4: Petualangan

248 113 65
                                    

"Senang rasanya jika rindu terbalas, tetapi tidak menutup kemungkinan akan rindu yang selanjutnya. Rindu yang tidak berkesudahan." 

Althara Fahrezi

***

SABTU pagi jadwal Altha dan Razel untuk menikmati weekend mereka. Mungkin, bagi pasangan yang lain menikmati weekend adalah hari Minggu, tetapi bagi Altha dan Razel hari Minggu adalah hari dimana mereka berdua bisa berpacaran dengan kasur alias tidur. Mengapa?

Karena besoknya adalah hari yang sangat mereka hindari sebagai seorang pelajar. 

Senin? Upacara? Pulang sore? Tugas numpuk? Yap! Maka dari itu, hari Minggu mereka digunakan untuk bermalas-malasan dirumah. Selain digunakan untuk tidur, terkadang hari Minggu mereka dipakai untuk sharing pelajaran dirumah Razel maupun Altha, itu juga kalo mereka berdua 'mood'.

Pagi ini, Altha menjemput Razel tidak menggunakan motor, tetapi ia membawa dua buah kartu kereta yang sudah dibelinya.

Sekarang, ia sudah berada didepan rumah Razel. Ia mengenakan kaus hitam dengan lambang Arctic Monkeys ditengahnya. Kedua jari telunjuknya melatup di meja.

"Ma, Razel lagi ngapain, dah?" tanyanya ke Fori. Sudah sekitar setengah jam ia duduk disana, yang ditunggu tak kunjung keluar dari kamarnya.

"Biasa, berak."

Altha sontak tertawa dengan keras, Fori yang duduk di sebelah Altha juga ikut tertawa. "Dia emang gitu kalo gugup." sambung Fori.

"Yuk," ucap seseorang yang entah sudah sejak kapan berada dibelakang Fori dan Altha. 

Altha menoleh cepat dan mendapati Razel dengan kaus putih polos yang melekat ditubuhnya, ditambah celana kulot sedengkul. "Apa banget deh lo, gue nggak ngajak lo ke mall! Ganti celananya." ujarnya.

Razel mengangkat satu alisnya. "Lah, emang mau kemana, deh?" tanyanya.

"Adadeh, udah buruan!"

Razel pun langsung menuju kamarnya dan mengganti celananya dengan jeans hitam. Ketika ingin memakai flatshoes, suara berat dari lantai bawah mulai terdengar lagi. "Jangan pake flatshoes!" Akhirnya, ia memilih sepatu converse tali miliknya. 

Tas kecil yang tadi ia pakai, dilempar begitu saja ke atas kasur. Ia meraih tas serut tepat seperti milik Altha. Tas serut hijau stabillo dengan gambar Monster Inc dipakainya.

"Done,"

Altha menoleh, lalu matanya kembali memandangi Razel dari atas sampai bawah. "Perfect!"

***

Sesampainya di Stasiun, Altha langsung menuju peron arah tujuannya dan Razel hanya mengikutinya saja. Sekitar 15 menitan akhirnya kereta yang akan membawa mereka berdua tiba. Di dalam kereta lontaran-lontaran konyol Altha sudah mulai membuat Razel cekikikan sendiri.

"Dasar lo, res-resan kue rangi!"

Razel terkekeh geli, "Dih ngelucu aja, areng serabi!" bales Razel sambil cekikikan.

"Bacot, pori-pori pantat!" balas Altha, kemudian mereka terbahak hingga sorot mata penumpang lainnya terarah ke mereka berdua.

"Cukup, Tha. Malu gue diliatin orang." ujar Razel sambil memegangi perutnya.

"Biarin aja yang penting 'kontas bima' gue ketawa." omongan Altha membuat Razel semakin terbahak.

Kontas Bima? Semacam mobil angkutan se-tipe sama metromini atau kopaja, tetapi sudah jarang terlihat di jalanan.

KentangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang