1 : First Meet

14.9K 880 21
                                    


Tap Tap Tap

Suara langkah kaki yang beradu dengan lantai terdengar di penjuru koridor Glion High School yang masih terlihat sepi. Benar saja jam masih menunjukkan pukul 06.15, langkah kaki tersebut kemudian berhenti di ruang kelas 2-1. Pemilik langkah tersebut adalah Lilli, Lilliana Lauren. Ia dengan segera menuju bangku paling belakang dan mendudukkan dirinya. Kebiasaanya memang, ia selalu berangkat paling awal.

Satu persatu murid mulai memasuki kelas 2-1, kelas yang awalnya sepi menjadi ramai. Tiba-tiba seorang murid perempuan melangkah mendekati bangku Lilli.

"Kerjakan tugasku" Ucap murid perempuan tersebut sambil melemparkan buku tulis pada Lilli

"Tapi Lusi sebentar lagi bel tanda mulainya pelajaran akan berbunyi"

"Itu bukan urusanku, jika sampai bel dan kau belum selesai mengerjakannya, lihat apa yang akan terjadi padamu" Ucap Lusi sebelum meninggalkan bangku Lilli, sedangkan Lilli menghela nafas pelan dan dengan segera mengerjakan tugas Lusi.

Begitulah hari-hari Lilli, gadis berusia 18 tahun tersebut selalu menjadi bahan bullying teman-temannya, tidak hanya teman satu kelas melainkan hampir satu sekolah membullynya. Apalagi Lusi, Lusi Maria, gadis cantik dengan rambut almond itu kerap kali membully dan menyuruh Lilli. Hal itu disebabkan karena Lilli yang berbadan gemuk, jadi ia kerap kali menjadi bahan bully murid lainnya.

______________________________________

Bel tanda istirahat berbunyi, satu persatu murid Glion High School berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut mereka.

"Deannnn... Deannnn" Teriakan beberapa murid perempuan terdengar saat seorang laki-laki berjalan memasuki kantin. Ardean William, laki-laki dengan tinggi 180 cm, bahu bidang dan wajah yang rupawan, selain fisiknya yang hampir sempurna ia juga dikaruniai otak yang cerdas, itulah yang menjadikan dirinya idola para murid Glion, khusunya perempuan.

"Dean" teriak seorang laki-laki yang duduk di pojok kantin. Mario, laki-laki tersebut bernama Mario, ia adalah sahabat Dean, dengan segera Dean menghampiri laki-laki tersebut.

"Mereka sangat merepotkan" Ucap Dean dengan suara bassnya.

"Heii kau harusnya beruntung di gilai banyak perempuan"

"Ckkk beruntung? Suara berisik mereka menggangguku"

"Sstttt" Mario mengarahkan matanya ke pintu masuk kantin, bermaksud memberitahu Dean. "Lusi kesini"

"Dean" teriak perempuan berambut almond tersebut yang tak lain adalah Lusi. Dengan tidak tahu malunya ia duduk di samping Dean dengan senyum yang terpatri.

"Hhhhh, Mario ayo ke lapangan basket" Helaan nafas kasar terdengar dari mulut Dean sebelum berdiri meninggalkan Lusi yang menatap Dean jengkel dan diikuti Mario di belakangnya.

"Aishhhh, kenapa Dean susah sekali untuk di dekati" Ucap Lusi sambil mengacak rambutnya

Suara riuh terdengar di lapangan basket Glion, suara riuh tersebut di dominasi oleh suara perempuan. Bagaimana tidak, di lapangan sana Dean sedang bermain basket bersama teman-temannya. Tak ayal banyak murid perempuan yang meneriaki dan ada juga yang mengabadikan lewat ponsel.

"Aiisshhh sial" Umpat Dean saat tidak berhasil memasukkan bolanya ke dalam ring.

"Kau kenapa? Kenapa tembakanmu selalu meleset?" Mario bertanya pada Dean

"Hhhh entah, hari ini aku akan membolos pelajaran. Aku akan ke uks untuk tidur" Ucap Dean kemudian pergi meninggalkan lapangan basket.

BYUUURRRRR

Gelak tawa menggema di toilet perempuan saat air kotor bekas mengepel membasahi tubuh Lilli.

"Ooo ooo kau memang pantas seperti itu" ucap perempuan yang memegang tepung, siapa lagi kalau bukan Lusi

"Lusi, segera taburkan tepung itu di kepalanya. Agar dia semakin cantik" ucap teman Lusi yang berdiri di sebelah Lusi

"Kkkkk, kau akan semakin cantik setelah aku menaburkan tepung ini" Ucap Lusi seraya menaburkan tepung di kepala Lilli, Lilli yang di perlakukan seperti itu hanya diam, toh percuma jika ia melawan. "Uuuuu kau sangat sangat cantik Lilli, tunggu sampai pangeran menjemputmu hmmm" Lusi menepuk pipi Lilli sebelum meninggalkan Lilli seorang diri di dalam toilet.

"Tuhan kapan penderitaan ini berakhir?" gumam Lilli seraya membersihkan dirinya, jika kalian berfikir Lilli akan menangis maka jawabannya tidak. Lilli sudah kebal dengan hal semacam itu. Segera setelah ia membersihkan dirinya, walaupun tepung yang ada di kepalanya belum sepenuhnya hilang, ia menuju ke uks, ia memutuskan untuk bolos pelajaran.

Tap Tap Tap

Langkah kaki Lilli berhenti di sebuah ruang bertuliskan UKS, dengan segera ia memasuki salah satu bilik kamar uks

Srekkkk

Gorden terbuka, di sana terbaring seorang laki-laki. Laki-laki tersebut dengan reflek bangun.

"M-maaf, aku tidak tahu jika ada orang" Ucap Lilli pelan seraya menundukkan kepala.

"Tidak apa-apa" Ucap laki-laki tersebut sambil mengamati Lilli. "Bajumu basah?"

"Eunggg" Lilli bingug harus menjawab apa saat laki-laki tersebut bertanya pada Lilli.

"Rambutmu juga bekas tepung" laki-laki tersebut turun dari ranjang UKS dan segera menghampiri Lilli.

"I-ini t-tidak apa-apa" Ucap Lilli terbata.

"Kenapa kau menundukkan kepalamu seperti itu?" Entah dorongan dari mana laki-laki tersebut memegang dagu Lilli dan membawa Lilli untuk memandangnya.

"M-maaf Dean" Ucap Lilli terbata pada laki-laki yang ternyata adalah Dean, sedangkan Lilli masih bersikukuh memandang ke depan, yang mana ia memandang dada bidang Dean yang berbalut seragam sekolah

"Ckkkk, apa aku menakutkan sehingga kau tidak mau memandangku Lilli?" Dean melirik sebentar name tag gadis tersebut dan berdecak sebal karena gadis gemuk yang terlihat lucu dihadapannya ini.

Akhirnya dengan keberanian yang telah terkumpulkan, dengan perlahan Lilli mendongakkan kepalanya. Mereka saling memandang, Terlihat Dean memandang ke dalam mata jernih Lilli. Ia terpesona akan kejernihan mata Lilli.

"Dan disinilah aku, terperangkap dalam kejernihan mata indahmu"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yuhuuu, chapter 1 datang kkkkk. Absurdkan ya ceritanya. Author postnya nggak nentu ya, bisa cepet bisa lambat juga hehe :v Vote dan commentnya jangan lupa ya ^^ Happy reading and enjoy it:v




Love You My Fat (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang