29. Bahagia

29K 1.6K 46
                                    

Jangan lupa puter mulmednya ya...:)

Olahraga kick boxing menjadi pelarian satu-satunya untuk Jonathan setelah dia berjanji tidak akan membunuh orang lain lagi. Keringat mengalir membasahi seluruh tubuh Jonathan, kulitnya tampak mengkilat melapisi otot proposionalnya. Begitu juga dengan Darcy. Sepupunya itu mampir sebentar ke kediamannya di Aldan, sebelum melakuan pendakian ke gunung Elbrus dekat perbatasan Georgia bersama seluruh laki-laki di keluarga Giovinco kecuali Jonathan, si kembar Andrew dan Andre karena masih berumur dua belas tahun dan tingkahnya sangat hiperaktif, takut terjadi hal membahayakan mereka. Sedangkan Jonathan harus menjaga Jenny sedang hamil tua. Dan pastinya, Jonathan tidak ingin ketinggalan momen berharga saat anaknya lahir ke dunia. 

"Jonathan kau kembali seperti pecundang seperti saat kalah taruhan dulu." Ejek Darcy sengaja memancing emosi Jonathan. 

"Asal kau tau saja Darcy, tampangmu sangat cantik seperti banci." Jelas sindiran Jonathan mampu meledakkan emosi Darcy. Darcy memang memiliki paras sedikit cantik, dengan bulu mata lentik. Tapi disitulah banyak wanita terkagum padanya. 

Darcy menjatuhkan tinjunya pada wajah Jonathan, dengan cekatan Jonathan menahan pukulan itu dengan kedua lengannya membentuk benteng pertahanan untuk wajahnya. Tak masalah jika tubuhnya penuh luka, tetapi jangan wajahnya. Jenny akan langsung menangis bila dia terluka, kalau luka tubuhnya bisa ia tutupi dengan pakaian. Berhubung, Jenny kehamilan Jenny sering sekali mengalami kram perut dan mereka sepakat untuk tidak melakukan seks sampai dua bulan pasca melahirkan supaya bayi mereka baik-baik saja. Dan dokter memang menyarankan seperti itu.  

Mata Jonathan terus terbuka mencari celah tepat untuk membalas pukulan Darcy. Hantaman telak Jonathan layangkan pada dagu serta bagian rusuk Darcy secara berurutan, membuat Darcy tergerak mundur. 

"Jaga emosimu Darcy, kau akan kalah dariku."

"Jangan pernah mencoba mengajariku Jonathan." Tangan kiri Darcy bergerak cepat menghadiahkan tonjokkan keras tepat di tulang pipi Jonathan. 

Jonathan menyeringai, merasakan tangan Darcy berbungkus lilitan kain putih menghajar wajahnya sampai lembam. Sudahlah, kalau begini Jonathan akan habis-habisan membalas sepupu sialan itu.

"Kalian ini keponakan tak tau diuntung." Beraninya bersenang-senang tanpa mengajak Rhys.

Kedatangan Rhys menambah suasana semakin bergairah akan perang. Gigi Rhys menggigit kain putih mempermudah mengikat kain tersebut pada tangannya. "Jonathan, istri cerewetmu itu sedang mencarimu sekarang, mengomel karena seluruh sepatu kesayangannya kau buang."

Pesta ulang tahun anaknya Emely kemarin, membuat Jenny memakai sepatu sialan tingginya. Dan menyebabkan kakinya terkilir. Hampir saja tubuh Jenny terjatuh melukai kandungannya. Pantaskan, seorang suami melindungi keluarga kecilnya agar jauh dari bahaya. 

"Bersiaplah Darcy, pamanmu ini akan menghajarmu habis-habisan." Posisi Jonathan langsung diambil oleh paman Rhys.

*

*

Suara pecahan gelas mengejutkan Jonathan, saat laki-laki langkahnya hampir mencapai kamarnya, dimana wanitanya sedang berada. "Marta..." suara Jenny terdengar memanggil nama pembantu tuanya. 

"Ada apa Jen?" tanya Jonathan mencoba menahan tubuh Jenny agar tidak berjongkok untuk memungut pecahan gelas. Jus strawberry bercecer kemana-mana di atas lantai kayu. Semenjak hamil, Jenny hanya mengidamkan hal mudah. Seperti berbagai macam jus, tapi yang menggelikan bila Jonathan melihat Jenny dengan gilanya mengejus brokoli, wortel, bayam, strawberry, anggur dan masih banyak lagi di mix menjadi satu dan hebatnya Jenny tidak muntah sama sekali. Padahal trisemester pertama dia kesulitan menelan makanan karena mudah sekali muntah. 

The Ruthless ♠ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang