ENAM

8.1K 562 9
                                    

Hi reader... Give Love A Try saya reupload lagi...  Bagi yang bingung, ini adalah cerita sebelum The Love I Need.
Ini cerita pertama yang sempat saya unpublish.
Jadi Leo dan Gerard masih sama sama lajang disini...
Happy reading ^_^
Selamat berakhir pekan ya...

Leonardo berhenti sejenak setelah keluar dari lift. Ia mendadak bingung. 

Apa barusan ia keliru menekan tombol lift sehingga berhenti di lantai yang salah?

Kacamata yang ia taruh di saku kemeja segera dipakainya.

Benar... Ini benar-benar lantai yang ia tuju. Yang di ujung lorong lantai ini adalah ruangan sahabatnya. Ruangan CEO PT Graha Mandala.

Tapi kok??? Ada ibu-ibu pengajian yang duduk di meja sekretaris?

"Permisi," sapa Leonardo penasaran, "Apa meja sekretaris dipindah ke tempat lain?"

Amina mendongak dari pekerjaannya. Ia sedari tadi begitu fokus menekuni laptop.

"Tidak. Anda bisa baca sendiri," Amina mendorong ke depan papan nama kayu bertulis 'sekretaris'.

"Jadi..." Leonardo mengangkat alis, "Kamu sekretaris baru Gerard?"

Amina tersenyum tipis," Ya. Ada yang bisa saya bantu?"

"Hmm...hanya ingin bertemu Gerard sebentar," Leonardo menahan senyum geli.

Amina tak ambil pusing dengan tingkah Leonardo yang aneh, dia dengan cepat menelpon ke ruangan Gerard memberitahu kedatangan seorang tamu yang belum membuat janji.

"Nama anda Pak?" Amina menahan telepon bertanya.

"Leonardo"

Setelah mendapat persetujuan Gerard, Amina mempersilakan Leonardo masuk.

"Lain kali tidak usah seformal itu. Kami sahabat," ujar Leonardo berjalan perlahan menuju ruangan Gerard

Amina memperhatikan punggung lelaki itu. Sahabat Gerard? Pantas sama saja sombongnya. Amina paham betul arti tatapan meremehkan dan geli yang ia terima dari Leonardo. Tidak sopan.

Sementara Leonardo yang masih terheran-heran dengan sekretaris baru Gerard, sesekali melirik ke belakang. Ketika ia mendapati Amina menatapnya ia tersenyum miring.

'Pasti perempuan itu terpesona dengannya', Leonardo jumawa. 'Siapa yang tidak sih? Susahnya jadi cowok ganteng...'

"Jadi itu sekretaris barumu?" cetus Leo begitu masuk ke ruangan Gerard, "Dari sekian banyak pelamar, dan yang seperti itu yang kamu terima?"

Berondongan pertanyaan bernada protes dari sahabatnya membuat Gerard tertawa kecil.

Gerard mengangkat alis seraya nyengir, "Sudah bertemu dengan Amina rupanya kau Leo"

"Please Gerard... Sekretaris macam apa yang di depan itu?"

"Kamu sudah lihat sendiri kan?" Gerard menikmati ekspresi putus asa Leo.

Leo mengusap kepalanya sendiri tampak berpikir, "Baru kali ini bro, ketemu sama perempuan yang dandanannya betul-betul membosankan. Bahkan alarm Mr P gak bekerja buat perempuan itu. Nggak ada feromonnya..."

Gerard menggelengkan kepalanya, "Baguslah. Paling tidak sekretaris kali ini aman dari jamahan tangan busukmu Leo. Jadi kamu tidak punya alasan untuk sering-sering ke sini seperti yang lalu-lalu"

Gerard menambahkan, "Walau begitu, hasil pekerjaannya terbaik, jika dibandingkan Ranti, Monic, dan yang lain-lain itu.

"Ah...Ranti, semalaman aku masih ngehibur dia gara-gara kena pecat. Kejam banget sih jadi bos Ger. Tanpa SP main pecat saja," celetuk Leo

"SP tertulis memang tidak. Tapi kalau dia paham, beberapa teguran lisan harusnya membuat dia introspeksi," Gerard menjelaskan dengan nada datar," Dia ngadu ke kamu ya?"

Leo pura-pura memasang wajah sedih, "Ya iyalah... Dia mesti ngadu ke siapa lagi, biar bisa masuk ke sini lagi. Not badlah. Ngehibur dia sampe beberapa ronde sampai..."

"Stop Leo! Aku tidak tertarik dengan cerita ranjang kalian"

Leonardo tertawa keras. 

"So.. Gimana kalau yang di depan itu kita make over?" Leonardo menjentikkan jari.

"Siapa? Amina?" Gerard mengernyit.

Heran, kenapa sahabatnya ini begitu penasaran dengan sekretaris barunya.

"Iya...kita make over. Suruh dia melakukan sesuatu sama penampilannya. Sekretaris yang seharusnya bukan seperti itu. Kalau ada tamu, bisa-bisa mereka mengira si Amina ini..."

"Pendamping spiritual?" potong Gerard

"Bukan. Ustadzah pulang pengajian yang numpang duduk di meja sekretaris! Ah.. Bahkan ustadzah yang di tivi lebih enak dilihat dibanding dia"

"Haha...," Gerard tertawa lepas. Sejak kapan Leo menonton acara pengajian di tivi? Topik Amina menjadi hiburan tersendiri baginya. Sudut pandang Leo tidak banyak berbeda dengan dirinya sendiri ketika pertama kali bertemu Amina. Tapi sekarang setelah melihat kerja gadis itu Gerard tidak mempersoalkan penampilan sekretarisnya itu lagi.

"Dia tidak mau. Biar saja, selama hasil kerjanya memuaskan, rapi, terorganisir, dan cepat, it's no problem."

"Memangnya nggak malu bro, bawa dia meeting keluar?" Leo memijit pelipisnya.

"Mengapa kamu yang pusing sih bro?" 

"Tidak dapat stok cewek baru. Maaf Ger, aku bakalan jarang main ke sini. Tidak ada lagi cewek cantik yang bisa digoda di meja sekretaris. Jangankan mau menggoda, cuci mata saja tidak bisa!" keluh Leonardo

"Maaf bro. Ini kantor, tempat berbisnis. Bukan agen kencan tempat mencari gebetan."

Leo tersenyum miring. Kali ini dia diolok Gerard. Hal yang sangat jarang terjadi.

"Harus berbagi sama yang lain nih...," Leo mengeluarkan handphonenya dan dengan cekatan mengetik sesuatu di grup chat WA.

Suara pemberitahuan terdengar di hp Gerard. Ketika membaca isi chat dari Leo di grup, wajah Gerard tampak masam. Lagi lagi Leo selalu seenaknya.

Leo cengengesan melihat ekspresi sebal Gerard.
Ah.. ia tidak sabar ingin memamerkan sekretaris baru Gerard ke sahabatnya yang lain...

Give Love A TryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang