perdebatan dengan mereka?! Saya mohon beritahu saya kenapa ayahanda selalu mengikuti kemauan menteri Kim? Apa alasan yang digunakan menteri itu untuk menekan abhamama?

Sebuah butiran bening meleleh dipipi perempuan itu. Ada rahasia yang ingin ia lindungi sampai mati. Ini adalah sebuah aib besar yang ingin dikubur agar tidak seorangpun tahu.

"Ibunda, saya mohon beritahu saya."

Mantan Ratu menyerka air matanya,

"Baiklah ini akan panjang, dengarkanlah baik-baik..."



Ini adalah kejadian 18 tahun yang lalu atau sekitar 2 tahun sejak kematian Raja Seonjo. Diawal kepemrintahan raja Hyejong wacana tentang pengangkatan Putra Mahkota mulai digaungkan oleh para menteri diparlemennya. Ada polemik tentang siapa yang akan menjadi Pangeran Penerus Joseon.

Banyak yang menginginkan agar Pangeran penerus adalah Pangeran Dongwoon, hal ini dikarenakan Pangeran Dongwoon merupakan anak dari Ratu Inmook, sangat pantas jika kemudian gelar tersebut diserahkan kepadanya. Mantan Ratu Inmook sendiri yang terus memimpin para menteri pendukungannya untuk melakukan gerakan menekan Raja agar segera menunjuk Pangeran Dongwoon sebagai Putra Mahkota.

Sedangkan dari fraksi yang lain bersikukuh untuk mengangkat pangeran Yi Yeon sebagai Putra Mahkota karena dia adalah Putra dari Raja yang saat ini menjabat. Nurani Raja Hyejong pun ingin agar putranya sendiri yang menjadi pangeran penerus.

Polemik itu terus bergulir bagaikan bola salju, tidak ada solusi atas permasalahan ini. Raja Hyejong tidak ingin mengangkat permasalahan ini sampai kepermukaan karena khawatir hanya akan memecah belah negaranya. Untuk beberapa saat sang raja muda itu mengabaikan seruan agar segera menunjuk Putra Mahkota.

sebuah manuver dilakukan oleh fraksi pendukung Ratu, mereka berusaha untuk meracuni Yi Yeon. Raja Hyejong sangat murka dengan hal ini. Dia lanngsung berhadapan dengan Mantan Ratu, Namun Mantan Ratu menampiknya karena alasan yang dikemukakan oleh Hyejong tidak masuk akal.

Menteri Kim Yoon shik yang saat itu masih menjabat sebagai menteri menengah menghadap kepada Hyejong. Dia bersumpah bersetia kepada sang Raja dan siap untuk mendukung Raja. Saat itu dia adalah keponakan dari seorang menteri berpengaruh pada masa raja Seonjo, karena ketetapan hati si menteri dan kekecewaannya kepada mantan Ratu akhirnya dia menerima uluran dukungan dari si Menteri.

Siapa disangka menteri malah meracun Mantan Ratu yang saat itu tengah dalam pemulihan dari wabah cacar air. Sontak para pendukung Mantan Ratu kalang kabut, hak asuh pangeran dongwoon diserahkan kepada ibu Suri Agung yang sudah disuap habis-habisan oleh Mentri Kim. Atas jasa kesetiaan sang menteri akhirnya Raja mengganjarnya dengan jabatan menteri tertinggi menggeser beberapa menteri yang ada.

Hyejong tidak menyadari jika menerima Menteri Kim sama dengan memasukkan ular kedalam rumahnya. Tindakan nekad sang menetri ternyata tidak sampai disana, ambisinya untuk menguasai Joseon terus berlanjut. Bersetia kepada Hyejong tidak cukup untuk memuaskan dahaga akan kekuasaannya. Sang menteripun menjalin hubungan dengan Ming, karena menteri itu tahu yang dapat menekan kekuasaan raja adalah bangsa ming. Joseon ada digenggaman Ming. Sang menteri mulai menyogok pejabat ming dan memulai kerjasama tentang perdagangan manusia dari Joseon.

Benar saja, segala usaha sang menteri akhirnya membuahkan hasil, beberapa kali pengukuhan Yi Yeon sebagai putra Mahkota ditolak oleh Ming atas Prakasa dari menteri Kim. Penolakan itu tentu membuat sang Raja frustasi. Alasan Menteri Kim mempengaruhi Ming untuk menolak Yi Yeon karena ada beberapa Permintaan Menteri Kim yang ditolak oleh raja, terkait dengan kepemilikan lahan pertanian yang melebihi 5 ha oleh kaum rendahan harus diserahkan kepada pada bangsawan. Permintaan tak masuk akal seperti itu tentu membuat Raja geram.

Akibatnya sampai dengan usia 17 tahun Yi Yeon tak juga dikukuhkan sebagai pewaris, rajapun semakin resah, apalagi semenjak Pangeran Dongwoon mulai tinggal di Hanyang, seolah-olah pemuda itu adalah ancaman bagi putranya.

Usaha raja untuk bisa lepas dari cengkrama Menteri Kim sudah dilakukannya, sejak mengendus ada yang tidak beres dengan ketulusan menteri Kim diawal-awal kepemimpinannya raja mulai mencari orang lain yang bisa memberinya kekuatan. Raja mulai mencari orang lain yang bisa dengan tulus melayaninya. Akhirnya Penasehat Park Soo Jung yang merupakan sahabat masa kecilnya yang sudah gerah dengah tindakan semena-mena dari Menteri Kim berjanji bersetia kepada Hyejong.

Bersyukur kemudian Menteri Kim melunak, dia hanya ingin agar jika Yi Yeon diangkat sebagai Putra Mahkota maka kandidat Putri Mahkota adalah putrinya. Rajapun menyetujui hal ini dan akhirnya Yi Yeon bisa dinobatkan sebagai Putra mahkota.

Saat insiden penangkapan Menteri Park Soo Jung sebenarnya Menteri Kim tidak mengetahui raja berani bertindak sejauh itu untuk menangkap tangan perbuatannya. Beruntung Informanya lebih jeli dibandingkan Raja sehingga dengan mudah dapat ia halau. Dari insident itu Menteri Kim mengancam raja untuk melanjutkan memperkarakan keterlibatan Yi Yeon upaya memberontakan sehingga mau tak mau dia harus mengeksekusi mati sahabatnya sendiri.

Ratu mengakhiri ceritanya yang panjang, Yi Yeon terkejut dengan fakta itu. Dia tidak pernah menyangka ayahnya ternyata sangat lemah dalam memerintah.

"Jadi itu yang mendasari Ayahanda tetap mengeksekusi sahabatnya sendiri tanpa melakukan penyelidikan karena Menteri itu menggunakan namaku untuk mengancam beliau??" tanya Yi Yeon dengan tak percaya.

Ratu sudah tidak mampu lagi menjawab, air matanya sudah berderai membasahi kedua pipinya yang semakin pucat. Wanita paruh baya itu hanya mampu menganggukkan kepalanya mengisyaratkan pembenaran.

Kurang ajar!!! Menteri Kurang Ajar, kupastikan kau akan mati dengan mengenaskan! Dulu dia mengancam akan membunuh seluruh anggota penasehat Park Soo Jung jika aku tidak mengikuti kata-katanya. Ternyata kejahatannya benar-benar sudah tidak termaafkan.

Yi Yeon mengepalkan kedua tangannya untuk menahan emosinya. Tetapi tetap saja dirinya tidak mampu mengendalikannya. Semua kemarahannya untuk menteri Kim sudah diubun-ubun. Ingin sekali pemuda itu segera menumpahkan amarahnya.

"Saat seorang Putra selir menjadi raja ada beban yang sangat berat yang harus dipikulnya. Saya mohon jangan salahkan Yang Mulia Raja Hyejong."

***

Ups.. TBC lagi.

Part ini didedikasikan untuk pembaca setia Sun's Flowers karena telah memberikan respon yang menyenangkan. Terimakasih sudah membersamaiku sampai sejauh ini. Jujur aku Ingin lebih banyak melihat saran dan masukan dari kalian. Makasih.

sun's flower -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang