twelve

395 58 8
                                    

Baru hari ke-berapa, udah banyak tugas aja.

Yugyeom menaruh beberapa tumpukan buku diatas meja salah satu guru mata pelajaran nya. "Terima kasih, Kim Yugyeom," ucap sang guru yang masih sibuk mengecek daftar nilai.

"Saya udah boleh pulang kan, bu?" Tanya Yugyeom. Gurunya mengangguk dan Yugyeom pun izin pulang. Hari ini ada rapat panitia wisuda lagi, karena Yugyeom sudah memutuskan keluar, jadi dia akan pulang duluan.

Jungkook berdecak, "Lo seriusan keluar?" Yugyeom mengangguk sembari menutup lokernya, "Gue cowok yang ngelakuin apa yang gue katakan." Yugyeom menatap teman-teman nya yang lain, Minghao izin juga dari rapat, begitu juga Winwin.

Jaehyun sudah duluan pergi ke aula. "Udahlah jangan kayak anak bebek ditinggal induknya," ejek Yugyeom karena melihat ekspresi Jungkook, Mingyu, Dokyeom, dan Bambam. Well, Bambam tidak begitu sedih sih.

Setelah berpisah dengan teman-teman nya, Yugyeom langsung berjalan keluar sekolah untuk menuju ke halte bis. Dengan earphone yang bergantung dikedua telinganya, Yugyeom membiarkan kedua matanya tertutup setelah ia duduk didalam bis.

Hanya butuh 15 menit dari halte sekolah ke halte dekat apartemen nya. Yugyeom sedikit menggerakkan kedua kakinya, menari sesuai irama yang mengalun dari kedua earphone nya.

Sampai-sampai ia hampir terjatuh karena jalanan yang menanjak. Sesampainya didepan pintu apartemen, Yugyeom membuka pintu itu dan langsung melepas kedua sepatunya. Ada sebuah kertas kecil yang menempel di kulkas, pesan dari Jinyoung kalau ia akan pulang malam.

Yugyeom mengambil segelas air putih dan langsung masuk ke kamar. Baru beberapa detik ia meneguk air tersebut, suara ketukan pintu terdengar. "Sebentar!" Yugyeom menaruh gelas itu di tempat cucian, sekaligus tas nya ke sofa.

"Sia—"

"Hai!" Yugyeom tercengang, Rose berdiri didepan nya dengan masih memakai seragam sekolah. "Gue boleh main, enggak?"

Yugyeom mengerjapkan kedua matanya, masih bingung kenapa Rose bisa berdiri didepan pintu apartemen nya. "Lo ngapain disini? Lo tau gue tinggal dimana? Bambam ngasih—"

"Gue ngikutin lo tadi," jawab Rose ditambah dengan kekehan kecil. Cantik-cantik stalker juga, batin Yugyeom berkata. Karena tidak punya pilihan lain, Yugyeom pun mempersilahkan Rose masuk.

Rose berterima kasih dan langsung melepas kedua sepatunya. Ia berlari menuju ruang tamu dan duduk di sofa yang sudah tersedia. Kedua mata lucunya sibuk menelaah isi ruang tamu, termasuk foto-foto yang terpajang.

Yugyeom menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Kalau lo haus, ada minum kok di dapur." Rose mengangguk, pandangan nya terkunci kepada satu pajangan foto. Ia berlari dan mengambil foto itu, "Ini kakak-kakak lo?"

 Ia berlari dan mengambil foto itu, "Ini kakak-kakak lo?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya," jawab Yugyeom. Tangan Rose menunjuk Jaebum, "Dia yang—"

"Korban." Rose terdiam, ia menoleh ke Yugyeom, "Gimana keadaan nya?" Yugyeom mengangkat kedua bahunya tidak tahu. Ia menaruh pajangan foto itu kembali ke tempatnya, "Jinyoung hyung enggak mau ngasih tau gue."

survival = yug.bam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang