Klik ★ pojok kiri.
Zach POV
Kenapa dia?
Lagi-lagi menangis.
Apa mungkin hidupnya diciptakan hanya untuk menangis?Kuhapus air mata yang berjatuhan itu, "Kamu kenapa sih, Als?"
Alyssa tertegun sebentar, "Aku teringat Farel."
Aku tersentak, "Farel?"
"Ya, Kak. Jujur, aku masih sayang sama dia." ujarnya dengan semakin mengencangkan tangisannya.
Kenapa ini?
Kenapa dadaku terasa sesak?
Kenapa hatiku seolah tidak terima dengan ungkapan Alyssa?"Kak.. Aku rindu Farel.." ujarnya di sela-sela tangisnya.
Kurengkuh Alyssa ke dalam pelukanku, "Kamu mau nyobain lagi rasanya mogok makan 2 minggu ya?"
Tiba-tiba Alyssa terkekeh dan memukul-mukul dadaku, "Kak Zach memang paling jago bikin ketawa. Dasar pelawak."
Aku tidak terima diberi julukan pelawak. Karena aku sang pangeran.
"Hei. Siapa juga yang ngelawak, ha?"
Alyssa masih tertawa hingga akhirnya dia terisak lagi. Asli. Nih bocah kekanak-kanakan banget. Nangis di depan gue. Dipikir gue emaknya kali yak.
"Yang jelas dong, Als. Bukankah waktu lalu kamu pernah bilang kalau kamu udah nggak sayang lagi sama Farel dan kamu bakal move on, kan?" celetukku.
"Salah siapa Kak Zach bawa Farel kesini. Bikin aku flashback." ujarnya masih dengan terisak.
Ya ampun. Gara-gara itu ternyata. Dasar, cewek emang baperan.
Kurangkul pundak Alyssa, "Yang kamu rasain itu emang wajar. Tapi, jangan sampai kamu salah langkah lagi, Als.."
Alyssa menghentikan tangisnya kemudian menatapku, "Jika memang wajar, berarti aku bisa memiliki Farel lagi?"
"Alss... Kita boleh berkeinginan apapun, tapi, memiliki seseorang itu kaitannya dengan hati. Oke jika kamu masih suka sama Farel, tapi, jika Farel sama sekali nggak nyisihin ruang di hatinya buat kamu, kamu bisa apa?" ujarku geram dengan perkataan Alyssa.
Alyssa terlihat termenung.
"Aku ngantuk, Als. Main coc besok aja, yah." celetukku sambil menguap ngantuk.
--
Pas. 07:00 AM. Hampir aja telat.
Hari ini aku dan keluarga Alyssa kesiangan. Sampai tadi nggak sempet sarapan. Buru-buru berangkat sekolah.Ting..
Bel jam ke-1 terdengar. Aku dan Alyssa masih di parkir usai memarkirkan mobil."Duhh telat nih, Kak." celetuk Alyssa dengan wajah cemas.
"Santai aja dong. Tinggal langsung masuk ke kelas." sahutku sambil membenarkan dasi panjang warna abu-abu.
"Iya, Kak Zach yang santai. Kelas Kak Zach kan deket. Kelasku di lantai atas. Nggak keburu nih." ujarnya lagi. Super bawel.
"Udah tau gitu masih aja nyerocos." kuraih tangan kanan Alyssa, "Kuanterin sampe kelasmu."
Alyssa menatapku bingung. Kuabaikan tatapan itu.
"Nah.. Masuk sana." ujarku setelah sampai di depan kelas Alyssa.
"Tapi, Kak.. Itu udah ada Bu Maria."
Alyssa terlihat ketakutan. Aku tersenyum tipis menanggapinya.
"Udah sana.. Kamu masuk aja." ujarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Need You
RomanceKeputusan yang paling sulit dalam cinta adalah ketika harus memilih antara tetap bertahan atau harus melepaskan.