'Satu lagi...,' batin Amina sambil mempersilakan tamu bosnya masuk. Dari tadi laki-laki datang silih berganti ke ruangan Gerard. Semuanya mengaku sebagai sahabat bosnya.'Ada acara reuni,' Amina mengira-ngira, 'tapi kok cowok semua?'
Amina terkesiap ketika sebuah pemikiran 'pesta gay' muncul di benaknya. Cepat-cepat dia istighfar. Jangan berburuk sangka! Amina menegur dirinya sendiri.
Tetapi Amina tetap tak habis pikir. Apa CEO Graha Mandala hobi ngumpul-ngumpul di jam kerja dengan sahabatnya seperti ini?
Sungguh tidak profesional!!
Amina sudah terbiasa dengan ritme kerja disiplin ketika di US. Bos lamanya sangat profesional. Apalagi soal waktu.
Tidak terasa sudah satu minggu ia bekerja di Graha Mandala. Gerard tidak ada menunjukkan hal-hal aneh. Semuanya profesional, membuat Amina merasa respect dengan Gerard.
Baru pada minggu ke2 Amina bekerja inilah ia mulai melihat bahwa bosnya itu korupsi waktu. Melakukan hal-hal pribadi pada jam kantor.
Amina menatap pintu CEO yang tertutup. Sudah masuk jam istirahat. Tampaknya Gerard masih bersenang-senang di dalam. Sedang apa mereka??
Sementara itu tujuh lelaki lajang, para businessman muda sedang mengobrol seru. Bahan obrolan mereka adalah Amina. Siapa lagi?
Bagaikan topik hangat, Amina dan stylenya yang lain, menjadi topik hangat. Semua itu gara gara Leonardo yang menulis chat kalau sekretaris Gerard beda!! Sekretaris baru kali ini maknyus!
Pikiran pikiran mesum membawa sahabat sahabat Gerard berdatangan untuk melihat langsung sang sekretaris baru.
Bisa jadi incaran baru nih! Pikir mereka.
Lalu sebuah kenyataan mengagetkan menampar pikiran kotor mereka!
Amina sekretaris baru Gerard tidak ada menarik menariknya. Betul betul tipikal wanita membosankan.
Jangankan menggoda, ingin berlama lama bicara dengannya saja tidak berminat! Wajah Amina itu datar. Bicara pun seperlunya saja. Bayangan bayangan mesum pun berguguran dari otak mereka.
"Santai bro. Amina boleh jelek, tapi kerjaannya bagus. Semua beres," ujar Gerard yang lama lama kesal juga dengan sahabat sahabatnya yang berisik. Tak habis habis mentertawakan Amina. Ia jadi tidak bisa melanjutkan pekerjaannya.
Dering telepon menyela pembicaraan para lajang itu. Gerard meraih telepon, dan ternyata dari Amina yang mengingatkan Gerard bahwa sehabis istirahat ada meeting dengan audit internal. Nada suara Amina datar, profesional, mengingatkan Gerard waktu yang mendekati menit menit akhir jam istirahat.
"Guys. Ayo bubar. Lupa makan siang jadinya, padahal mau ada meeting sama auditor," Gerard menepuk nepuk tangannya.
Suara koor kecewa terdengar, tetapi tetap mereka membubarkan diri.
Ruangan Gerard langsung sunyi. Tidak sempat makan siang, Gerard menelpon pantry minta dibuatkan mie instan ke OB jaga. Bukan hal yang mengejutkan, karena begitu seringnya Gerard memesan mie jika ia begitu sibuk tidak sempat makan di luar. Sedangkan delivery order memakan waktu lumayan lama.
Gerard membuat panggilan telpon selanjutnya ke Amina.
"Berkas yang diperlukan jangan lupa disiapkan," perintah Gerard
"Semua sudah di ruangan meeting pak," sahut Amina
Dalam hati Gerard memuji Amina. Adaptasi sekretaris barunya itu perlu acungan jempol. Tidak ada grasak grusuk kebingungan, tanya ini itu, jadwal keteteran, dan sebagainya. Benar benar smooth
"Pak, OBnya sudah disini mengantar mie instan," ujar Amina di telpon
"Suruh masuk"
Gerard menghela napas. Gara gara Leo ia harus puas dengan mi instan siang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Love A Try
RomanceSekretaris bagai sebuah kutukan bagi keluarga Elmans. Sang kakek, meninggalkan istrinya demi seorang sekretaris muda. Ayah terpikat pada sekretaris yang usianya muda 11 tahun dan sekarang menjadi ibu dari 2 anak lelaki generasi ketiga pewaris keluar...