Seorang gadis berbadan gemuk terlihat berjalan menuju ruang tamu, dimana di ruang tamu tersebut nampak seorang wanita paruh baya dan seorang laki-laki sedang berbincang, segera ia tempatkan dirinya di tempat duduk disamping wanita paruh baya tersebut."Ibu akan kembali ke restoran, kalian berbincanglah" ucap Ibu Lilli. "Nak Dean, Ibu kembali ke restoran dulu. Trimakasih sudah mengantar Lilli"
"Iya bu, tidak masalah. Apakah Ibu perlu saya antar?"
"Tidak usah, restorannya dekat dengan rumah kok" Bu Lilli segera melangkah keluar dari rumah, meninggalkan Dean dan Lilli.
"D-dean, trimakasih karena sudah mengantarku pulang" Lilli berucap sembari menundukkan kepala.
"Tidak masalah, apa yang mereka perbuat padamu hmm?"
"Seperti biasa, menabur tepung dan telur"
"Cckkk, dan kau diam saja?"
"Lalu apa yang bisa kuperbuat?"
"Mulai sekarang, jika ada yang menyakitimu bilang padaku"
"K-kenapa?"
"Karena sekarang aku yang akan melindungimu" ucap Dean yang sukses membuat kedua pipi Lilli bersemu merah
"Kkkk lucu sekali" Lilli memandang bingung Dean. "Pipi gembilmu yang bersemu merah sangat lucu" Ucap Dean dengan senyuman, membuat pipi Lilli dua kali bersemu merah. "Hari semakin sore, aku akan pulang"
"Hmmm, aku antar ke depan" Ucap Lilli disertai langkah yang mengikuti Dean menuju pekarangan rumahnya.
"Ingat, jika ada yang menyakitimu bilang padaku. Mengerti?" Ucap Dean sambil mengusap kepala Lilli, dan di balas anggukan oleh Lilli. "Aku pulang dulu"
BRUMMM BRUMMM
Suara deru mesin bermotor terdengar semakin menjauh bersama sang pemilik yang semakin menghilang.
Malam datang, sinar bulan purnama tampak menyinari sebuah kamar yang di dominasi oleh warna hitam. Si pemilik kamar terlihat sibuk mengotak-ngatik telephon genggamnya.
KLEKKKKK
Pintu kamar terbuka menampakkan seorang laki-laki yang membawa tas ransel berwarna hitam.
"Bagaimana kencanmu dengan gadis gemuk tadi?" Ucap laki-laki yang baru saja masuk tersebut sambil meletakkan tas ranselnya di dekat ranjang.
"Yang kau sebut gadis gemuk itu punya nama Mario. Kenapa kau kemari lagi?" Ucap laki-laki tersebut sengit
"Ya ya ya aku mengerti" ucap Mario merebahkan dirinya di samping laki-laki tersebut. "Ckkkkk tentu saja untuk menginap Dean"
"Kau tidak punya rumah hahh, sampai setiap hari menginap dirumahku?" Dean mulai menunjukkan sikap cerewetnya.
"Ishhh, kau jahat sekali padaku" Ucap Mario menunjukkan wajah memelasnya pada Dean. "Bukankah aku imut?". Mario membuat wajahnya seimut mungkin
"Tchhh menjijikkan"
"16 tahun bersama, kau belum melihat keimutanku kan?
"Yakkk hentikan itu bodoh"
"Lihatlah Dean, aku sangat imut"
"Yakkk Mario, kubunuh kauu"
Ck ck ck perdebatan mereka menyelimuti malam yang di terangi bulan purnama saat itu.
______________________________________
Suasana Glion High School pagi itu terlihat ramai tidak seperti biasanya, hal itu dikarenakan para guru sedang rapat mengenai Ulang Tahun Glion High School yang ke-60. Maka dari itu, seluruh mata pelajaran hari itu kosong.
Duk Duk Duk
Pantulan bola basket yang beradu dengan lantai lapangan terdengar saat seorang laki-laki sedang mendribble bola tersebut.
"Dean oper bolanya" ucap salah seorang murid laki-laki
"DEAAANNNN....DEANNNNN" Suara riuh murid perempuan terdengar di penjuru lapangan.
"Mario" ucap Dean mengkode pada Mario supaya memberikan bolanya. Dengan segera Mario mengoper bola pada Dean, Dean dengan segera memasukkan bola tersebut ke dalam ring, dan benar saja bola tersebut sukses memasuki ring. Sontak sorak histeris terdengar semakin keras.
Sedangkan di lain tempat tepatnya di kantin, terlihat seorang gadis berbadan gemuk tengah membawa sebotol air dingin. Bisa kalian tebak bukan siapa gadis tersebut. Ya, gadis tersebut adalah Lilli, ia melangkahkan kakinya menyusuri koridor sekolah. Entah kenapa langkah kaki membawanya ke lapangan basket yang di penuhi oleh murid perempuan tersebut. Ia tahu jika disana ada Dean yang tengah bermain basket, namun ia mengurungkan niatnya untuk mendekat, alhasil ia hanya berdiri agak jauh dari lapangan.
"Lihat lihat Dean berlari menuju kemari"
"Apakah dia akan menghampiriku?"
"Dean astaga kau tampan"
Bisik-bisik murid perempuan terdengar memasuki indra pendengaran Lilli, segera ia arahkan pandangannya ke depan.
"Kenapa kau tidak melihat dari dekat?" ucap seorang laki-laki yang berdiri di hadapan Lilli.
"D-dean" Gumam Lilli
"Apa yang dilakukan Dean?"
"What Dean menghampiri gadis obesitas itu"
"Gadis tidak tau diri"
"Aku iri padanya"
Gumaman mencemooh terdengar dari beberapa murid perempuan, mereka memandang Lilli dengan tajam."Jangan pedulikan mereka" Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Dean menggenggam tanga Lilli dan membawanya pergi menjauh dari lapangan basket.
"Gadis itu ternyata masih berani mendekati Dean" gumam gadis bername tag 'Lusi Maria' sembari meremat botol minuman yang ada di tangannya.
Di taman belakang sekolah yang nampak sepi, hanya beberapa murid saja yang ada disana. Terlihat sepasang anak adam tengah duduk di salah satu bangku taman tersebut.
"Seharusnya tadi kau melihat dari dekat" Ucap Dean sambil memandang Lilli, sedangkan yang tengah di pandang hanya menunduk dalam.
"A-aku... T-tadi hanya lewat"
"Kenapa kau selalu menunduk jika bicara?"
"T-tidak"
"Hei Lilli, lihat aku" Dean memegang dagu Lilli dan membawanya menghadapnya. "Kenapa kau selalu menunduk hmmm?" ucap Dean memandang lekat Lilli.
"A-aku hanya malu Dean, aku tidak sepantasnya berbicara, atau dekat denganmu"
"Dengar, kau tidak perlu malu. Karena kau sangat pantas dekat dan berada disampingku" Mata Lilli mengerjap lucu mendengar perkataan Dean. Dengan gemas ia cubit pipi gembil Lilli.
"D-dean sakit" Lilli bersuara lirih
"Karena aku berjanji akan selalu di sampingmu dan melindungimu" Gumam Dean, yang masih memandang lekat Lilli.
"Entah mengapa perasaan ini semakin besar"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kkkkk saya datang bawa chapter baru :v masih ada nggk ya laki-laki yang kayak Dean, kalau ada minta 1 :3 hohoho. Vote dan commentnya okeyyy ^^ Happy Reading and enjoy it😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You My Fat (COMPLETED)
Roman d'amourCOMPLETED/11.03 Dia tidak cantik tidak juga mempunyai tubuh ramping, namun dia sangat istimewa bagiku. Dia terlahir cantik walaupun itu bukan dari fisiknya Dia terlahir cantik dan itu dari hatinya. Dan aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk se...