15: Kecewa

122 18 22
                                    

"Home is where your heart stays."

Althara Fahrezi

***

BEL tanda istirahat pertama berdering dan menjadi satu-satunya suara yang mendominasi di seantereo SMA Fransa.

Razel, Dela, dan Nabila yang sedang berjalan berjejer di koridor mendadak berlari secepat kilat ke arah kantin. Perutnya sudah tak kuasa menahan lapar sehabis pelajaran Bu Wenny tadi.

Sesampainya di kantin, mereka bertiga langsung memesan makanan beserta minumannya. Gelak tawa tak terelakkan dari kedua orang itu, namun tidak dengan yang satunya.

Razel hanya diam, sesekali menanggapi dengan sepatah dua patah kata dari guyonan yang temannya ucapkan dan membuat keduanya semakin ngakak, namun tidak dengan dirinya sendiri yang tetap dengan posisi diamnya.

"Gue rasa Bu Wenny baik sama kelasan kita gara-gara ada Ruslan yang mirip sama pacarnya!" ucap Dela bersemangat lalu menepuk-nepuk meja.

"Kasian doi pejuang LDR, pacarnya di Kalimantan asal lo tau!" balas Nabila tak kalah semangat. Pesanan mereka bertiga pun sampai, dan Dela langsung menyeruput haus es teh miliknya.

"Ya kali dah, kata siapa lo?" 

"Gue 'kan follow instagramnya, terus dia upload foto pake caption gitu pejuang LDR," jawab Nabila sambil memasukkan satu sendok bakso ke dalam mulutnya. "Zel! Diem aja lo! Cepirit?"

Razel, yang sedang mengaduk-aduk minumannya pakai sedotan mendadak menoleh ke Nabila. Ia bingung, apakah mesti cerita ke dua sahabatnya ini?

"Anu---"

"Rizki?"

"Kok Rizki, sih?"

"Terus?"

"Altha."

Nabila, yang lagi mengunyah bakso mendadak tersedak. Buru-buru ia menenggak es teh disamping kanannya. "Aduh, makan hati-hati, dong!" kata Dela spontan.

"Gue kira lo bakal bilang kalo Rizki nembak lo," kata Nabila dan ada jeda. "Kenapa Altha?"

Dahi Razel mengernyit bingung, "Nembak gue?"

"Iya, pas apel kemarin dia bilang sama gue mau nembak lo pas dimana tuh? Cimory, ya?" jelas Nabila dan ada jeda. "Emangnya belum ditembak?"

"Lo salah kali, jelas-jelas pas di Cimory kemarin malahan Altha yang ngajak gue balikan."

"Demi apa?!" Dela dan Nabila sontak menggebrak meja, tatapan tajam semua orang yang di kantin menuju ke mereka berdua. "Lah, Ghina?" tanya Nabila.

"Udah putus katanya."

Nabila berdehem, "Kata gue sih mendingan Rizki, ketua osis, ambalan pramuka, banyak deh jabatan yang dia pegang!" 

"Idih! Itumah selera lo cowok ambis kayak gitu!" Suara Razel memekik, nadanya benar-benar keras. "Buat lo aja, Bil,"

"Terus? Lo udah balikan nih sama Altha?" Kini, giliran Dela yang bersuara. "Belum gue jawab," balas Razel.

"Kenapa lagi?"

"Takut," Wajah Razel terlihat memurung, ada rasa takut yang sangat amat jika ia menyetujui permintaan Altha. "Gue takut ngerasain kayak dulu lagi. Sakit."

***

Althara membuka layar ponselnya dan segera menyalakan koneksi internet di pengaturan, kemudian membuka aplikasi messanger Line miliknya.

KentangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang