10. Controls

21.3K 1.6K 13
                                    


'Someone told me love controls everthing, but only if you know'

Mulai sekarang tidak masalah menjadi seorang Valencia Giovinco, jika kemungkinan ini bisa menjadi celahnya untuk meruntuhkan Jonathan. Semangat kembali menyelubungi Valencia seperti manusia yang terlahir kembali.

Valencia mendorong pelan tubuh Jonathan perlahan agar terlepas dari pelukan. Matanya menatap lekat laki-laki itu sambil tangannya bersedekap.

"Aku tidak percaya kalau kau memujaku, buktinya sampai sekarang kita tidak pernah melakukan seks," seru Jenny.

Well, ini era bebas. Dua orang yang baru saling kenal saja bisa langsung melakukan seks tanpa berfikir dua kali.

Jonathan tersenyum tipis lalu mengelus lembut pipi gadisnya seolah dirinya tidak mau terlepas kontak fisik darinya. "Karena aku menahannya"

Valencia tertawa pelan, "aku tidak bisa membayangkan seorang Giovinco sepertimu menahan diri untuk tidak melakukan seks. Laki-laki lain saja mungkin sudah langsung menerkam perempuan lajang apalagi bila tinggal satu rumah."

Jonathan terkekeh menikmati gadisnya mulai bergurau aneh dan perlahan melupakan masalah diantara mereka. Kehadiran perempuan tersebut di dekatnya, membuatnya seolah dia hidup layaknya orang normal lainnya.

Mereka memutuskan untuk melanjutkan obrolan di meja bar sambil memakan camilan waffel buatan Marta dan segelas susu coklat hangat.

"Tunggu disini, aku akan memanggil pelayan," ujar Jonathan, tapi langsung ditahan oleh gadisnya.

"Tidak perlu, aku bisa melayanimu, sir." Balas Valencia penuh percaya diri seperti biasanya.

Akhirnya Jonathan duduk di salah satu kursi bar, matanya tak lepas mengamati gadisnya menyiapkan makanan ringan untuk mereka berdua yang disajikan secara rapih dan cukup cekatan.

Setelahnya, mereka melanjutkan perbincangan. "Coba jelaskan alasanmu kenapa kau menahan diri, aku sungguh penasaran." Valencia berseru di tengah-tengah menikmati waffelnya.

"Aku merasa seolah kau memiliki sebuah trauma hebat tentang seks." Jonathan tiba-tiba menautkan jemarinya pada jemari Valencia. Menunjukkan penekanan kalau dia bisa merasakan rasa ketakutan luar biasa dari gadisnya. Sejak, ketika dirinya sudah menelanjangi gadisnya dan mereka hampir melakukan seks beberapa hari yang lalu.

Diam-diam dia juga pernah menyaksikan gadisnya melakukan manstrubasi. Jonathan mengerti kalau Valencia memiliki kebutuhan seks yang sama besarnya seperti dirinya.

Valencia menegang. Sulit di percaya Jonathan bisa memperhatikannya sedetail itu. Padahal dirinya berusaha menutup rapat masa lalunya yang amat mengerikan, hingga orang lain memandangnya bukan lagi seorang perempuan rapuh.

Kejadian lima tahun yang lalu membuat Valencia jera dan mengalami trauma hebat bila laki-laki menyentuh bagian tubuh intim miliknya. Mau bagaimana lagi, jika memang ini sudah takdirnya, dirinya tidak bisa lagi memiliki kendali atas libidonya hingga membuat sebagian hidupnya terganggu. Dirinya harus melakukan pelepasan agar hidupnya kembali normal layaknya gadis biasa. Melakukan manstrubasi adalah solusi tanpa masalah.

Sayangnya, itu tetap menjadi masalah untuk diri Jenny. Hatinya sering merasa sedih dan selalu menyalahkan dirinya sendiri. Hidupnya seolah tidak bisa lagi tenang.

"Maaf aku tidak bisa melakukan lebih. Aku terlalu takut." Jonathan telah melepaskan genggaman pada kedua tangan Valencia supaya perempuan itu bisa bebas memeluknya jika dia butuh sebuah sandaran.

"Aku tidak bisa Jonathan. Aku sudah pernah mencobanya dengan laki-laki lain dan berakhir trauma menerjangku lagi." Valencia benci sekali membahas masalahnya tentang seks.

Segera Jonathan menghapus guliran air mata gadisnya dengan ibu jarinya.

"Don't cry baby ," sendu Jonathan sungguh-sungguh dari lubuk hatinya.

"Kau bisa mencobanya lagi. Aku akan sabar menghadapimu," lanjut Jonathan meyakinkan diri Valencia.

Valencia terdiam cukup lama saat Jonathan bertanya apa yang pemerkosa itu lakukan padanya. "BDSM," tukasnya sambil meminum perlahan susu coklatnya. Matanya memandang kosong sekitar.

"Seharusnya BDSM tidak di lakukan secara paksa. Kau sangat hebat mengendalikan libidomu sayang setelah mengalami kejadian buruk itu" Jonathan membelai lembut rambut gadisnya dengan senyuman terpantri di bibirnya.

Jonathan membiarkan Valencia menghabiskan makannya sebelum merekamelakukan aktivitas yang dapat menguras banyak energi. Secara tersirat gadisnya mengharapkan melakukan seks dengannya dan dirinya paham betul bagaimana tingkah seseorang sedang terangsang.

"Aku akan melakukan BDSM juga padamu" suara dingin Jonathan membuat bulu roma Valencia bergidik ngeri, tapi ucapan Jonathan lebih membuatnya ketakutan. Jika Jonathan mengajukan sebuah perintah sekalipun, dia akan menolak mentah-mentah.

"Aku akan membunuh kenangan burukmu atas BDSM dengan cara membuat kenangan menakjubkan BDSM yang akan kuberikan padamu" Jonathan dapat menangkap gerak-gerik Valencia ingin segera lari menuju kamar. Lalu dengan cepat Jonathan menautkan kembali jemarinya pada jemari gadisnya.

"Semua akan baik-baik saja sayang" lanjut Jonathan

"Boleh aku memelukmu? sepertinya aku membutuhkan sebuah pelukan untuk menenangkanku" sendu Valencia.

"Oh jangan sunkan padaku sayang. Aku sangat senang kau jujur padaku"

Valencia bergerak mendekati Jonathan dan menikamati tubuhnya memeluk tubuh Jonathan yang hangat. Wangi Luxury mahal menyenangkan diri Valencia secara naluri. Detak jantung Jonathan begitu teratur tertangkap di pendengarnya. Ia menyukai tubuh Jonathan.

"Kau sangat nyaman" jujur Valencia. Ia tidak menyangka akan senyaman ini berada di pelukan seorang laki-laki.

"Kau juga" Jonathan membiarkan dirinya juga membalas pelukan gadisnya. Dirinya entah kenapa terasa utuh padahal biasanya ia selalu terlingkupi oleh nafsu saja.

"Ayo" Jonathan melepaskan pelukannya lalu menggandeng tangan Valencia menuju kamarnya. Harus diperjelas ini kedua kalinya Jonathan membiarkan ada perempuan asing masuk kekamarnya.

~~~~~TBC~~~~

Part selanjutya aku privat karena mengandung adegan 19+. Thanks :)

The Ruthless ♠ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang