Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mingyu menghembuskan napas, "Terus lo balik ke sekolah lagi enggak?" Bambam sedikit melirik kearah kanan, dimana Yugyeom sedang menangkupkan wajahnya dan menatap ke seseorang.
"Izinin gue aja—"
"Enggak segampang itu."
"—gue beliin sesuatu deh besok." Ocehan Mingyu terhenti, "Janji?" Bambam mengangguk. Mingyu nyerocos, "Jawab gue, woi. Emang lo kira gue bisa liat lo janji apa enggak?"
Terkadang teman nya yang satu ini sangat perhitungan. "Iye-iye gue janji," setelah Bambam janji kepada Mingyu, panggilan mereka berakhir. Bambam menaruh ponselnya kembali ke saku dan berjalan kearah Yugyeom.
Yugyeom sibuk menatap sosok Jaebum yang masih damainya menutup kedua mata. Sesekali ia mengusap jemari kakaknya itu dengan lembut, "Hyung." Bambam memegang pundak Yugyeom saat ia memanggil Jaebum.
"Bam."
Bambam tersentak, "Ya?"
"Apa Jaebum hyung bakal datang ke acara lulusan kita?" Tanya Yugyeom tiba-tiba. Bambam tidak tau, ia amat sangat berharap Jaebum bisa bangun sebelum acara kelulusan mereka. Ia mau dirinya dan Yugyeom lulus dengan Jaebum yang sehat.
Tapi Bambam tidak bisa memberikan harapan palsu. Tidak, tidak dengan keadaan Jaebum seperti ini.
Jadi Bambam hanya tersenyum tipis dan sedikit mendekatkan kepala Yugyeom ke pinggangnya, membiarkan teman nya itu menyenderkan kepalanya di badan nya. "Biarin dia istirahat dulu."
.
Ini sebuah cerita tentang 7 laki-laki. Tentang persahabatan mereka, tentang kenangan mereka. Tentang liburan yang mereka inginkan, tentang kecelakaan yang tidak mereka inginkan. Tentang menerima kebenaran dan mengharapkan apa yang pantas diharapkan.
