"Lho...katanya mulai kerja hari ini. Kok sudah pulang Na?" tanya Bunda melihat Amina putrinya sedang membuka sepatu di teras.
"Hari ini cuma tanda tangan kontrak saja Bun. Besok baru Nana kerja fulltime," sahut Amina masuk ke dalam rumah sambil mengucapkan salam.
"Gimana di sana tadi?"
"Nana belum bisa kasih penilaian Bun...Tadi sudah ketemu sama bosnya sih, tapi ya gak taulah gimana orangnya...,"Amina berhenti sejenak memikirkan kembali kejadian di kantor sebelum melanjutkan, "Agak sombong sih bosnya... Terus orang-orang HRD nya lumayan"
"Dibetahin, Na... Walau nggak sebagus tempat kerja yang lama, tapi kan di Indonesia. Di negara sendiri. Di kampung sendiri..."
"Iya Bun," Amina tersenyum menenangkan Bunda,"Doain saja Nana bisa adaptasi cepat"
Nana berjalan menuju dapur, mencuci tangan dan bergegas membantu si mbok ART memasukkan makanan catering yang sudah siap packing ke dalam kotak. Tadi pagi Amina sengaja bangun sebelum Subuh memasak makanan ini. Amina sangat gesit dan cekatan. Ia harus cepat, sebentar lagi makan siang ini harus segera di kirim ke pelanggan cateringnya.
"Kalo kamu kerja, usaha cateringan ini distop saja," ujar Bunda masuk ke dapur, "Kamu tahu kan kalau Bunda nggak sanggup lagi ngurus yang beginian"
Amina tercenung mendengar kalimat Bunda.
Distop?
Kan sayang... Usaha cateringnya sedang maju-majunya. Sudah ada 52 pelanggan tetap. Belum lagi yang order dadakan.
Amina sepulang dari Amerika berstatus pengangguran. Satu bulan berusaha melamar kerja sana sini hasilnya nol. Para interviewer semuanya keberatan dengan busana yang ia pakai jika posisi yang ia tempati itu adalah sekretaris. Mereka menawarkan posisi lain, tapi Amina menolak karena merasa passionnya bukan itu.
Tidak berpenampilan menarik...
Itulah alasan kenapa posisi sekretaris begitu sulit ia tempati.
Di tengah usaha untuk melamar kerja, Amina meneruskan usaha catering Bunda yang telah stop 2 tahun pasca Bundanya menyerah dengan usia tua dan tak sanggup bekerja menghandle seorang diri.
"Bun...kita gaji karyawan buat bantu-bantu saja," usul Amina
"Untungnya tak seberapa nak...nanti malah habis buat ngegaji karyawan saja."
"Nggaklah Bun...pelanggan kita kan sudah lumayan banyak. Walau untung tipis, kita masih bisa terus promosi, ntar kalau nambah pelanggan terus, untungnya kan nambah juga. Nana juga bisa promosi nanti di tempat kerja. Karyawan paruh waktu saja Bun..."
Amina tersenyum ketika melihat Bunda memikirkan perkataannya.
"Nanti Bunda cari tetangga dekat sini yang bisa bantu-bantu"
Amina mengangguk senang, ia kembali memasukkan makanan ke kotak. Harapannya usaha cateringan ini terus berkembang, hingga suatu hari cukup untuk menjadi pekerjaan utamanya. Ia bercita-cita untuk berwirausaha. Berhenti bekerja kantoran, dan sambil menunggu proses itu ia akan menambah link untuk mengenalkan cateringannya ini ke orang-orang.
Selesai mengotaki makanan, Amina mulai mengorder gojek untuk mendelivery makanan itu ke pelanggannya. Ia tampak sibuk dengan smartphonenya tanpa sadar bahwa sedari tadi ditatap oleh Bunda.
Amina putri semata wayang Bunda. Ia selalu berpikiran positif, keras kepala, dan ambisius. Bercita-cita tinggi dan seorang pemimpi. Amina gigih memperjuangkan mimpinya. Sebut saja Amina yang dengan mata penuh tekad dulu pernah berkata ingin menjadi wanita karir dan bekerja di luar negeri.
Impian itu terwujud tak lama setelah Amina lulus kuliah. Lalu keputusan tiba-tiba putrinya itu untuk berbusana muslimah yang pada awalnya membuat Bunda was-was menyangka putrinya ikut aliran radikal yang dijawab dengan tawa renyah amina.
Amina meyakinkan Bunda kalau keputusannya itu adalah panggilan hati. Tidak ada hubungan sama sekali dengan prasangka Bunda.
Dan sekarang, putrinya punya impian baru untuk berwirausaha. Bunda menatap hangat Amina dan dalam hati mendoakan agar cita-cita putinya itu terkabul.
Doa seorang ibu yang diharapkan Bunda dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Love A Try
RomanceSekretaris bagai sebuah kutukan bagi keluarga Elmans. Sang kakek, meninggalkan istrinya demi seorang sekretaris muda. Ayah terpikat pada sekretaris yang usianya muda 11 tahun dan sekarang menjadi ibu dari 2 anak lelaki generasi ketiga pewaris keluar...