Vote and comments ya...
Happy reading!Pagi ini ruangan meeting ramai karena berlangsung rapat pembahasan tender kedua PT Draco. Tender yang lebih besar dari yang pertama.
Masih proyek smelter tetapi kali ini pembangunannya di Papua. Tidak hanya smelter, tetapi segala kelengkapan fasilitas pendukung karyawan pun termasuk di dalamnya.
Gerard dan tim harus hati-hati karena ongkos pembangunan di Indonesia Timur jauh lebih besar dibanding Indonesia Barat. Hitung-hitungannya harus rinci dan mereka sedang mempertimbangkan pengiriman barang secara mandiri via kapal cargo ke lokasi proyek. Beli di tempat sepertinya memakan dana yang sangat besar. Apalagi kualitas yang akan mereka pakai adalah barang kualitas satu.
Walau tanggal pengajuan proposal masih sebulan lagi, Gerard memberi batas waktu awal agar bisa direvisi dini jika ada yang tidak sesuai. Ia ingin semuanya selesai tanpa diburu waktu seperti kejadian tender pertama. Revisi di menit-menit akhir.
Rapat break dulu ketika masuk istirahat siang.
"Amina belum masuk ya..." cetus Tyas merapikan alat tulisnya.
"Masih hari kedua..." ujar Feri
"Tapi gak habis pikir ya...Amina sebegitu dekatnya sama CEO PT Draco. Sampai paham banget sama selera beliau pas tender kemarin" ucap Tyas sambil menutup resleting cover bag laptopnya.
"Kalau nggak dekat, gak mungkin sampai ngirimin wakilnya buat datang takziah kan?" Agung ikutan nimbrung, "Itu...waktu pemakaman kemarin Madam Beatrice mengirim sekretarisnya untuk ikut hadir disana"
"Masa?" Gerard yang sedari tadi menguping kini mengomentari
"Iya pak. Mr. Wilhem menyapa saya" ucap Feri," Kami juga ngobrol sebentar, Mr Wilhem nanya nanya gitu"
"Menanyakan tentang apa?" Gerard sudah terfokus penuh pada topik ini
"Tata cara pemakaman di Indonesia. Berapa hari rumah duka dibuka untuk umum...terus...," Feri terlihat ragu sejenak tetapi tetap melanjutkan, "Juga kemungkinan Amina mau balik ke kerjaan lamanya di US karena ibunya sudah tiada. Tidak ada lagi yang menahannya. Mr Wilhem sempat menyinggung itu juga."
Wajah Gerard tampak menegang. Feri mendadak gugup menyadari ia telah terlalu banyak bicara. Buru buru berkemas, Feri beralasan ingin segera shalat Zuhur untuk kabur dari ruangan itu.
Rahang Gerard berkedut emosi. Awalnya ia berniat untuk makan siang, tetapi langkahnya malah bergerak ke parkiran dan menyetir menuju rumah Amina. Emosinya makin menjadi ketika menemukan keberadaan papan bunga ucapan duka cita yang letaknya paling depan dekat pintu bertuliskan ucapan belasungkawa dari Franc!
Iya...Franc!! Franc yang itu!!!
Franc rivalnya yang berniat merebut Amina dari Graha Mandala!
Gerard menahan diri untuk tidak menendang papan bunga, dan berjalan lurus menuju teras. Ia mengucapkan salam yang dijawab oleh suara perempuan yang amat Gerard kenal. Suara Amina.
"Masuk Pak" Amina berdiri di ambang pintu. Gerard memperhatikan raut muka Amina yang masih sendu. Seketika amarah dan emosinya hilang. Gerard merasa ini bukan saat yang tepat untuk marah-marah pada orang yang tidak tahu apa apa. Amina sedang berduka.
"Maaf saya belum bisa ke kantor. Masih ada tetangga dan kenalan bunda yang bertakziah" ucap Amina memulai pembicaraan.
"Saya datang bukan untuk inspeksi" ucap Gerard," Hanya ingin memastikan kamu baik, sehat, dan masih waras"
Amina menghela napas pelan
"Maaf saya banyak merepotkan bapak tempo hari. Saya betul-betul berterimakasih atas semua bantuannya. Terimakasih banyak" Amina tersenyum tipis
Gerard balas tersenyum.
Ah...gadis ini terlihat butuh penyemangat. Mungkin ia harus mengucapkan kata-kata motivasi atau semacam itu, tapi pikiran Gerard tak menemukan kalimat apapun. Alhasil ia hanya diam mendengar Amina bercerita.
"Bunda adalah segalanya bagi saya. Saya meninggalkan semua impian, cita cita, hanya untuk merawat bunda. Tapi sekarang beliau suah tiada. Alasan alasan yang sebelumnya hanya demi bunda, tampak tidak begitu bernilai lagi saat ini"
Gerard menelaah kata demi kata ucapan Amina barusan. Apa Amina sedang mengisyaratkan akan kembali ke US? Bukankah selama ini Bunda adalah alasan Amina kembali ke tanah air?
Lalu bagaimana dengan Graha Mandala?
Bagaimana dengan tender kedua Draco?
Bagaimana jika kalah?
Saat ini Graha mandala butuh dana segar karena keuangan perusahaan yang buruk!!
Perusahaan akan mengalami kerugian!!
Saham anjlok!!!
Tidak...!!
Tidak boleh terjadi!!
Apapun caranya Gerard akan pastikan Amina tidak akan kemana mana! Hitung-hitungan bisnis Gerard semua menggemakan kebutuhannya akan kehadiran Amina.
Amina miliknya!!
Apapun caranya......
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Love A Try
RomanceSekretaris bagai sebuah kutukan bagi keluarga Elmans. Sang kakek, meninggalkan istrinya demi seorang sekretaris muda. Ayah terpikat pada sekretaris yang usianya muda 11 tahun dan sekarang menjadi ibu dari 2 anak lelaki generasi ketiga pewaris keluar...