7 : Dating

7.2K 523 8
                                    


Dibawah sinar rembulan dan diantara gemerlap cahaya lampu sepasang anak manusia masih tidak bergeming dari posisinya, nampaknya  hangatnya pelukan keduanya membuat keduanya sangat nyaman.

"Dean, apakah kau bersungguh-sungguh?" Gumam Lilli, teredam oleh dada bidang Dean.

"Eumm" Dean mengusap rambut Lilli sayang

"Aku takut jika kau mempermainkanku, kau tau kan aku..."

"Sssttt, aku mencintaimu sayang" ucap Dean seraya mengecup dahi Lilli. 'Sayang' pikir Lilli, semburat merah menghiasi pipi gembil Lilli. "Lebih baik sekarang kita nikmati kencan kita" Dean menggenggam tangan Lilli, membawanya menyusuri taman kota.
Senyuman tak pernah pudar dari keduanya.
Lilli berlarian kesana kemari, nampaknya gadis berbadan gemuk tersebut sangat senang. Dean yang mengamati Lilli tampak mengembangkan senyumnya. 'Dia begitu polos' pikir Dean.

"Ayo pulang, malam semakin larut" ucap Dean menghampiri Lilli yang tengah berlari kecil mengelilingi kolam. "Apa kau tidak lelah eumm?"

"Tidak, aku sangatttt senang" ucap Lilli dengan cengiran yang menurut Dean sangat imut. "Trimakasih untuk hari ini Dean". Ucap Lilli malu-malu.

"Sama-sama sayang" Dean mengusap sayang rambut Lilli. "Kita pulang sekarang" Dean menggenggam tangan Lilli, membawanya mengikuti langkah kakinya keluar dari taman kota diiringi gemerlap lampu taman.

Pagi hari yang cerah, sang surya juga tak nampak malu-malu menunjukkan sinarnya. Glion High School nampak ramai seperti biasanya, sebuah mobil LaFerrari merah terlihat memasuki gerbang Glion High School, dari dalam mobil keluar seorang laki-laki.

"Dean, eyyy tidak biasanya kau membawa mobilmu" ucap Mario menghampiri Dean.

"Aku buru-buru" Dean segera berlari meninggalkan Mario yang meneriaki namanya sambil mengumpat padanya.

Dean berlari melewati beberapa murid di koridor sekolah, matanya berbinar tatkala melihat papan bertuliskan '2-1'.

"Oh my Dean"

"Apakah dia ingin menemuiku"

"Deanku"

Gumaman beberapa murid perempuan memasuki gendhang telinga Dean saat kakinya berhenti di kelas 2-1, namun Dean nampak tak peduli dengan itu.

"Dean". Ucap seorang gadis berambut almond, Lusi. "Kenapa kesini?" namun tak ada jawaban dari Dean.

"Lilli" Dean segera menghampiri Lilli ketika ia berhasil menemukan gadis tersebut. "Kenapa kau berangkat dulu? Kau tidak menungguku menjemputmu" ucapan Dean membuat beberapa murid yang ada disana menatap tajam pada Lilli dan Dean, tak terkecuali Lusi.

"Maaf Dean" ucap Lilli menundukkan kepalanya.

"Pulang sekolah kita pulang bersama eumm, aku akan kembali ke kelas" Dean mengusap rambut Lilli sayang sebelum berlari keluar dari kelas 2-1.

"Tcchh, mata Dean sepertinya rabun"

"Menjijikkan"

"Gadis penggoda"

"Tidak tau diri sekali"

Begitulah gumaman mencemooh dari beberapa murid perempuan yang ada di kelasnya.

"Heii gadis obesitas, sebenarnya kau pakai guna-guna apa hah?" ucap Lusi menhampiri Lilli. "Tidak tau diri sekali. Lihat siapa dirimu" tangan Lusi sudah bersiap menampar Lilli namun bel pelajaran berbunyi sehingga mengurungkan niat Lusi untuk menampar Lilli. Seketika helaan nafas kelegaan terdengar dari mulut Lilli, setidaknya ia tidak mendapat memar di pipinya.

Di kelas 2-3 terlihat pelajaran tengah berlangsung, di depan sana seorang pria paruh baya sedang menjelaskan teori-teori atom dalton, sebagian murid tengah memperhatikan namun sebagian murid mengabaikannya.

"Ssstt...Dean, kau tadi habis dari mana?" ucap Mario dengan suara kecil, mirip seperti berbisik.

"Menemui pacarku"

"What?? Jangan bercanda"

"Buat apa aku bercanda"

"S-siapa pacarmu?"

"Rahasia"

"Yakkk, kau ini.."

"Lilliana Lauren"

"OHHH FUCKKK, APAA" Teriakan kaget dari Mario membuat semua murid menatap kearah Mario tak terkecuali pria paruh baya yang sedang menjelaskan di depan.

"Silahkan keluar dari kelas Mario" ucap pria paruh baya yang sedang menjelaskan di depan tersebut.

"B-baik pak" segera Mario melalangkah keluar dari kelas sambil menatap tajam Dean, yang di balas tawa yang tertahan dari mulut Dean.

Bel tanda berakhirnya pelajaran telah berbunyi, satu persatu murid  Glion High School meninggalkan sekolah. Seorang gadis berbadan gemuk terlihat memasukkan bukunya ke dalam tas bersiap akan pulang. Di sana, di depan kelasnya seorang laki-laki yang sekarang berstatus menjadi kekasihnya tengah berdiri menunggunya.

"M-maaf sudah membuat menunggu" ucap Lilli berhenti di hadapan Dean

"Tidak masalah, sekarang kita pulang" Dean menggenggam tangan Lilli, mereka berdua melangkahkan kaki menyusuri koridor yang nampak sepi.

"Dean hoiii" teriakan seorang laki-laki memaksa langkah keduanya berhenti. Terlihat laki-laki tersebut berlari menghampiri Dean dan Lilli.

"Aisshh kau mengganggu Mario" ucap Dean.

"Hosshh hosshh.... Ehh" Mario tampak menetralkan nafasnya, seketika ia menyadari jika ada seorang gadis berbadan gemuk yang berdiri disamping Mario. "Hai Lilli"

"H-hai" balas Lilli dengan senyum tipis

"Ada perlu apa?" ucap Dean

"Tidak ada hehehe, lanjutkan saja kencanmu dengan Lilli. Aku akan segera pulang bye" Setelahnya Mario berlari meninggalkan Dean dan Lilli.

"Cckkck, anak itu" gumam Dean. "Mengganggu saja"

"Jangan berkata seperti itu, walaupun begitu Mario adalah sahabatmu"

"Tapi memang dia menjengkelkan sayang"

"Walaupun menjengkelkan tapi dia tetap sahabatmu Dean, dia selalu membantumu kan? Dia selalu menemanimu tau"

"Ya ya aku tahu itu" ucap Dean menarik hidung Lilli gemas. Bahagianya ia mempunyai kekasih sebaik Lilli. "Ayo segera pulang, hari sudah semakin sore"

Mobil LaFerrari merah terhenti di depan sebuah rumah sederhana. Bisa di tebak bukan mobil tersebut milik siapa?

"Tidak mau mampir?" ucap seorang gadis kepada laki-laki yang tengah berdiri dihadapannya. Lilli dan Dean

"Besok malam saja aku kerumahmu sekalian belajar bersama"  Lilli mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lucu sekali" Dean mencubit kedua pipi gembil Lilli

"Dean jangan dicubit" ucap Lilli sambil mengusap pipinya yang sedikit memerah.

"Kkkkk, aku pulang dulu hmm" Dean mengusap pipi gembil Lilli sebelum melangkahkan kakinya menuju mobilnya, belum sampai ia melangkahkan kakinya...

CUPP

"Hati-hati di jalan" Lilli mengecup pipi Dean kilat. Semburat merah menghiasi kedua pipi Lilli, Dean tersenyum melihat kelakuan kekasihnya yang terlampau lucu tersebut.

  "Hal sekecil apapun yang kau lakukan mampu membuatku tersenyum"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yuhuuuuu, chapterr baruu :v chapter ini menyebabkan diabetes kkkk :v Deannya kok so sweet ya :3 Warning typo bertebaran😂 Vote dan commentya yaww ^^ Happy reading and enjoy it raederskuhhh tercintahhh 💋💋💋











Love You My Fat (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang