TIGA BELAS

6.2K 485 10
                                    

Gerard baru saja keluar dari Bandara Soekarno Hatta bersama tim, ketika mereka langsung disonsong perwakilan kantor yang bertugas menjemput. Karena bertepatan dengan jam makan siang, Gerard berinisiatif untuk mentraktir seluruh tim tender di salah satu restoran yang biasa ia kunjungi. Masakannya sudah pasti enak! Anggota tim yang tidak ikut ke Singapura telah lebih dulu menunggu di restoran.

Semua urusan tender di Singapura berjalan lancar, tidak ada satupun kendala. Kerjasama mulus dengan penandatanganan poin-poin kesepakatan. Gerard puas dengan kinerja tim ini.

Semua berkat Amina.

Entah berapa kali Madam Beatrice memberitahu Gerard kalau keseluruhan isi proposal Graha Mandala sesuai dengan apa yang ia inginkan. Ketika Gerard yang akhirnya memutuskan jujur mengatakan kalau ini semua berawal dari saran Amina, Madam Beatrice tertawa pelan," She knows me so well"

Apa yang tidak Gerard sangka adalah madam Beatrice sambil tersenyum menyatakan akan berusaha menarik Amina untuk bekerja padanya. Entah bercanda atau tidak, Gerard tidak tahu.

Tapi ada rasa tidak senang menyelusup ke hatinya ketika mendengar kalimat itu. Tidak lupa, madam Beatrice mengirimkan salam untuk Amina.

Satu orang lagi yang mengincar sekretarisnya?!!

Setelah Franc, sekarang Madam Beatrice?

Tak pernah terpikirkan oleh Gerard kalau sekretaris yang awalnya ia anggap remeh itu, akan sepopuler ini. Ia benar-benar tidak habis pikir...
Apa itu artinya ia beruntung telah merekrut Amina?? Gadis yang pernah ia anggap pantas sebagai penasihat spiritual dibanding sekretaris...?

Jakarta yang macet membuat mereka tiba di restoran sedikit lama. Memasuki pelataran restoran, mereka masuk ke dalam bangunan bernuansa maskulin dan langsung disambut staf yang telah menunggu dari tadi. Gerard disalami dan menerima ucapan selamat. Tidak berlama lama mereka memesan makanan dan meja penuh oleh obrolan seputar tender.

Makanan pun tiba. Suasana santai dan gelak tawa menghias acara makan siang itu.

"Kenapa Amina tidak ikut?" tanya Feri mewakili apa yang sebenarnya ingin ditanyakan Gerard sedari tadi. Gadis itu tidak ada.

"Ibunya diopname sejak kemarin," sahut Tyas, staf Quality Control

"Pas jam istirahat, dia langsung buru-buru ke RS. Nggak tenang kalau nggak ke sana katanya," sambung Tyas

"Tapi balik lagi kok!" tambah Tyas cepat sambil mengerling pak Bos alias Gerard, takut jika Gerard salah paham mengira Amina bolos.

Percakapan tentang Amina hanya sampai di situ, membuat Gerard tidak puas. Banyak yang ingin ia ketahui tetapi untuk bertanya terang terangan terasa tidak pas.

Stafnya akan heran kenapa bos besar mendadak kepo dengan urusan pribadi sekretarisnya. Ia tetap harus jaga image.

Nanti... Gerard membatin

Nanti setiba di kantor ia akan bebas bertanya langsung pada Amina.

⬛⬛⬛

Amina melap keringat yang berceceran di pelipisnya. Naik motor siang-siang dan diburu waktu membuat ia gerah dan kalang kabut. Tetapi ia sampai on time di mejanya. Sejenak Amina mengatur nafasnya.

Baru akan membuka laptop, Gerard lewat dan berhenti menjulang di depan Amina. Bosnya itu menyuruh ia menghadap.

Sambil memeluk map yang harus Gerard tandatangani, Amina mengikuti langkah Gerard. Ia dipersilakan duduk dan langsung dibombardir dengan pertanyaan,"Kenapa tidak ikut jamuan makan siang?"

Give Love A TryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang