14 : I'll Wait

6.4K 499 9
                                    


Malam tak nampak bersahabat kali ini, tidak ada cahaya bulan, tidak ada cahaya bintang. Langit nampak gelap tertutup mendung, suara gemuruh petir dan di sertai deruan angin yang berhembus.

Seorang gadis nampak termangu menatap ke arah jendela, namun pikirannya entah kemana.

"Dean" gumam gadis tersebut lirih

DRRTTT DRTTT DRTTT

Getaran di ponsel gadis tersebut membuatnya tersadar, dengan segera ia raih ponsel tersebut.

Dean :*
Sudah tidur?

Lilli
Belum

Dean :*
Jangan terlalu memikirkan hal tadi sayang

Lilli
Aku tidak sedang memikirkan itu

Dean :*
Ya, kau memikirkannya. Aku tahu itu Lilli. Lebih baik sekarang kau tidur, lupakan hal ini sejenak. Aku tahu kau lelah sayang. Selamat malam, mimpi indah.

Lilli
Eummm, selamat malam Dean

Lilli menutup ponselnya kemudian memijit pelan pangkal hidungnya, ia baringkan perlahan dirinya pada ranjangnya.

"Aku mencintaimu Dean" Lilli bergumam pelan sambil menutup matanya, melupakan kejadian hari ini sejenak.

Hari ke dua Ujian Kenaikan Kelas berjalan lancar, semua murid tak nampak sefrustasi kemarin.

Nampak seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa melewati beberapa murid yang ada di sekitar koridor.
Papan bertuliskan kelas 2-1 membuat laki-laki tersebut menghentikan langkahnya.

"Dean" seorang gadis dengan tas punggung hitam nampak terkejut, belum hilang rasa terkejutnya, Dean sudah menggenggam tangan gadis tersebut membawanya ke taman belakang sekolah.

Hening, tak ada yang bersuara. Mereka berdua nampak diam.

"Lilli" Ucap Dean memecah keheningan. "Katakan apa yang ingin kau katakan" Namun, Lilli hanya diam. Kepala gadis tersebut menunduk. "Sayang, jangan diam seperti ini"

"Aku" Ucapan Lilli terhenti, gadis tersebut kembali terdiam.

"Tadi malam aku sudah membicarakannya dengan Ayah dan Ibu, mereka setuju dengan apapun pilihanku. Entah itu aku menolaknya ataupun menerimanya" Dean memandang Lilli, berharap kekasihnya tarsebut mengatakan sesuatu. "Sayang, ken..."

"Hikssss, kenapa Dean harus mendapatkan undangan itu? kenapa harus London?" Ucap Lilli dengan isakan. "Hiksss, kenapa secepat ini?" Dean merengkuh kekasihnya.

"Aku akan menolaknya jika kau melarangku" Ucapan Dean di jawab sebuah gelengan dari Lilli.

"Aku tidak melarang Dean, Aku akan menunggumu. Entah itu 5 tahun, 10 tahun atau di tahun-tahun berikutnya" Dean mencium puncak kepala Lilli lama.



______________________________________




Dean akan berangkat sehari setelah Ujian Kenaikan Kelas selesai, begitulah yang di ucapkan oleh Kepala Sekolah kemarin saat Dean mengiyakan undangan tersebut.

Dan akhir-akhir ini juga Dean dan Lilli sering menghabiskan waktu berdua. Seperti saat ini, kedua insan yang berbeda gender tersebut nampak bergandengan tangan menyusuri pantai.

"Kau senang?" ucap Dean

"Eumm sangat" Lilli menganggukkan kepalanya berkali kali.

"Aku akan merindukanmu" Ucapan Dean membuat Lilli mempoutkan bibirnya. 'Imut sekali' pikir Dean

CUPPPP

Lilli berjinjit kemudian mengecup bibir Dean singkat, kemudian berlari menjulurkan lidahnya kepada Dean bermaksud mengejek, Dean tersenyum kemudian ikut berlari mengejar Lilli.

BRUMMM BRUMMM

Deruan mesin mobil terhenti di depan sebuah rumah. Namun, orang di dalam mobil tersebut tak kunjung keluar.

"Li" Ucapan Dean terhenti saat melihat kekasihnya tertidur. "Melihatmu seperti ini saja aku ikut bahagia sayang" Gumam Dean menyingkirkan rambut yang menutupi wajah kekasihnya. Segera ia angkat kekasihnya menuju rumah yang ada di depannya.

"D-dean turunkan aku" Dean kemudian menurunkan Lilli di teras rumahnya saat di rasa Lilli meronta kecil. "Aku berat, pasti badan Dean akan sakit-sakit" ucap Lilli mengusap-usap matanya.

"Kau sama sekali tidak berat sayang" Dean mencubit pipi gembil Lilli

GREEEPPPP

Dengan tiba-tiba Lilli memeluk Dean erat, Dean juga nampak sedikit terkejut dengan pelukam tiba-tiba dari kekasihnya tersebut.

"Biarkan seperti ini" ucap Lilli teredam dada bidang Dean. "Siapa yang akan memelukku seperti ini lagi?" Gumam Lilli, namun masih dapat di dengar oleh Dean.

"Lilli tatap aku" Lilli hanya menggeleng. "Sayang"

"Biarkan aku memelukmu lebih lama lagi Dean"

"Peluklah aku sepuas yang kau mau sayang" Dean mengecup puncak kepala Lilli berkali-kali.

Akhirnya hari itu tiba, hari dimana Dean harus berangkat ke London. Entah harus senang atau sedih.

"Sayang jaga dirimu baik-baik hmmm" Ucap Ibu Dean sambil memeluk anak semata wayangnya.

"Ya bu"

"Segeralah lulus dari sana hmm, jagoan ayah" Ayah Dean memeluk Dean sambil menepuk punggung Dean.

"Pasti ayah"

"Bawakan aku oleh-oleh dari London" Mario meninju pelan lengan Dean. "Seharusnya aku juga mendapat undangan itu, agar kita berdua bisa ke London bersama kkkk. Hhhh Semoga sukses Dean"

"Eummm Mario"

Dean melangkahkan kakinya ke arah gadis yang sedari tadi menundukkan kepalanga, ketika pemberitahuan terdengar bahwa pesawat akan take off 15 menit lagi.

"Lilli"

GREEPPP

Dean membawa Lilli ke dalam pelukannya.

"Apapun yang terjadi ke depannya nanti, tetaplah menjadi Lilli yang sekarang ini. Lilli yang selalu mencintai Dean"

"Sampai kapan pun Lilli akan tetap mencintai Dean, Lilli akan menunggu Dean. Pulanglah dengan membawa kesuksesanmu"

"Ya sayang, aku mencintaimu sangat"

"Aku juga mencintaimu, jangan lupa hubungi aku. Hubungi aku walaupun itu seminggu sekali, sebulan sekali ataupun setahun sekalipun"

"Pasti sayang" Dean mencium bibir Lilli lama sebelum ia melangkah menjauh.

"Entah seberapa lama kau pergi aku akan selalu menunggumu"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yuhuuuuu kkkkk😅 Kok author rasa alurnya cepet banget yakkk😔😔😔 eyyy Dean nya udah berangkat ke London😥😥😥 Jangan lupa vote dan commentnya okeyy😗😗😗 Sorry for typo:v Happy Reading and enjoy it😎



Love You My Fat (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang