SEBELAS

6.9K 485 17
                                    

For every girls, please percaya dirilah. Apapun yang membuat kalian minder, sesungguhnya dengan percaya diri aura positif dan cantik itu akan keluar!




Gerard tidak bisa menikmati jamuan makan malam yang diadakan PT Draco. Padahal menu yang terhidang semuanya standar bintang lima. Apakah gerangan yang menjadi penyebab lelaki itu tidak berselera? Jawabannya adalah sepasang lelaki dan perempuan yang sedang mengobrol di depannya ini!!

Gerard menatap Franc dengan rasa tidak senang. Saingannya dalam merebut tender itu terang terangan sedang merayu Amina. Merayu untuk pindah perusahaan tepatnya.

Kemarin Franc menangkap keakrapan Amina dan Madam Beatrice. Otak bisnisnya langsung menyalakan alarm kalau Amina akan menjadi tangkapan yang bagus jika bisa berada di pihaknya.

Tahun ini tahun pengembangan sayap PT Draco. Akan banyak tender yang dilempar pada perusahaan konstruksi. Selain ide dan inovasi, pemenangan tender kadang juga butuh pendekatan psikologis. Amina jelas jembatan yang bagus untuk mendapatkan angka triliunan untuk perusahaannya. Amina kunci untuk mendekati madam Beatrice.

Franc mengeluarkan semua pesonanya di depan Amina. Gerard baru saja akan menarik Amina menjauh dari lelaki licik tak tahu etika itu. Sembarangan dan seenaknya saja memberi penawaran kerja pada Amina padahal ada Gerard beberapa langkah saja dari mereka.

Amina berkata datar, yang membuat langkah Gerard berhenti, "Maaf pak Franc. Sebenarnya saya pernah melamar di perusahaan bapak. Tetapi ketika interview saya ditolak pada pertanyaan pertama. Bukan seputar CV atau jobdesk, tetapi mengenai prinsip berpakaian saya".

Franc terdiam, dengan senyum yang perlahan memudar.

"Di Graha Mandala saya mendapat kepercayaan untuk tetap memegang prinsip itu secara bebas." Mengangguk pelan, Amina permisi meninggalkan Franc.

Gerard tersenyum mencemooh pada Franc.

"Apa?"tanya Franc

"Kamu harusnya bersikap layak. Tidak sopan menawari seseorang pekerjaan di hadapan bosnya. Sayang sekali...ditolak mentah-mentah"

"Saya belum mendengar kata tidak," Franc bersikeras, "Selagi dia belum berkata tidak, masih ada banyak jalan menuju Roma. Tinggal mengubah pendekatannya. Jalan tol memang mudah, tetapi masih ada jalan pintas. Walau tidak besar, masih bisa dilalui"

Gerard menggeram marah.

Ini di luar rencana. Ia tidak menyangka akan mendapat tantangan dari Franc. Harusnya jamuan makan malam yang diadakan PT Draco akan menjadi ajang pendekatan Amina dan madam Beatrice. Tetapi Franc merusaknya. Lelaki itu menahan Amina mengobrol dengannya sehingga Amina tidak mengobrol sama sekali denganmadam Beatrice. Padahal dalam skenario Gerard, ia akan menyela kedua perempuan itu untuk memberi pendekatan pada PT Draco. Memberi kesan baik, dan menebar wibawanya agar dipercaya memenangkan tender. Pendekatan psikologis...

Mata Gerard memandang berkeliling mencari Amina.

Bagus!

Ia melihat gadis itu sedang berjalan menuju tempat Madam Beatrice yang sedang mengobrol dengan beberapa pengusaha asing. Amina diperkenalkan pada satu persatu lelaki yang berdiri di sana. 

Walaupun gadis itu bagai manusia salah tempat di ruangan itu, tapi postur Amina dan ekspresinya tampak santai. Jamuan makan malam ini dihadiri para pengusaha dan stafnya yang mengenakan busana pesta. Tuksedo bagi pria, dan gaun bermacam model bagi wanita. Paha, betis, lengan, punggung, rambut dengan bermacam style, bahkan belahan dada seksi, menjadi bagian dari gaun yang dikenakan para kaum hawa. Sangat fashionable.

Lalu Amina?

Gadis itu mempertahankan baju longgar, rok lebar dan hijabnya yang mencapai siku itu! Yang berbeda cuma bahan hijab yang Amina kenakan ada nuansa kilaunya. Itu saja. Berdandan pun tidak!

Sungguh menjadi orang aneh satu satunya di ruangan, tetapi Amina tidak merasa aneh sama sekali. Ia percaya diri, tidak tertekan dan berbaur bersama orang-orang di ruangan itu. Ia tidak menunduk malu, memilih menyepi, ataupun sembunyi di suatu sudut.

Tidak

Amina malah berbincang dengan kepala tegak, penuh aura positif, dan siapapun pasti akan tahu Amina menolak didiskriminasi karena penampilan luarnya. Prinsipnya.

Gerard diam diam memuji Amina dalam hati. Setiap gerak gerik Amina tanpa ia sadari selalu ia ikuti dengan sudut matanya sejak masuk ruangan ini. Menghiraukan para perempuan cantik yang berusaha membuka obrolan dengannya, ia bagai pemangsa yang tak lepas memandangi mangsanya. Amina..

Sebuah alarm menyala di kepala Gerard. Ini saatnya menyapa madam Beatrice! Mumpung Amina ada di sana bersama perempuan paruh baya itu!

Gerard mengerjap. Ah ya! Itulah tujuan utamanya.

Dengan langkah panjang Gerard berjalan menuju Amina dan Madam Beatrice berada. Nasib keuangan perusahaanya saat ini harus yang utama. Ia akan habis habisan membuat perempuan paruh baya itu yakin kalau Graha Mandala adalah pilihan terbaik untuk tender ini.

Give Love A TryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang