Entah mengapa mata yoojung enggan untuk tertutup, padahal tubuhnya sudah pasrah berbaring diatas tempat tidur menunggu matanya yang tak kunjung tertutup.
"Duh kenapa sih mata susah diajak merem"
Yoojung memukul kedua matanya dengan telapak tangannya, berharap matanya akan menurut padanya.
"Ini juga, kenapa otak gue ga bisa di ajak kompromi, aduh gue tuh cape mikirin pak bantet mulu"
Sekarang giliran kepala yoojung yang menjadi korban dirinya sendiri.
"Kalo denger nama pak bantet kenapa berasa ketemu bu kost ya? Bawaanya degdegkan"
Yoojung mengacak rambutnya sendiri dengan kasar, sekali berharap sebuah nama didalam kepalanya dapat menghilang.
"Kalo kaya gini mending gue yang mulai, mulai buat ngakhirin semuanya"
Yoojung menarik selimut hijau miliknya hingga menutup seluruh tubuh mungilnya.
Tak lama. Yoojung menyibak kembali selimutnya dengan kasar dan berteriak.
"GUE BUTUH TIDUUUUUUUR!!"
Satu lagi, seorang gadis harus merelakan jam tidurnya lagi lagi karna seorang 'jimin' didalam pikirannya.
Sepertinya nama jimin sedang ngehits dipikiran para gadis jaman sekarang.
"Aaah"
Berkali kali hayoung menghembuskan udara dari mulutnya. Gadis itu sedari tadi hanya menggulingkan badannya diatas ranjang miliknya.
"Jimin sayang sama hayoung"
"Bukan, gue beneran sayang hayoung"
Dua kalimat itu terus terngiang dibenak hayoung, sesekali senyum hayoung terukir karna kalimat itu.
"Aish hayoung"
Hayoung menyembunyikan wajahnya didalam selimut tebal miliknya. Sekedar untuk menutupi kegugupan yang tengah melanda dirinya.
Cleck
Pintu kamar hayoung terbuka, menampakan sesosok sehun yang menyandar pada kusen pintu.
"Dibawah ada tante"
"Ada ibu?"
Dilain sisi, seorang yang tengah berkelana di pikiran para gadis, jimin. Dia sama saja seperti para gadis yang memikirkannya. Ia rela terjaga ditengah malam karna pikirannya sendiri.
"Gue harus coba"
Ucapnya entah pada siapa. Tangan jimin menggapai dompetnya sendiri diatas naska disamping tempat tidurnya.
Ia bersandar pada punggung kasur, tangannya mengeluarkan sebuah foto seorang gadis dari dalam dompet tersebut.
"Maafin gue"
Ucapnya lirih seraya menatap foto tersebut dengan nanar.
Tangan jimin bergerak menyentuh bagian ujung atas foto tersebut, tangan kanannya menarik foto tersebut kearah depan dan tangan kirinya mendorongnya kebelakang hingga foto tersebut menjadi dua."Bye seul!"
Keesokan paginya dirumah sakit.
"Hai"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Got Married✔️
Short StorySequel of I Got Boy Kamu bisa hidup dengan orang lain, tapi apa kamu bisa bahagia dengan orang lain? ©31/12/2016 - 12/03/2017