TIGA

9.6K 643 10
                                    

Bagaimana mungkin seorang sekretaris CEO yang pernah bekerja untuk sebuah perusahaan besar di Amerika dengan cakupan bisnis antar benua bersedia melamar ke perusahaan nasional yang tak ada apa-apanya?

Betapa ruginya perempuan ini meninggalkan pekerjaan dengan gaji besar dan kemewahan yang menyertainya?

Mata Gerard beralih pada pasfoto di sudut cv. Wajah yang sama dengan sosok perempuan di depannya.

Gerard enggan harus mengakui kalau ia harus setuju dengan HRD. Perempuan ini qualified!

Tetapi tetap saja ia harus menanyakan sesuatu yang mengganjal pikirannya.

"Kenapa anda resign dari pekerjaan sebelumnya?"

Amina sudah siap dengan pertanyaan itu. Tetapi tetap saja ia kesal dengan Gerard. Ia masih dibiarkan berdiri sejak menginjakkan kaki di ruangan ini.

"Boleh saya duduk?" tanya Amina

"Silakan"

"Saya resign karena beberapa pertimbangan. Masalah keluarga dan pribadi"

"Jelaskan dengan rinci"

"Ibu saya terlalu tua untuk tinggal sendirian di Indonesia. Sementara tinggal di Amerika bukan pilihan yang membuat beliau bahagia karena alasan tidak yakin akan nyaman hidup di negara asing."

"Alasan lain?"

"Hanya sebuah alasan pribadi"

"Tapi saya perlu mendengar"

Amina menatap Gerard tidak senang. Lelaki ini benaran keras kepala atau hanya kepo sekedar ingin tahu? Entahlah... Tapi yang jelas Gerard masih menunggu jawaban.

"Ini benar-benar privacy dan saya tidak ingin membahasnya," Amina kekeuh.

Gerard mendengus kesal, "Tetap harus anda jelaskan agar saya bisa menyodorkan kontrak dengan keyakinan penuh. Saya harus yakin sepenuhnya anda bukan seseorang dengan track record yang buruk"

"Bukankah CV saya sudah menjelaskan semuanya? Saya juga telah melampirkan surat kelakuan baik dari kepolisian.."

"Jawab saja. Apa sebegitu susahnya?"

Tatapan tajam dari Gerard membuat Amina menyerah. Apa boleh buat, mungkin hal ini memang harus dibahas agar bosnya tahu siapa dia, dan bagaimana prinsipnya yang kuat mengalahkan apapun termasuk sebuah jabatan dan pekerjaan hebatnya di Amerika.

"Saya ingin hijrah", Amina menghela napas pelan sebelum melanjutkan," Saya yakin akan terjadi prokontra di tempat kerja yang lama. Jadi sebelum memutuskan berhijab, saya resign."

Gerard tidak putus menatap tajam Amina.

"Kalau saya keberatan dengan gaya berpakaian anda bagaimana?"

Amina membalas tatapan Gerard tanpa terintimidasi. 

"Saya tidak menemukan poin tentang dress code atau hal semacam itu dalam lowongan yang saya baca. Saya yakin perusahaan ini profesional dengan apa yang dipublikasikan"

"Ok. Tapi karena posisi yang anda tempati adalah sekretaris CEO, saya ingin anda menyesuaikan diri. Berpakaian layaknya seorang professional karena yang akan anda temui nanti adalah orang-orang first class"

Dada Amina perih. Bagaimana mungkin lelaki ini menganggap remeh dirinya hanya karena busana yang dikenakannya?

"Menyesuaikan diri dengan membuka hijab saya?" suara Amina bergetar.

"Bukan..." Gerard mempertimbangkan sesuatu sebelum berkata, "Saya lihat banyak model-model hijab modern. Jangan yang tradisional seperti sekarang"

Amina tersenyum lemah.

"Maaf. Kalau rulenya seperti itu saya memilih untuk menolak."

Gerard mengernyit. Ia tidak suka dibantah.

"Bagaimana saya berbusana tidak akan saya ubah," sambung Amina

Gerard tidak habis pikir. Apa salahnya sih mengganti jilbab lebar sesiku, baju panjang selutut, dan rok lebar yang semuanya berbahan kain tebal dengan fashion hijab modern?

Ketukan pintu mengalihkan perhatian Gerard. Pak Taufan masuk dengan gugup.

"Urus kontraknya sekarang", perintah Gerard pada Pak Taufan.
Ia memandang tajam Amina, "Kali ini saya berbaik hati untuk memberi anda kesempatan. Tolong jangan kecewakan saya"

Amina menjawab,"Siap Pak. Terima kasih."

Sepeninggal Amina dan Pak Taufan, Gerard bangkit berdiri. Ia berjalan menuju jendela, memandang lalu lintas padat di bawah sana.

Kalau bukan karena tertarik dengan pengalaman kerja perempuan itu, ia tidak akan pernah menerima karyawan macam Amina. Sekretaris macam apa yang ia terima barusan...?
Oh God...

Give Love A TryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang