Waktu terasa begitu cepat berlalu, 180 hari sudah Dean dan Lilli menjalin hububungan, dan tepat hari ini adalah bulan ke-6 hubungan mereka.Nampak seorang laki-laki tengah duduk seorang diri di lapangan basket , peluh menetes dari dahi laki-laki tersebut.
"Dean" Suara seorang perempuan menyapa gendhang telinga laki-laki tersebut. "Ini" gadis tersebut memberi sebuah botol air mineral.
"Trimakasih Lilli, kenapa kau bisa tau aku disini ?" Dean menepuk tempat di sampingnya mengisyaratkan agar Lilli duduk disampingnya.
"Mario memberitahuku, dia bilang kau bolos"
"Aishh bocah itu" Dean menggumam
"Kenapa membolos? Senin depan kan kita sudah ujian kenaikan kelas, kau mau tinggal kelas?"
"Sayang kekasihmu ini genius, jadi kau jangan khawatir"
"Dasar sombong"
"Lalu, kenapa kau juga membolos?" Dean bertanya sambil memicingkan matanya
"Aku tidak membolos, Miss Jenny tidak masuk hari ini. Jadi kelasku 3 jam kosong"
"Kalau begitu disini saja menemani kekasih tampanmu ini membolos"
"Ishhh dasar"
"Aku akan menjemputmu nanti malam"
"Kemana?"
"Kencan sayang" Dean mencubit pipi kiri Lilli
"Tapi Dean aku harus belajar"
"Malam ini malam minggu sayang kau tidak harus belajar"
"Aku tidak sepintar dirimu" bibir Lilli mengerucut. Melihat hal tersebut Dean semakin gemas.
"Bagaimana jika nanti malam kita belajar bersama" Mendengar ucapan kekasihnya tersebut mata Lilli berbinar.
"Benarkah?"
"Ya sayang, nanti malam kita belajar dirumahku" Lilli menganggukkan kepalanya lucu sedangkan Dean terkekeh kecil melihat lelakukan kekasihnya tersebut.
Malam menjelang, pasangan muda mudi mulai memenuhi tempat kencan. Bioskop, cafe, restaurant, taman, dan mall mulai penuh dengam pasangan muda mudi.
Di lain tempat terlihat sebuah mobil LaFerrari merah terparkir di depan sebuah rumah mewah bergaya eropa.
Dari dalam mobil keluar dua manusia berbeda gender."Dean, apakah orang tuamu ada dirumah?" Sang gadis, Lilli terlihat sangat gugup
"Ada, memang kenapa?"
"T-tidak apa-apa" Rasa nervous tiba-tiba menyerang Lilli, gadis tersebut takut jika kedua orang tua Dean tidak suka padanya.
"Ayo sayang" Dean menggenggam tangan Lilli membawanya mengikuti langkahnya masuk ke dalam rumah.
"Tanganmu dingin dan berkeringat, kenapa hhmm? Kau sakit?""Tidak, aku hanya gugup"
"Kkkkk, kau tidak perlu gugup. Tenang okeee" Dean mengusap punggung Lilli.
CKLEKKK
Pintu terbuka menampakkan ruang utama yang sangat besar, barang-barang antik tampak menghiasi meja.
"Sayang" Suara wanita paruh baya memasuki gendhang telinga Dean dan Lilli. "Siapa yang kau bawa ini Dean?" Wanita paruh baya tersebut tampak menatap Lilli dari atas sampai bawah, Lilli yang di tatap seperti itu menundukkan kepalanya.
"Kekasihku Ibu" ucapan Dean membuat Ibu Dean sedikit terkejut.
"Selamat malam nyonya, saya Lilli" Lilli berkata pelan. Kemudian hening, Lilli semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Dean. 'Bagaimana jika Ibu Dean benar-benar tidak menyukaiku' Batin Lilli
"Astaga kau imut sekali" Ucap Ibu Dean sangat excited. "Kau dapat dari mana gadis seimut ini Dean? Ayo sayang sini" Ibu Dean menggandeng tangan Lilli untuk mengikutinya, Dean pun heran dengan Ibunya, kemudian tersenyum mengikuti keduanya.
"Lilli kelas berapa hmmm?" Ibu Dean mengajak Lilli duduk di ruang keluarga.
"Sama seperti Dean nyonya"
"Ibu, panggil saja Ibu" Lilli pum tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya. "Lucunya"
"Ayah di mana bu?" Dean membuka suara
"Ayah belum pulang, ada meeting katanya" Dean mengangguk mendengar ucapan sang Ibu. "Lilli mau minum apa?"
"Tidak usah repot-repot Ibu"
"Tidak repot kok, Ibu malah senang. Ibu sangat senang Dean membawa kamu ke rumah. Sering-sering main kesini biar bisa jadi teman ngobrol Ibu.
"Iya bu" Lilli tersenyum mendengar ucapan Ibu Dean. Lilli senang, sangat senang malah. Ia tidak menyangka Ibu Dean sebaik ini.
"Ibu, hari ini aku akan belajar dengan Lilli, jadi ngobrolnya di lanjutkan nanti okee" Dean membuka suara lagi
"Loh kenapa? Ibu masih ingin ngobrol banyak dengan Lilli, lagi pula tidak biasanya kamu mau belajar"
"Ya, hari senin ujian kenaikan kelas"
"Biasanya juga tidak belajar, jangan-jangan kamu modus karena ada Lilli ya" Mata Ibu Dean memicing menatap Dean.
"Tentu saja, aku ingin menghabiskan waktu berdua dengan Lilli" Dean menggenggam tangan Lilli kemudian membawa Lilli masuk kedalam kamarnya.
"Dasar anak itu" gumam Ibu Dean.
Di dalam sebuah kamar yang di dominasi warna hitam terlihat dua orang manusia berbeda gender sedang duduk di sofa."Bagaimana, tidak seburuk yang kau bayangkan kan?" Ucap Dean menatap Lilli
"Eummm, Ibumu sangat baik" Lilli mengangguk-anggukkan kepalanya berkali-kali. "Aku seperti mempunyai dua Ibu" Dean mengusap pelan pipi gembil Lilli
"Kau tak perlu sungkan-sungkan jika ingin kesini. Sayangnya hari ini Ayah belum pulang, jika Ayah sudah pulang, Ayah juga akan senang"
"Aku pasti juga akan senang jika ada Ayahmu, pasti rasanya seperti mempunyai Ayah lagi" Mendengar ucapan Lilli, Dean mengerutkan dahinya bingung. "Ayahku sudah tidak ada"
"Maaf sayang bukan maksudku..."
"Tak apa Dean" Ucap Lilli dengan senyuman, Dean rengkuh kekasihnya tersebut. Kecupan-kecupan Dean berikan di puncak kepala Lilli.
"Mulai sekarang rumahku adalah rumahmu begitu juga kedua orang tuaku, mereka berdua juga orang tuamu"
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.M
aaf ya, author baru next ceritanya. Soalnya author lagi Ujian Sekolah hehe :v Jangan lupa vote dan comment nya yaww😚 And thank you so much buat vote dan commentnya😘😘😘 thanks juga buat silent readers😄 Happy reading and Hope you enjoy it😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You My Fat (COMPLETED)
RomanceCOMPLETED/11.03 Dia tidak cantik tidak juga mempunyai tubuh ramping, namun dia sangat istimewa bagiku. Dia terlahir cantik walaupun itu bukan dari fisiknya Dia terlahir cantik dan itu dari hatinya. Dan aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk se...