13 : London?

6.3K 483 16
                                    


Hari ini adalah hari di mana Ujian Kenaikan kelas bagi murid-murid Glion High School. Jam 7 tepat semua murid sudah bersiap di tempat duduk masing-masing dengan lembar soal dan lembar jawaban di atas meja mereka.

Suasana kelas 2-3 yang berisi 25 murid nampak hening. Sebagian nampak serius mengerjakan, namun sebagian lagi nampak pasrah.

"Waktu tersisa 15 menit" Mendengar suara dari pengawas ujian, murid-murid tampak kalap. Namun, seorang murid laki-laki dengan santai maju ke depan mengumpulkan lembar jawaban beserta lembar soal miliknya.

"Kenapa Dean cepat sekali"

"Aishh anak itu kenapa bisa pintar seperti itu"

"Oh Tuhan padahal aku masih menjawab 5 soal"

Begitulah gumaman dari beberapa murid ketika Dean sudah menyelesaikan ujiannya.

"Pergunakan waktu kalian dengan baik" Suara sang pengawas mengintrupsi, sontak kelas kembali hening.

"Sssttt, Dean bantu aku mengerjakan soalku" Suara bisikan Mario masuk ke indra pendengaran Dean.

"Kerjakan sendiri" jawab Dean singkat

"Kau tidak mau membantu sahabat mu ini apa?" Tampak Dean menghela nafasnya kasar kemudian melemparkan gulungan kertas kecil pada Mario.

"Kau memang sahabatku yang paling tampan, aku mencintaimu"

"Kau menjijikkan" Ucap Dean yang di balas kikikan dari Mario.

Ujian Kenaikan Kelas hari pertama berjalan lancar. Tersisa 5 hari lagi untuk Ujian selanjutnya.

Tap Tap Tap

Suara langkah kaki seorang laki-laki yang beradu dengan lantai terdengar di koridor sekolah. Langkahnya terhenti di sebuah pintu dengan papan bertuliskan 'Ruang Kepala Sekolah', ia ketuk pintu ruangan tersebut sebelum ia memutuskan untuk masuk ke dalam ruang tersebut.

"Permisi Pak, apakah Bapak memanggil saya?" Dean, laki-laki tersebut adalah Dean.

"Ah duduklah dulu Dean" Ucap seorang laki-laki setengah baya dengan jas formal yang melekat di tubuhnya. "Begini, kemarin saya mendapat undangan dari sebuah Universitas di London. Undangan tersebut bukan di tujukan untuk saya, melainkan untukmu" Sontak ucapan Kepala Sekolah membuat Dean terkejut.

"Tapi bukannya saya masih berada di tingkat 2? Kenapa saya bisa mendapat undangan?"

"Kau adalah seorang yang genius Dean. Di dalam undangan ini tertulis bahwa setelah Ujian Kenaikan Kelas kau bisa langsung ke London" Sang Kepala Sekolah menyerahkan amplop berwarna coklat.

"Saya..." Dean menggantungkan ucapnnya. Senang, kaget bercampur bingung, itulah yang saat ini Dean rasakan.

"Kau bisa membicarakan ini kepada kedua orangtuamu. Aku harap kau tidak menyia-nyiakan kesempatan ini Dean" Dean mengangguk kaku kemudian pamit undur diri.

Sedangkan di lain tempat, namun masih di area Glion High School nampak seorang perempuan sedang duduk di trotoar tempat parkir sekolah, matanya mengedar mencari keberadaan seseorang. Senyumnya mengembang tatkala seseorang yang di carinya berjalan mendekatinya.

"Maaf membuatmu menunggu lama Lilli" ucap Dean mengusap rambut Lilli.

"Tak apa" ucap Lilli dengan senyuman. "Kenapa kepala sekolah memanggilmu?"

"Aku ku ceritakan nanti, sekarang kita pulang hmmm" Lilli mengangguk mendengar ucapan Dean.

Motor yang di tumpangi Dean dan Lilli berhenti di taman kota. Lagi-lagi taman kota.

"Kenapa kita kesini Dean?"

"Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting" Dean menggenggam tangan Lilli membawanya duduk di sebuah bangku. Lama mereka berdiam diri, Dean juga tak kunjung mengatakan apapun.

"Dean ingin bicara apa? Kau membuatku takut"

"Aku mendapat undangan dari sebuah Universitas di London"

"Bukannya itu bagus. Setelah Dean lulus dari Glion, Dean tidak susah mencari sekolah lagi" Kerjap kerjap kerjap, mata Lilli mengerjap memandang Dean.

"Tapi di undangan itu tertulis bahwa aku ke London setelah Ujian Kenaikan Kelas sayang" Ucap Dean sambil mengusap kedua pipi gembil Lilli. Diam, Lilli tampak diam mencerna ucapan Dean.

"S-setelah U-ujian?" Suara Lilli terdengar bergetar, matanya pun mulai berkaca-kaca. Dean dengan segera membawa kekasihnya tersebut ke dalam dekapannya.

"Aku bisa menolaknya jika kau tidak setuju"

"T-tidak hiksss jangan, D-dean tidak boleh menolaknya" Lilli menggeleng-gelengkan kepalanya. "D-dean tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini" Dean mencium puncak kepala Lilli, Dean tahu di balik dukungan Lilli terdapat rasa tidak setuju yang besar. Namun, kekasihnya tersebut membuang jauh-jauh rasa tidak setuju tersebut.

"Aku berat meninggalkanmu. Jika bisa, aku ingin sekali membawamu ikut denganku" Dean mengusap sayang rambut Lilli.

"Masa depanmu lebih penting Dean"

"Tapi bagiku kau juga penting sayang"

"Aku akan baik-baik saja Dean" Ucap Lilli memandang lekat mata Dean. Dean semakin mengikis jarak antara mereka berdua, perlahan Lilli memejamkan matanya kala bibir tipis Dean berhasil menyentuh bibir cherry Lilli.

"Aku mencintaimu, sangat" Ucap Dean setelah tautan bibir keduanya terlepas.

"Aku juga mencintaimu Dean" Lilli memeluk Dean erat, seakan takut tak bisa memeluk Dean lagi.

"Jika kau mengatakan 'jangan' maka tak akan aku lakukan, namun jika kau mengatakan 'iya' maka akan aku lakukan".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yeaayyy setelah lama bersemedi😂 Ceritanya jadi makin absurd yakkk😭
Love You My Fat mungkin 3 atau 4 chap lagi bakal END😭 uhhh syedihhh😫 Kkkk tapi jangan khawatir author udah nyiapin new story kok😎 hehe
Jangan lupa vote dan commentnya
😘😘 Happy Reading and enjoy it😊😊


Love You My Fat (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang