two

1.2K 113 6
                                    

Hari pertama masuk sekolah sebagai senior di sekolah itu emang bisa dimaanfatin dengan dua hal:

1.) Berlagak senior dan,

2.) pacuan biar cepet-cepet lulus.

Tapi kalo masih semester satu, Bambam sama Yugyeom milih opsi satu, sih. Seperti sekarang, mereka berlari menuju gerbang sekolah. Melewati murid baru kelas 10 dan kelas 11 yang sedang santainya berjalan.

"Gue menang—hh—lagi!" Seru Yugyeom sembari mengatur deru napasnya. Bambam menegakkan badan nya, mencoba untuk stretching. "Jungkook mana? Tumben belum dateng."

Mereka berdua sedang berada didekat pintu utama sekolah, tepatnya di bangku sebelah kanan. Dekat parkiran sepeda, tempat dimana Jungkook sering memarkirkan satu-satunya transportasi yang dia punya.

Yugyeom baru saja ingin menjawab, tapi ada sesuatu yang menahan kata-katanya. Pandangannya menuju kearah gerbang utama, dimana murid-murid baru saja datang. Ketajaman matanya hanya melihat satu orang dari kerumunan itu.

Seorang perempuan dengan rambut dark brown nya, sibuk mengeratkan jaket tebalnya agar tidak kedinginan. Perempuan yang selama ini menyita hati Yugyeom, perempuan yang selama ini Yugyeom sayang dari jauh, perempuan yang sekarang sedang menatap Yugyeom.

Lelaki itu langsung mengerjapkan kedua matanya. Perempuan itu hanya tersenyum tipis dan melambaikan tangan nya kearah Yugyeom. Perempuan itu—Roseanne Park, atau bisa dipanggil Rose.

Saat Yugyeom ingin membalas lambaian nya, ia langsung ditahan oleh seorang laki-laki yang langsung merangkul Rose. Lelaki itu, Koo Junhoe—pacarnya Rose. (Well, tau kan kenapa Yugyeom cuman bisa sayang dari jauh?)

Junhoe menatap sinis Yugyeom sebelum berjalan masuk ke sekolah bersama Rose. Sedangkan Yugyeom? Dia hanya mengerutkan dahinya. "Udah gue bilang, pho-in aja," Yugyeom tersentak karena Jungkook sudah berdiri disebelahnya.

Bukan hanya Jungkook—Mingyu, Dokyeom, Jaehyun, dan Minghao sudah datang malahan. "Mau sampe kapan ngintilin cewek yang udah punya pacar?" Pertanyaan Mingyu membuat Yugyeom menggaruk tengkuknya canggung.

"Enggak usah bawa-bawa cewek dulu ya," ujar Bambam yang mencoba mengalihkan topik. "Mending kita cek jadwal kelas, bisa aja lo pada sekelas sama gebetan nya."

Jaehyun menatap sinis Bambam, "Maksudnya lo sama Mina?" Bambam menelan ludahnya gugup, Jaehyun memang tidak pernah memaafkan nya karena sudah memainkan hati Mina. "Serius, mending kita ke dalem, guys," ajak Yugyeom.

Pada akhirnya, ketujuh laki-laki itu berjalan masuk ke sekolah tercinta mereka.

.

"So, Dokyeom sekelas lagi sama Yuju?" Bambam mengangguk.

"Minghao sama Winwin—itu berdua enggak bisa jauh-jauh ya?" Tanya Mingyu ke Jaehyun. Yang ditanya hanya menutup lokernya dengan keras, "Culun pasti bareng sama culun." Jawaban Jaehyun membuat Mingyu ingin melayangkan sepatunya.

Yugyeom sibuk menatap kertas yang berisi jadwal kelas mereka, "Gue sama Rose?" Lirihnya. Harusnya ia senang, tapi ada sesuatu yang membuat fakta itu tidak senang.

Jaehyun menepuk bahu Yugyeom, "Tenang, kalo si Junhoe ngapa-ngapain lo, call-call aja."

Mingyu nyeletuk, "Babak belur duluan lah dia." Terkadang Jaehyun hanya pintar ngomong, strateginya enggak jalan. Bambam masih sibuk menata lokernya yang masih berantakan, "Kelas gue, gimana?"

"Kelas kita ada murid baru coyyyyy," seru Mingyu sembari menari-nari enggak jelas. Bambam menutup lokernya dan menatap kearah Mingyu, tadinya ia mau bertanya siapa anak barunya.

Tapi tatapan nya langsung menuju seseorang di belakang Mingyu. Seorang perempuan yang sedang berjalan melewati lorong loker murid, sendirian, dengan sebuah buku-buku yang ia genggam.

"Itu dia?" Pertanyaan Yugyeom membuat Bambam membatin, please bukan dia. Ia mencoba memfokuskan pandangan nya, tapi perempuan itu sudah hilang. Lambaian tangan Mingyu didepan wajahnya membuat Bambam kembali ke realita, "Bam? Lo kenapa?"

"Hah?" Bambam menggelengkan kepalanya, "enggak. Gue gapapa." Ia menatap teman-teman nya, "Kuy, ke kelas." Mereka pun berpisah dengan Yugyeom di lorong kelas 12, sebelumnya mereka janji akan bertemu kembali saat istirahat.

Wajah-wajah familiar memenuhi kelas mereka, tetapi Mingyu langsung menarik kedua teman nya agar duduk dibelakang. Walaupun Mingyu adalah salah satu murid pintar di angkatan mereka, kadang otaknya itu terlalu licik.

Saat Mina masuk (Ya, Myoui Mina), Mingyu mau tidak mau berseru. Karena, ia duduk ditengah-tengah orang yang memainkan hati dan menyukai dari hati perempuan itu.

"Bacot lo," ucap Jaehyun. Sedangkan Bambam hanya melempar Mingyu dengan pulpen yang baru ia beli. "Itu tempat duduk buat murid baru, ya?" Tanya Mingyu sembari menunjuk satu tempat duduk yang kosong, berada di barisan ke-2 dari depan.

Beberapa murid menjawab iya, tetapi Bambam sibuk menatap tempat duduk itu sampai tidak tau kalau guru mereka sudah datang. Setelah beberapa sambutan yang menurut Bambam tidak penting, sampai mereka diacara puncak.

"Kamu boleh masuk," suruh gurunya itu. Seorang perempuan masuk ke kelas mereka, ia berdiri disebelah guru itu. "Perkenalkan diri kamu."

Oh god—

"Nama saya Lalisa Manoban—"

mati lo, Bam.

"—dan saya dari Thailand. Mohon bantuan nya," ucap Lisa setelah memperkenalkan diri.

Semuanya harusnya damai, sebelum Mingyu berseru, "BAMBAM! AKHIRNYA ADA YANG DARI THAILAND—Bam, lo kenapa mendelep gitu?" Ya, Bambam tenggelam di kursinya sendiri.

"Kunpimook Bhuwakul," Bambam menegakkan badan nya, "jangan macem-macem kamu. Masih hari pertama ini," Bambam mengangguk. Ia melihat senyum kecil terukir di mulut Lisa. Tell her how much Bambam miss that smile.

"Lisa, kamu bisa duduk disebelah Mina," ya ampun ini masalah dateng mulu. Lisa mengangguk dan ia pun duduk di tempatnya, langsung berkenalan dengan Mina.

Disaat Bambam tambah tenggelam di kursinya dan Jaehyun menggertakan giginya, Mingyu nyeletuk, "Ini waktu di kantin, enggak ada yang saling nyekek, kan?"














hehe halo!
so, ini squad 97 versi ku untuk cerita yugbam ini!

and also kmrn ada yg ultah nih,

happy late birthday y luuuvvvv💚💚💚💚

survival = yug.bam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang